Selasa, 13 Desember 2016

PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KESEHATAN REPRODUKSI

Selamat Belajar, Semoga Bermanfaat !!!



PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MAHASISWA KEBIDANAN PADA KESEHATAN REPRODUKSI





    Oleh :
IMA AUFYA HIDAYAH    163112540120061
ISTIANA EKA PUTRI       163112540120020
NOVA NOVIANTY             163112540120059
MONA WULANDARI        163112540120018
SHUFI  RAHMATILLAH 163112540120111
SHINTA KARLINA            163112540120120
SYIFA UNAJAH                  163112540120037

UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI DIV KEBIDANAN
                                            TAHUN 2016/2017




KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “ Penggunaan Internet Sebagai Media Pembelajaran Mahasiswa Kebidanan Pada Kesehatan Reproduksi”.
Kami berharap agar setelah membaca dan mempelajari makalah ini, pembaca dapat memiliki pertambahan pengetahuan yang lebih baik dan proses implementasi, baik dalam bidang ilmu dunia, maupun ilmu akhirat.
Kemudian, mengingat proses makalah ini kami merasa sangat jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami selalu membuka diri untuk  mendapatkan berbagai masukan dan kritikan agar kelak pembuatan makalah selanjutnya lebih baik lagi.






Jakarta, 10 Desember 2016


Penulis


DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................          i
Daftar Isi .....................................................................................................          ii
BAB I Pendahuluan ....................................................................................          1
           Latar Belakang .................................................................................          1
           Tujuan ..............................................................................................          5
          Metedologi Penulisan.........................................................................          5
BAB II Tinjauan Pustaka.............................................................................          7
           Konsep Pemanfaatan Internet Untuk Pembelajaran ........................          7
           Keuntungan dan Kerugian Internet .................................................          8
           Penggunaan Internet dalam Dunia Pendidikan................................          13
           Teori Pendidikan Kesehatan Reproduksi..........................................          14
          Penerapan Internet dalam Konsep Pendidikan Kesehatan Reproduksi       16
           Peran Internet dalam Pembelajaran Kesehatan Reproduksi.............          17
BAB III Kesimpulan Dan Saran..................................................................          17
            Kesimpulan......................................................................................          20
            Saran ...............................................................................................          21
Daftar Pustaka ............................................................................................          22



BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Datangnya teknologi komunikasi baru, ditandai dengan meningkatnya jumlah dan berbagai macam teknologi (tahun 1980-an) yang berbasis pada teknologi elektronik. Yang lebih penting adalah “alam” atau nature  bagaimana media baru tersebut berfungsi, terjadi pertukaran informasi from many to many. Alam interaktif dibuat mungkin oleh elemen komputer yang terhubung menjadi jaringan (network) dan didukung peralatan seperti satelit. Hal tersebut sangat berarti dalam studi komunikasi dengan datangnya teknologi komunikasi baru, atau setidaknya menjadi kajian yang baru bagi ahli komunikasi untuk meneliti dan merumuskan kembali kemungkinan berubah paradigma lama tentang komunikasi dengan cara-cara yang “tradisional” menjadi pola komunikasi “bermedia” yang interaktif. Klasifikasi yang mungkin terjadi perubahan adalah arus pesan mengalir dari besarnya audience, segmentasi, tingkat interaktifitas, tingkat asynchronicity  (kemampuan untuk menyimpan), isyarat nonverbal, privasi dan kontrol arus komunikasi. (Rogers, 1986)
Karakteristik sistem komunikasi manusia sebagai akibat teknologi komunikasi baru adalah : Interactivity, kemampuan untuk ‘talk back’ kepada penggunanya artinya komponen teknologi elektronik yang ada memungkinkan adanya komunikasi dengan medianya secara automatic atau mechanical reaction, dan atau memungkinkan terjadi komunikasi interpersona melalui media atau ‘machine assited interpersonal communication’.  Makna interaktif yang pertama lebih sebagai reaksi mekanik yang terprogram di media, dan makna interaktif yang kedua mengandung artian mutual responsif yang lebih bertendensi pada human response yang didalamnya terdapat berbagai kemampuan seperti kecakapan untuk mendengar, terus-menerus, dan kecakapan intelegensi dalam merespon pesan yang disampaikan. Interactivity  yang dimaksud adalah kualitas dari sistem komunikasi seperti perilaku komunikasi yang diharapkan ; keakuratan, lebih efektif, dan lebih menyenangkan bagi para komunikan dalam proses komunikasi. Meskipun dengan adanya teknologi komunikasi baru yang bersifat interaktif, namun faktor individu yang aktif menentukan mau interaktif atau tidak. (Rogers, 1986).
Pada tahun 2010, pengguna internet di seluruh dunia mencapai 2,267,233,742. Paling banyak pengguna internet yaitu di China yaitu sebanyak 456,238,464 atau 34% dari jumlah populasinya. Sedangkan Indonesia menduduki posisi ke-10 dengan 22,110,119 pengguna internet atau 10% dari jumlah populasi. Pada tahun 2009, terdapat 31 juta pengguna internet di Indonesia. Per tahun, pertumbuhan pengguna internet di Indonesia adalah sebesar 49%. Tujuh puluh persen di antaranya berusia kurang dari 35 tahun. Mereka inilah yang disebut sebagai penghuni dunia digital (digital natives) yang sebenarnya. (http: //sarahyess.wordpress.com )
China yang nama lengkapnya Republik Rakyat China punya populasi penduduk sekitar 1,34 miliar di tahun 2012. Pengguna internet di sana mencapai sekitar 538 juta orang. Sebuah survei yang diselenggarakan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia tahun 2012 mencapai 63 juta orang atau 24,23 persen dari total populasi negara ini. Diprediksi jumlah ini akan membengkak menjadi 82 juta pengguna internet pada tahun 2013, baik melalui desktop maupun perangkat mobile. Dilihat dari klasifikasi umur, pengguna terbanyak Internet masih berusia 12-34 tahun, yang mencapai 64 persen dari total pengguna. (http://tekno.kompas.com). Pada tahun 2008, Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat ke-3 dalam penggunaan internet, setelah Jakarta dan Jawa timur. Sedangkan pada tahun 2012, Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat 1 dalam penggunaan internet mmenurut APJII. (http://rinagu.wordpress.com)
Pengguna internet global sendiri, menurut International Telecommunication Union (ITU) mencapai angka 2, 421 miliar pada 2011 dari 2, 044 miliar pada tahun sebelumnya. Pengguna internet global sendiri, menurut International Telecommunication Union (ITU) mencapai angka 2, 421 miliar pada 2011 dari 2, 044 miliar pada tahun sebelumnya.
Partisipasi berikutnya dari pengguna internet untuk pendidikan, adalah pengembangan konten pendidikan dan kreatif sebesar-besarnya. Dengan semakin banyak dan beragamnya konten pendidikan, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dicapai lebih baik. Karena untuk selalu kita ingat, kelebihan yang dimiliki oleh Indonesia adalah, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, dengan kebebasan pers yang relative berimbang dengan televisi sebagai media paling berpengaruh. Internet telah menjadi kebutuhan penting. Bahkan bagi sebagian orang, internet telah menjadi kebutuhan primer. Perkembangan teknologi mobile telah memberi kemudahan-kemudahan untuk dapat mengakses media informasi global ini.
Perkembangan teknologi komputer (informasi) yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi komputer relatif tertinggal. Sebagai contoh, ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan pengembangan billing system. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang padat modal-padat karya, tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan bagian kecil.
Di dunia medis, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat (kurang lebih 750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter akan cepat tertinggal jika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk mengupdate perkembangan terbaru. Konvergensi dengan teknologi komunikasi juga memungkinkan data kesehatan di-share secara mudah dan cepat. Dengan berbagai potensinya ini, adalah naif apabila manajemen informasi kesehatan di rumah sakit tidak memberikan perhatian istimewa. Artikel ini secara khusus akan membahas perkembangan teknologi informasi untuk mendukung manajemen rekam medis secara lebih efektif dan efisien
Perkembangan teknologi informasi dari waktu ke waktu semakin terasa di kehidupan kita. Penggunaan internet semakin marak, hampir di setiap aktivitas kita, penggunaan internet menjadi media yang sangat membantu, termasuk dalam dunia pendidikan. Pemanfaatan internet dalam proses pembelajaran akan membantu dunia pendidikan dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas peserta didiknya. Pemanfaatan internet memungkinkan peserta didik melakukan komunikasi dengan sumber ilmu secara lebih luas bila dibandingkan dengan hanya menggunakan media konvensional. Saat ini pembelajaran melalui media internet atau e-learning menjadi trend baru dalam metode pembelajaran.
Keberhasilan pendidikan di perguruan tinggi tidak lagi tergantung atau mengacu kepada pengajar atau dosen tetapi mengacu kepada keaktifan pelajar atau mahasiswa. Selain sumber belajar berupa perpustakaan yang tersedia di kampus, penggunaan internet memberikan kemudahan dalam menggali ilmu pengetahuan. Melalui internet mahasiswa dapat mengakses berbagai literatur dan referensi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dengan cepat, sehingga dapat mempermudah proses studinya.
Dari hasil penelitian Evi Anindya Hapsari (2011), terdapat korelasi yang signifikan antara pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dengan prestasi akademik mahasiswa pada mata kuliah Geografi.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh Nurul Dini (2013) di lapangan, didapatkan bahwa penugasan dari mata kuliah kesehatan reproduksi mengharuskan mahasiswa untuk mencari informasi dari internet dengan materi tentang isu gender. Wawancara ke objek penelitian terdapat beberapa mahasiswa yang mengatakan bahwa penggunaan internet pada pengerjaan tugas kesehatan reproduksi sangat penting karena media lain seperti buku sumber sulit didapat, tetapi sebagian orang mengatakan sebaliknya karena mereka tidak mengerjakan sendiri tetapi menyuruh kepada orang lain. Akan berbeda hasilnya jika dalam pengerjaan tugas mata kuliah kesehatan reproduksi dilakukan sendiri olehnya dengan hasil pekerjaan yang dibuatkan oleh orang lain. Mahasiswa yang menggunakan jasa orang lain untuk mengerjakan tugas mempunyai berbagai alasan, diantaranya malas ke warung internet (warnet) karena tidak mempunyai modem, malas mengisi pulsa modem bagi yang punya modem dan malas mencari materinya yang dirasa sulit walaupun modem terisi pulsa. Dari hasil observasi tersebut, didapatkan bahwa mahasiswa malas menggunakan internet dengan berbagai alasan.
  1. Tujuan
Mengetahui penggunaan internet sebagai media pembelajaran mahasiswa kebidanan pada kesehatan reproduksi
  1. Metodelogi Penulisan
Metode penulisan yang penulis gunakan adalah penelitian study literature. Yang di maksud dengan penulisan study literature adalah penulisan yang di peroleh dari beberapa buku dan internet. Sesuai dengan pengertian tersebut penulis menghubungkan data-data yang penulis dapat antara yang satu dengan yang lain.

  
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
  1. Konsep Pemanfaatan Internet Untuk Pembelajaran
            Internet, singkatan dari Interconnection And Networking, adalah jaringan informasi global. Internet diluncurkan pertama kali oleh J.C.R. Licklider dari MIT (Massachusetts Institute Technology) pada bulan Agustus 1962.  Rusman (2007) menyebutkan bahwa Internet merupakan perpustakaan raksasa dunia, karena di dalam Internet terdapat milyaran sumber informasi, sehingga kita dapat menggunakan informasi tersebut sesuaidengankebutuhan.

            Pemanfaatan Internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. “Through independent study, students become doers, as well as thinkers” (Cobine, 1997). Para siswa dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik (Gordin et. al., 1995).

Pemanfaatan Internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut : 1. Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas.
2. Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa.
3. Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing.
4. Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing siswa.
5.Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran.
6. Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik siswa; dan memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara online.

Perkembangan/kemajuan teknologi Internet yang sangat pesat dan merambah ke seluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai negara, institusi, dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk di dalamnya untuk pendidikan/pembelajaran. Berbagai percobaan untuk mengembangkan perangkat lunak (program aplikasi) yang dapat menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan/pembelajaran terus dilakukan.
  1. Keuntungan dan Kerugian Internet
             Berdasarkan paparan diatas, terlihat bagi kita bahwa teknologi informasi, khususnya internet memiliki peranan yang sangat penting dalam setiap dimensi pendidikan. Internet memberikan kontribusi yang sangat besar didalam membantu setiap dimensi yang ada untuk selalu mendapatkan informasi yang up to date. Jaringan internet merupakan salah satu jenis jaringan yang popular dimanfaatkan, karena internet merupakan teknologi informasi yang mampu menghubungan komputer di seluruh dunia, sehingga memungkinkan informasi dari berbagai jenis dan bentuk informasi dapat dipakai secara bersama-sama. Demikian juga dalam dunia pendidikan, berkat adanya jaringan internet, maka dapat membantu setiap penyedia jasa pendidikan untuk selalu mendapat informasi-informasi yang terkini dan sesuai dengan kebutuhan.Pemanfaatan internet pada saat ini masih berada pada level perguruan tinggi, dan itupun belum merata. Sedangkan pada level SD sampai dengan SMU/SMK, pemanfaatan internet masih sangat minim dan terbatas pada daerah perkotaan yang sudah memiliki jaringan atau koneksi internet. Dilain pihak dalam dunia pendidikan, diperhadapkan pada kendala bahwa metode pembelajaran konvensional yang diterapkan saat ini sudah tidak memenuhi kebutuhan dunia pendidikan yang ada.
Asep Saepudin (2003), menyatakan bahwa pada jenjang dan jalur pendidikan lain di mana proses belajarnya relatif masih konvensional (tatap muka), yang sesungguhnya sudah tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan pendidikan untuk masyarakat yang semakin kompleks, memerlukan inovasi dan media yang mampu menangulanginya.dengan diselenggarakannya program pendidikan jarak jauh seperti Program Belajar Paket A dan Paket B, SMP Terbuka yang didirikan pada tahun 1979, Universitas Terbuka sejak tahun 1984, serta pendidikan guru tertulis pada tahun 1955, dan program pendidikan dan pelatihan jarak jauh di berbagai departemen (A.P. Hardhono, 1997), termasuk usaha menuntaskan program Wajar 9 tahun dengan memakai sistem pendidikan jarak jauh, adalah fakta bahwa pendidikan konvensional (tatap muka) tak mampu lagi memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat hampir di semua jenis dan jenjang. Keterbatasan ini dikarenakan oleh beberapa kendala, di antaranya.
1. kendala dari pihak pemerintah yaitu terbatasnya dana untuk menambah lahan, gaji tenaga pengajar, serta terbatasnya sumber daya manusia yang akan menjadi pengajar pada institusi yang akan dibangun.
2. kendala dari pihak peserta belajar (masyarakat) itu sendiri yaitu, selain jauhnya jarak tempat tinggal dengan pusat sekolah, juga sebagian besar di antara mereka telah bekerja. Berdasarkan pernyataan diatas, maka nampaklah bagi kita bahwa metode yang ada saat ini tidak lagi menjamin untuk menghasilkan kualitas sumberdaya manusia dalam dunia pendidikan. Hal ini menyebabkan perkembangan pendidikan yang ada sat ini cenderung tertinggal dibandingkan dengan Negara lainnya.
Guna menjembatani ketimpangan dan kelemahan diatas, maka kehadiran teknologi informasi, terkhususnya internet sangat penting dan mutlak dalam memenuhi kebutuhan dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, Asep Saepudin (2005) menyatakan beberapa manfaat kehadiran teknologi informasi terkhususnya internet:
1. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap kantor telah memiliki dan menggunakan komputer. Demikian juga pada setiap keluarga, terutama diperkotaan komputer sudah menjadi fasilitas biasa dan dapat dioperasikan oleh hampir semua anggota keluarga. Jumlah keluarga yang mempunyai komputer menunjukan peningkatan sebagai hasil kemajuan dari perkembangan ekonomi. Ini berarti bahwa jumlah masyarakat yang mempunyai akses terhadap komputer meningkat dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, program pendidikan berbasis komputer dapat dikembangkan untuk kelompok (masyarakat) ini.
2. proses penyampain materi ajar yang akan ditransformasikan kepada peserta belajar dapat lebih efektif dan efisien, karena di Indonesia sudah banyaknya dibuat software pendidikan oleh para pakar komputer, walaupun tergolong pada fase “early stage” dan bersifat sporadis dan belum terkoordinir dengan baik. Saat ini sudah banyak software pendidikan yang bermutu tinggi, namun biasanya software tersebut adalah buatan luar negeri sehingga muncul kendala baru yaitu masalah bahasa inggris.
Beberapa contoh software pendidikan yang dikenal diantaranya: computer assisted instruction (CAI), yang umumnya software ini sangat baik untuk keperluan remedial. intelligent computer assited instructional (ICAL), dapat digunakan untuk material tau konsep. Computer assisted training (CAT), computer assisted design (CAD), computer assisted media (CAM), dan lain-lain.
Berdasarkan pemahaman diatas, nampaklah bagi kita bahwa kehadiran internet dalam dimensi pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak, dan sudah merupakan kebutuhan. Sebagai suatu kebutuhan, maka kehadiran internet pada dasarnya sangat membantu dunia pendidikan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih kondusif dan interaktif. Dimana para peserta didik tidak lagi diperhadapkan dengan situasi yang lebih konvensional, namun mereka akan sangat terbantu dengan adanya metode pembelajaran yang lebih menekankan pada aspek pemakaian lingkungan sebagai sarana belajar.
Oleh karena itu, Elangoan, 1999, Soekartawi, 2002; Mulvihil, 1997; Utarini, 1997, dalam soekartawi (2003), menyatakan bahwa internet pada dasarnya memberikan manfaat antara lain:
1) Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
2) Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadual melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari;
 3) Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
 4) Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.
 5) Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
6) Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif;
7) Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi mereka yang bertugas di kapal, di luar negeri, dsb-nya.
Berdasarkan hal tersebut, maka ada beberapa keuntungan jikalau kita menggunakan internet sebagai media pembelajaran dalam pendidikan:
1.      Frekuensi tatap muka bukan lagi menjadi suatu kebutuhan yang mutlak, namun hal ini busa diakali dengan penyediaan bahan-bahan pengajaran yang dapat langsung diakses melalui internet
2. Para peserta didik dapat langsung mendapatkan bahan-bahan yang  selalu up- to date.
3. Para peserta didik dapat memperkaya bahan-bahan yang ada dengan melakukan pencaharian di internet.
Manfaat internet pada dasarnya tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan yang ada. Hal ini sangat tergantung pada institusi pendidikan, apalagi jikalau metode ini dipergunakan maka akan berimplikasi pada : 1) ketersediaan sarana pendukung yang harus menunjang; 2) ketersediaan jaringan internet yang memadai; 3) serta perlu pula didukung oleh tingkat kecepatan yang memadai.
Dilain pihak, Bullen, (2001), Beam, (1997), dalam Soekartawi (2003), menyatakan bahwa kelemahan penggunaan internet adalah :
1) Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar;
2) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial;
3) Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan;
4) Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran  konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT;
 5) Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal;
 6) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon ataupun komputer);
 7) Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan soal-soal internet;
8) Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
Berdasarkan pemahaman diatas, maka nampaklah bagi kita bahwa internet pada dasarnya memiliki peranan yangcukup besar dan sangat penting dalam pengembangan pendidikan. Namun hal ini juga perlu ditunjang oleh ketersediaan sarana-prasarana yang mendukung, serta kesiapan pendidikan dan peserta didik untuk beradaptasi dengan teknologi internet.
  1. PENGGUNAAN INTERNET DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Secara detail peranan internet di dalam dunia pendidikan khususnya bagi guru adalah sebagai berikut :
1. meningkatkan pengetahuan
2. berbagi sumber dengan seprofesi
3. kerjasama dengan guru diluar negeri
4. partisipasi dalam forum pendidikan
5. sumber bahan ajar
Sedangkan peranan bagi siswa sebagai berikut :
1. sumber pengetahuan
2. meningkatkan komunikasi dengan siswa lain
3. media praktek dari teori yang telah dipelajari.
  1. Teori Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah  keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistim, fungsi-fungsi dan proses reproduksi (cholil,1996).
1.      Empat Komponen Prioritas Kespro
Hak reproduksi merupakan hak setiap individu atau pasangan untuk mendapatkan :
· Kemampuan reproduksi
· Keberhasilan reproduksi
· Keamanan reproduksi
Berdasarkan penjelasan diatas diketahui pula bahwa ada empat pilar utama kesehatan reproduksi menurut ICPD ( 1994 ), yaitu :
a.    Women Health
b.    Infant and Child Health
c.    Prevention and Treatment of STDs
d.    Fertility Regulation
Kesehatan reproduksi ibu dan bayi baru lahir meliputi perkembangan berbagai orangan reproduksi mulai dari sejak dalam kandungan, bayi, remaja, wanita usia subur, klimakterium, menopause, hingga meninggal. Kondisi kesehatan seorang ibu hamil mempengaruhi kondisi bayi yang dilahirkanny, termasuk didalamnya kondisi kesehatan organ-organ reproduksi bayinya. Permasalahan kesehatan reproduksi remaja termasuk pada saat pertama anak perempuan mengalami haid atau menarche yang bisa berisiko timbulnya anemia, perilaku seksual yang mana bila kurang pengetahuan dapat tertular penyakit hubungan seksual, termasuk HIV/AIDS. Ramaja yang menginjak masa dewasa bila kurang pengetahuan dapat mengakibatkan risiko kehamilan usia muda yang mana mempunyai risiko terhadap kesehatan ibu hamil dan janinya.
Penerapan pelayanan kesehatan reproduksi oleh Depkes RI dilaksanakan
secara integratif memprioritaskan pada empat komponen kesehatan reproduksi yang menjadi masalah pokok di Indonesia yang disebut Paket Pelayanan Kesehatan Rreproduksi Esensial ( PKRE ) yaitu :
a.    Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
b.    Keluarga berencana
c.    Kesehatan reproduksi remaja
d.   Pencegahan dan penanganan infeksi saluran reproduksi, termasuk   HIV/AIDS Sedangkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif
(PKRK) terdiri dari PKRE ditambah kesehatan reproduksi pada usia lanjut.
Sasaran program kesehatan reproduksi, antara lain adalah :
(1) Penurunan angka prevalensi anemia pada wanita ( usia 15-49 tahun ) (2) Penurunan angka kematian ibu hingga 59%; semua wanita hamil mendapatkan akses pelayanan prenatal, persalinan oleh tenaga terlatih dan kasus kehamilan resiko tinggi serta kegawatdaruratan kebidanan, dirujuk ke fasilitas kesehatan
(3) Peningkatan jumlah wanita yang bebas dari kecacatan/gangguan sepanjang hidupnya sebesar 15% diseluruh lapisan masyarakat.
(4) Penurunan proporsi bayi berat lahir rendah ( <2,5 kg )
(5) Pemberantasan tetanus neonatarum ( angka insiden diharapkan kurang dari satu kasus per 1000 kelahiran hidup ) disemua kabupaten
(6) Semua individu dan pasangan mendapatkan akes informasi dan pelayanan pencegahan kehamilan yang terlalu dini, terlalu dekat jaraknya, terlalu tua, dan terlalu banyak
(7) Proporsi yang memanfaatkan pelayanan kesehatan dan pemeriksaan dan pengobatan PMS minimal mencapai 70% ( WHO/SEARO,1995 ).
Aplikasi teori kesehatan reproduksi lebih menunjuk pada peran guru dalam pembelajaran kesehatan reproduksi sebagai fasilitator bagi para siswa. Guru memberikan penjelasan mengenai kesehatan reproduksi dari segi pengetahuan dan segi moral. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.

  1. Penerapan Internet di dalam Konsep Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Peran seorang guru tidak bisa digantikan oleh internet. Namun seorang Guru dapat menggunakan media internet untuk memfasilitasi para siswanya. Melalui internet para siswa dapat mencari bermacam-macam informasi yang bermakna bagi kehidupannya.
Peranan internet di bidang kesehatan reproduksi adalah selain mudahnya mengakses informasi kesehatan reproduksi secara praktis, bisa juga mempengaruhi pola berfikir masyarakat di bidang kesehatan. Bagi para siswa peranan internet ini memudahkan mereka mendapatkan laporan secara berkala dan bisa mengetahui sejak dini tentang gangguan kesehatan reproduksi secara umum. Bagi para guru peranan ini memudahkan mereka memperoleh gambaran kesehatan reproduksi secara umum pada setiap murid.  Dan bagi yang ingin menjadi dokter, internet ini sangat bermanfaat karena akan memudahkan mereka mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi.
Sebagai media tutorial, internet memiliki keunggulan dalam hal interaksi, menumbuhkan minat belajar mandiri serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa / anak. Internet memungkinkan siswa mengambil dan mengolah ilmu pengetahuan ataupun informasi dari situs-situs yang dikunjunginya tanpa adanya batasan jarak dan waktu. Di samping itu masih ada manfaat lain yang didapat dari internet, misalnya surat menyurat (E-mail), berbincang (chatting), mengambil dan menyimpan informasi (download).
Guru diharapkan tetap mengarahkan dan membimbing siswa disaat siswa mencari dan menemukan sumber informasi, agar mengarah ke pemahaman yang bersifat positif.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Renate Motschnig-Pitrik dari University of Vienna menyatakan bahwa kegiatan Student-Centred-Internet-Assisted Teaching (SCIAT) dengan menggunakan internet sangat efektif untuk pembelajaran. Karena setelah para siswa berkonsultasi dengan guru sebagai fasilitator, siswa dapat mencari dan mengeksplorasi informasi relevan sebanyak-banyaknya di internet untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi.
SCIAT juga sangat cocok untuk mengatur pribadi masing-masing siswa dalam tim yang bekerja sama dalam sebuah projek, untuk dapat memberikan kontribusinya sesuai dengan kemampuan dan keahlian para siswa. Melalui internet mereka dapat mendokumentasikan dan mendiskusikannya kembali. Hal ini sangat berguna untuk perkembangan aktualisasi diri mereka sesuai dengan minatnya masing-masing.
Di dalam konsep pendidikan kesehatan reproduksi siswa dituntut untuk aktif dan mandiri didalam belajar dengan mencari informasi diinternet dan mendiskusikannya dengan tim sesama siswa dan guru sebagai fasilitator.
  1. Peran Internet Dalam Pembelajaran Kesehatan Reproduksi
Pengguna internet di dunia pada tahun 2011 telah mencapai kurang lebih 2 milyar pengguna. Di Kawasan Asia menyumbang 56% populasi manusia dari seluruh dunia pengguna internet tersebut. jumlah yang sebanyak itu, mungkin dapat dengan mudah kita simpulkan bahwa pengguna Internet di kawasan Asia juga akan lebih banyak dari kawasan lain di dunia. Asia hanya menyumbang 44.2% dari keseluruhan jumlah pengguna di seluruh dunia. Atau dengan kata lain dari jumlah estimasi penduduk di 2011 yang sebesar 3.879.740.877 penduduk, hanya sejumlah 932.393.209 penduduk yang sudah menjadi pengguna Internet (Nugraha, 2011)
Tercatat penetrasi Internet di kawasan Asia hanya mencapai 23.8% hingga bulan Maret 2011. Pada tahun 2012 data pengakses internet di dunia mencapai 2.27 miliar atau 33% dari penduduk dunia lama mengakses 4 jam per hari, sedangkan pada tahun 2012 pengakses facebook/media sosial terbesar dengan 900 juta pengguna (Nugraha, 2011)
Indonesia sebagai suatu negara yang menjadi bagian dari globalisasi teknologi informasi tidak terlepas dari berbagai akibat yang timbul oleh maraknya arus informasi tanpa kontrol. Era globalisasi secara positif memberikan muatan ilmu pengetahuan dan kemudahan-kemudahan dalam mencari informasi, tetapi secara negatif juga bermuatan materi pornografi yang mempertontonkan dan memperdengarkan perilaku seksual melalui majalah, surat kabar, tabloid, buku-buku, televisi, radio, internet, film-film dan video.
Indonesia pun masih kalah dari Malaysia yang berhasil meraih 58.8% untuk urusan penetrasi pengguna Internet. Tetapi hal yang cukup unik adalah masalah pengguna facebook di Indonesia. Indonesia menjadi negara nomor 1 di Asia dalam hal pengguna facebook. Bisa secara kasar disimpulkan bahwa masyarakat kita cukup antusias dengan konten berbau sosial network di internet (Measure, 2010) Per Mei 2011, pengguna Internet dominan lain di Indonesia adalah dari kalangan usia 21-24, usia 35-40, kemudian usia 31-34. Pengguna berusia 15-20 tahun berada di posisi berikutnya. Adapun persentase jumlah pengguna internet yang paling sedikit adalah berasal dari usia 51-54 tahun. Angka pertumbuhan pengguna Internet di Kota Bengkulu masih didominasi oleh anak muda dari kelompok umur 15-30 tahun. Di masing-masing kota terdapat sekitar 50 persen hingga 80 persen dari pengguna Internet merupakan kaum muda (Nugraha, 2011).
Hasil proyeksi penduduk Bengkulu berdasarkan SUPAS 2005 menunjukkan bahwa jumlah remaja di Propinsi Bengkulu tahun 2010 ada 686.998 jiwa atau 40,01 % dari jumlah penduduk 1.713.393 jiwa, sedangkan jumlah remaja 155.263. Berdasarkan data terakhir 2010 tercatat kapasitas pengguna internet 5.631 jaringan, pengguna facebook/sosial media 5.350 dan pengguna media belajar 4.150 (Nugraha, 2011).
Dari hasil penelitian (Ismiati,2014) Variabel penggunaan media internet yang berhubungan dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dari hasil penelitian hampir seluruh responden menggunakan penggunaan media internet yang rendah 67.7%. Setengah dari responden (51.1%) berpengetahuan kurang baik tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas dan sebanyak (48.9%) berpengetahuan baik tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas. Variabel yang berpengaruh terhadap pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas adalah penggunaan media internet nilai OR= 2.559.
Menurut Leaner dan Spainer, faktor yang berpengaruh terhadap minat dan perilaku remaja yaitu media internet ataupun dalam mengakses situs-situs yang ada di dalam internet. Adanya informasi seks lewat teknologi yang canggih serta media massa, maka semakin banyak informasi yang memberikan rangsangan seksual dan mudah di jumpai. Dengan demikian, remaja yang sedang dalam periode ingin mengetahui akan mencoba meniru apa yang dilihat dan apa yang di dengar dari media. Kecenderungan pelanggaran makin meningkat oleh karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa yang dengan adanya teknologi yang canggih.





BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
  1. Kesimpulan
Pada dasarnya internet memberikan kemudahan bagi kita didalam mengembangkan pendidikan dan pengajaran dalam bidang kesehatan reproduksi. Kehadiran internet untuk saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi siapa saja, tidak terbatas hanya pada pelaku bisnis, namun hal ini juga udah merambah dalam berbagai bidang, terutama dunia pendidikan. Namun untuk menjadikan internet sebagai basis pengajaran, kelemahan utamanya adalah ketrsediaan sarana prasarana pendukung seperti jaringan internet, ketersediaan komoputer, dan berbagai sarana lainnya yang mesti disedia. Selain itu, perlu juga didukung dengan tingkat akses yang memadai.
Pemanfaatan Internet, dalam dunia pendidikan, dapat digunakan pihak siswa dan guru untuk dua hal: Pertama, pemakaian internet untuk kepentingan administrasi dan manajemen pendidikan, di tiap sekolah, dan secara nasional. Manajemen data pendidikan bisa dilakukan secara berangkai, terhubung dalam satu sistem komunikasi dua arah, mulai dari kantor Departemen Pendidikan, dinas propinsi, kabupaten kota, sampai ke masing-masing sekolah, dan sebaliknya. Dengan begitu, administrasi pendidikan yang mencakup lalulintas informasi pendidikan bisa dilaksanakan dengan mudah, lancar, cepat, dan lebih murah. Kedua, penggunaan internet untuk ( alat pembelajaran) dan atau sumber belajar.
Kata ‘pendidikan’, biasanya, diasosiasikan dengan orang dewasa, yaitu: tenaga kependidikan dan guru. Sementara, kata ‘belajar‘ dikaitkan dengan siswa. Mendidik adalah usaha sadar yang semestinya dilakukan oleh orang yang telah terdidik kepada anak didik.

  1. Saran
Guna mencapai tingkat pembelajaran yang efektif, maka sudah semestinya setiap institusi pendidikan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi. Oleh karena itu, sudah saatnya kita perlu memikirkan pemanfaatan teknologi informasi internet dalam setiap pengembangan kurikulum dan bahan ajar di setiap institusi atau universitas.











DAFTAR PUSTAKA
http://akkes.saptabakti.ac.id/ver3/index.php/jurnal/46-peran-internet-terhadap-pengetahuan-remaja-dalam-pencegahan-kehamilan-yang-tidak-diinginkan-ktd

CONTOH KOMPREHENSIF KEBIDANAN 2015

SELAMAT BELAJARSEMOGA BERMANFAAT!!!



 


  

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.N
DI PUSKESMAS KECAMATAN TAMAN SARI
JAKARTA BARAT
TAHUN 2014


Disusunoleh:

IMA AUFYA HIDAYAH

12.15401.081



UNIVERSITAS MUHAMADIYAH TANGERANG
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2014


 






LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.N
DI PUSKESMAS KECAMATAN TAMAN SARI
JAKARTA BARAT
TAHUN 2014

DiajukanuntukmemenuhisalahsatutugasdarimatakuliahPraktek
KlinikKebidanan II



DisusunOleh :
IMA AUFYA HIDAYAH
12.15401.081


UNIVERSITAS MUHAMADIYAH TANGERANG
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2014


LEMBARAN PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.N
DI PUSKESMAS KECAMATAN TAMAN SARI
JAKARTA BARAT
TAHUN 2014


LaporankasusinitelahdiperiksadandisetujuiolehpembimbinguntukDipertahankandihadapkanpenguji



PEMBIMBING

Zuhrotunida,SST,MKes

LEMBARAN PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDAN KOMPREHENSIF PADA NY.N
DI PUSKESMAS KECAMATAN TAMAN SARI
JAKARTA BARAT
TAHUN 2014

Laporankasusinitelah di ujikanpadatanggal 18 marettahun 2015


PENGUJI  I                                                       PENGUJI II

−Zuhru−−−−−−−−−−−−        −−−−−−−−−−−−−


Mengesahkan
UniversitasMuhamadiyahTangerang
FakultasIlmuKesehatan
Program Studi DIII Kebidanan
Ketua



TitinMartini,SST.M.kes


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha berkehendak karena atas kehendak-nya penulis dapat mengikuti program D.III.kebidanan di Universitas Muhammadiyah Tangerang dan dapat meyelesaikan laporan kasus, sebagai salah satu tugas dari mata kuliah praktek klinik III.
Penulis laporan ini, didasarkan atas laporan praktik di puskesmas Kecamatan taman sari. Dari hasil praktik tersebut penulis dapat menyusun laporan ini dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.N DI PUSKESMAS KECAMATAN TAMAN SARI JAKARTA BARAT TAHUN 2014”
Tersusunnya makalah ini tidak lepas dari bantuan .banyak pihak,karenanya pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ;
1.      Dr. H. AchmadBadawi, S.Pd, SE,MM.RektorUniversitasMuhammadiyahTangerang.
2.      Ahmad Amarullah,M.Pd, Wakil rektor bagian akademik dan kemuhamadiayahan Universitas Muhammadiyah Tangerang
3.      Dr. Drs. H M. Bay Masruri, MM. WakilrektorBagianKeuangandanPersonaliaFakultasIlmuKesehatanUniversitasMuhammadiyahTangerang.
4.      Dr. Drs. H. DesriArwen, M.Pd. WakilrektorBagianKemahasiswaanFakultasIlmuKesehatanUniversitasMuhammadiyahTangerang.
5.      Dr. Ns. Hj. Rita Sekarsari, Skp, MHSM, SpKV. DekanFakultasIlmuKesehatanUniversitasMuhamadiyah  Tangerang.
6.      .Hj..EllyPurnamasari, S.,Kp, M.Pd, WakilDekanI FakultasIlmuKesehatanUniversitasMuhammadiyahTangerang.
7.      Fauzan Hakim, SE, MM. WakilDekan II FakultasIlmuKesehatanUniversitasMuhammadiyahTangerang.
8.      YudhiaFrathidina, AM, Keb, S,KM.,M.Kes, Ketua Program Studi  D-III KebidananFakultasIlmuKesehatanUniversitasMuhammadiyahTangerang.
9.      Titin Martini, SST, M, Kes. SekretarisProdi D III KebidananFakultasIlmuKesehatanUniversitasMuhammadiyahTangerang
10.  Zuhrotunida.SST.M,kes. PembimbingTeknisLaporanKasusAsuhanKebidananKomprehensif.
11.  Seluruhdosendan Staff FakultasIlmuKesehatanUniversitasMuhammadiyahTangerang.
12.  Seluruh bidan dan rekan-rekan diruang bersalin dan KIA PuskesmasTaman Sari.
13.  Ayahandasertaadik-adiktercinta yang telahmemberikandukunganbaikmorilmaupunmaterilsehinggaterselesaikanLaporanKasusAsuhanKebidananKomprehensif.
14.  Ny.Ndankeluarga yang telahbersediamenjadipasiendalambekerjasamadenganpenulis.
15.  Rekan-rekanseangkatandanseperjuangan yang telahmembantuprosespembuatanLaporanKasusAsuhanKebidananKomprehensifini.


Tentunyadalampenyusunanlaporanstudikasusini, Penulismenyadaribahwalaporanstudikasusinimasihjauhdarikesempurnaan. Olehkarenaitupenulismengharapkansarandankritikyangmembangun agar dikemudianharidapatlebihbaik.

                                                                        Tangerang,2015

                                                                        ImaAufyaHidayah

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH TANGERANG
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2014

Namapenulis :ImaAufyaHidayah
Judul              : AsuhanKebidananKomprehensif
Pada NY.N di PuskesmasKecamatanTaman Sari Jakarta BaratTahun 2014
Jumlahhalaman : 98halaman
GAMBARAN KASUS
bidanmerupakanujungtombakuntukmenurunkanangkakematianibudanbayi, salahsatuupayanyadenganmemberikanasuhankebidananyang komprehensif.tujuannyaadalahuntukdapatmemberikanasuhankebidanansecarakomprehensif.kasusdiambil di puskesmaskec.taman sari jakartabaratdaritanggal 8 sep-2 nov 2014.ny. n g5p4a0 32 tahunhamil 30 mg, hpht 10-02-2014, tp 17-11-2014.telahdilakukanpemeriksaananc sebanyak5x. tanggal 04-11-2014 pukul 04.07ny. n g5p4a0 hamil 38 minggu,inpartukala ii. datingdengankeluhan mules – mules, keluar lender darahdanbelumkeluar air-air. hasilpemeriksaanku: baik, td: 100/70 mmhg, n: 90 x/mnt, r: 22 x/mnt, s: 36,5°c. padavtdidapatkan: vulva/vagina tidakadakelainan, portio tipis lunak, pembukaan 10cm/lengkap, ket (-)pukul 04.09, presentasikepalapenurunan di hodgeiii+,his4x10’45”.pukul 04.12bayilahirspontandenganletakbelakangkepala, ditolongolehpenulis, bb 3300 gram, pb 49 cm, cacat (-), anus (+). tanggal 04-11-2014 pukul 04.13.ny. n p5a0, partuskala iii, keadaanibubaik, plasentalahirdenganspontanpukul04.20wib,selaputketubanutuh, kotiledonlengkap,insersitalipusatsentralis, diameter ±20 cm, tebal ± 2 cm, panjangtalipusat ± 50 cm. tanggal 04-11-2014 pukul 06.07.ny. n p5a0, pk iv, ku: baik, td: 120/90 mmhg, n: 86 x/mnt, r: 22 x/mnt, s: 36,5°c, tfu: 2 jaridibawahpusat, kontraksi uterus baik, kandungkemihkosong, perdarahan normal. neonatuscukupbulanumur 6 jam, keadaanbayibaik, bayimaumenyusuasi, ibudanbayidirawatselama 1 hari di pkmkec.taman sari. masanifasibuberjalannormal dantelah dilakukan5x kunjunganpemeriksaanolehpenulis.
pustaka : 16 buku (2001 – 2012)

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBARAN JUDUL SPESIFIKASI
LEMBARAN PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR.. i.
GAMBARAN KASUS. iv.
DAFTAR ISI. vi.
BAB I PENDAHULUAN.. 1.
A. Latar Belakang. 1.
B. Tujuan. 3.
1.               Tujuan Umum.. 3.
2.               Tujuan Khusus. 4.
3.               Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus. 4.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. 5.
A. Kehamilan. 5.
1.               Pengertian Kehamilan. 5.
2.               Fisiologi Kehamilan. 5.
3.               Tanda dan gejala Kehamilan. 9.
4.               Faktor Resiko pada Ibu Hamil 10.
5.               Kebutuhan Dasar Ibu Hamil 11.
 B. ANTENATAL CARE.. 13.
1.               Pengertian ANC.. 13.
2.               Tujuan ANC.. 14.
3.               Kebijakan Program.. 14.
C. PERSALINAN.. 18.
1.               Pengertian Persalinan. 18.
2.               Tanda-Tanda Persalinan. 18.
3.               Jenis-Jenis Persalinan. 18.
4.               Tujuan Asuhan Persalinan. 19.
5.               Rupture Perineum.. 19.
6.               Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan. 20.
7.               Mekanisme Persalinan Normal 21.
D. APN  .................................................................................................................... 24.
    1. Pengertian Asuhan Persalinan Normal 24.
    2.Tujuan Asuhan Persalinan Normal 24.
 3.           58 Langkah Asuhan Persalinan Normal 24.

E. Bayi Baru Lahir 30.
1.               Definisi Bayi Baru Lahir 30.
2.               Karakteristik Bayi Baru Lahir Normal 30.
3.               Penatalaksanaan Awal Bayi Segera Setelah Lahir 31.
4.               Penilaian Bayi Saat Lahir 34.
5.               Asuhan Pada Bayi Baru Lahir 35.
6.               Pemantauan Bayi Baru Lahir 35.
7.               IMD.. 36.
8.               Penilaian Reflek. 38.
F.  Nifas...................................................................................................................... 39.
1.               Pengertian Nifas. 39.
2.               Tujuan Asuhan Masa Nifas. 39.
3.               Perubahan Fisiologis Masa Nifas. 40.
4.               Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas. 47.
5.               Program dan Kebijakan Teknis. 48.
6.               Tanda-Tanda Bahaya Nifas. 49.
G. Dokumentasi Kebidanan....................................................................................... 50.
H.Manajemen Asuhan Kebidanan............................................................................. 51.
I.  Metode Pendokumentasian SOAP....................................................................... 52.

BAB III PERKEMBANGAN KASUS54.
A. Asuhan Kebidanan pada masa kehamilan. 54.
B. Asuhan Kebidanan pada Ny.N selama masa persalinan. 70.
C. Asuhan Kebidanan pada Ny.N selama masa nifas. 75.
D. Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir Ny. N.. 80.
BAB IV PEMBAHASAN KASUS. 88.
A. Ante Natal Care. 88.
B. Intra Natal Care. 93.
C. Bayi Baru Lahir 94.
D. Nifas …... 97.
BAB V PENUTUP..................................................................................................
100.
A. Kesimpulan. 101.
B. Saran. 102.
DAFTAR PUSTAKA.. 103.
LAMPIRAN

 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D - III KEBIDANAN
TAHUN 2014

Nama penulis              : ImaAufyaHidayah
Judul                           : Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada NY. N Di
Puskesmas Kecamatan Taman SariJakarta Barat
Tahun 2014
Jumlah Halaman          : 103 halaman

GAMBARAN KASUS
Bidan merupakan ujung tombak untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, salah satu upayanya dengan memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif. Tujuannya adalah untuk dapat memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif. Kasus diambil di Puskesmas Kec.Taman Sari Jakarta Barat dari tanggal 8 Sep-2 Nov 2014. Ny.NG5P4A0 32 tahun hamil 30 mg, HPHT 10-02-2014, TP 17-11-2014. Telah dilakukan pemeriksaan ANC sebanyak 5x. Tanggal 04-11-2014 pukul 04.07 WIB Ny. N G5P4A0 hamil 38 minggu,inpartukala II. datang dengan keluhan mules – mules, keluar lender darahdanbelumkeluar air-air. Hasil pemeriksaan KU: Baik, TD: 100/70 mmHg, N: 90 x/mnt, R: 22 x/mnt, S: 36,5°C. Pada VT didapatkan: vulva/vagina tidak ada kelainan, portio tipis lunak, pembukaan 10cm/lengkap, ket (-)pukul 04.09 wib, presentasi kepala penurunan di Hodge III+, His 4x10’45”.Keadaanibusaatinibaik.Pukul 04.12 WIB bayi lahir spontan dengan letak belakang kepala, ditolong oleh penulis, BB 3300 gram, PB 49 cm, cacat (-), anus (+). Tanggal 04-11-2014 pukul 04.13 WIB Ny. N P5A0, partus kala III, keadaan ibu baik, plasenta lahir dengan spontan pukul 04.20 WIB, selaput ketuban utuh, kotiledon lengkap, insersi tali pusat sentralis, diameter ±20 cm, tebal ± 2cm, panjang tali pusat ± 50 cm. Tanggal 04-11-2014 pukul 06.07 WIB Ny. N P5A0, PK IV, KU: baik, TD: 120/90 mmHg, N: 86 x/mnt, R: 22 x/mnt, S: 36,5°C, TFU: 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan normal. Neonatus cukup bulan umur 6 jam, keadaan bayi baik, bayi mau menyusu ASI, ibu dan bayi dirawat selama 1 hari diPKMKec.Taman Sari. Masa nifas ibu berjalan normal dan telah dilakukan 5x kunjungan pemeriksaan oleh penulis.


Pustaka : 16buku (2001– 2012)


 BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
                       Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang .di negara miskin sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebabkan hal berkaitan dengan kehamilan, kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya (Prawirohardjo,2011).
                       Wanita mempunyai peranan yang sangat vital dalam pembangunan kehidupan bangsa, salah satu peranannya sebagai penerus bangsa, pendamping suami dalam keharmonisan rumah tangga, pendidik kedewasaan sikap mental anak dan penunjang dalam meningkatkan pendapatan keluarga.
                       Untuk mendukung keberlangsungan perannya, sudah selayaknyalah kesejahteraan wanita di perhatikan, salah satu caranya yaitu dengan memperhatikan beberapa masalah yang sedang dihadapi wanita saat ini yaitu tingginya Angka Kematian Ibu (Manuaba, 2010).
                       Indonesia Merupakan salah satu Negara yang belum mampu  mengatasi tingginya Angka Kematian Ibu(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih sangat tinggi, bahkan tertinggi di ASEAN yaitu 359/100.000 kelahiran  hidup untuk AKI dan 34/100.000 kelahiran untuk AKB (SDKI,2012).
                       Pada umumnya untuk mengukur kesejahteraan suatu Negara yaitu dengan menentukan perbandingan tingginya angka kematian perinatal.World Health Organization (WHO) sebanyak 99 %, kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di Negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di Negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup jika disbanding kan dengan ratio kematian ibu disembilan Negara maju dan 51 negara persemakmuran.(Sariana,2012).
                       Di Asia Tenggara AKI dan AKB pun masih tinggi seperti: Asia Pasifik dan Asia Selatan. Pada tahun 2005 di Thailand AKI mencapai 129 per 100.000 kelahiran hidup, Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup, dan singapura 6 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, angka kematian ibu (AKI) mencapai 248 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi(AKB) 26,9 per 1000 kelahiran hidup (Zainudin,2009).
                       Penurunan AKI dan AKB yang lambat  merupakan prioritas masalah yang belum teratasi, pemerintah masih turut bekerja keras menurunkannya hingga tercapai target millennium development goal(MDGs) 5, menurunkan AKI menjadi  102/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
                       Pelayanan kesehatan merupakan bagian integral dari pelayan dasar yang terjangkau oleh seluruh masyarakat , di dalamnya termasuk pelayanan kesehatan ibu yang berupaya agar setiap ibu hamil dapat melalui kehamilan dan persalinannya dengan selamat. Upaya ini Dapat tercapai bila pelayanan bermutu dan berkesinambungan.
                       Dalam mendefinisikan apakah suatu persalinan dikatakan persalinan normal harus diperhatikan dua factor, yaitu faktor resiko kehamilan dan proses persalinan . Faktor resiko ibu hamil tidak selalu Dapat dipakai untuk memprediksi proses persalinan yang tidak bermasalah, sebaiknya ibu hamil yang tidak mempunyai faktor resiko kehamilan dalam proses persalinannya dapat saja mengalami berbagai komplikasi (JPNK-KR,2007).
                       Untuk itu dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal diperlukan tenaga kesehatan yang professional dan terampil (dalam hal ini bidan) , sebagai upaya penurunan AKI. Bidan merupakan mata rantai yang sangat pentingb karena kedudukannya sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dalam  rangka meningkatkan pelayanan kesehatan melalui profesionalisme seorang bidan.(Manuaba,2010).
Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk menyusun laporan “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada ny, N Di Puskesmas Kecamatan Taman Sari Tahun 2014”
B.     TUJUAN
1.      Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif melalui pendekatan management pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir secara berkesinambungan. Sehingga ibu bisa melewati kehamilan, persalinan dan nifas dengan aman dan selamat serta bayi yang dilahirkan sehat
2.      Tujuan khusus
a.       Dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal.
b.      Dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan rupture perineum grade II.
c.       Dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan luka jahitan.
d.      Dapat melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
e.       Dapat melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan mulai sejak kehamilan sampai dengan nifas 6 minggu serta bayi baru lahir.
C.    WAKTU DAN TEMPAT PENGAMBILAN KASUS
                       Pengambilan kasus ini dimulai dari tanggal 08 september 2014 sampai dengan 01 november 2014 di puskesmas kecamatan taman sari
1.      08 September 2014    :ANC ke 1
2.      22 September 2014    :ANC ke 2
3.      06 Oktober 2014        :ANC ke 3
4.      20 Oktober 2014        :ANC ke 4
5.      27 Oktober 2014        :ANC ke 5
6.      04 November 2014    :Pertolongan persalinan
7.      04 November 2014    :Nifas 6 jam
8.      10 November 2014    :Nifas hari ke-6
9.      17 November 2014    :Kunjungan rumah pertama, nifas  hari ke-12
10.  13Desember 2014     :Kunjungan rumah kedua, nifas hari ke-40





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Kehamilan
1.      Pengertian Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin,2009)
2.      Fisiologi Kehamilan
a.       Perubahan Sistem Reproduksi
·      Uterus
1. Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akanmengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat 1.000 gram saat akhir kehamilan.
2. Perubahan pada isthmus uteri menjadi lebih panjang dan lunak, sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh. Perlunakan isthmus disebut tanda Hegar.
·      Serviks
Perubahan warna dan konsistensi
·      Vagina dan vulva
Organ vagina dan vulva mengalami peningkatan sirkulasi darah karena pengaruh estrogen, sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan (Tanda Piscaseck).
·      Ovarium
Terjadinya kehamilan indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu.
·   Payudara
1. Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberi ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara,dipengaruhi oleh hormon estrogen,progesteron,dan somatomammotropin.
2. Pembentukan payudara akan terasa lebih lembut, kenyal dan berisi, serta jalur-jalur pembuluh darah disekitar wilayah dada akan lebih terlihat jelas dari biasanya, hal ini untuk persiapan saat menyusui.
b.      Perubahan Sistem Sirkulasi
Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor berikut ini:
·         Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah, sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
·         Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retroplasenter.
·          Pengaruh hormon estrogen dan progesteron.
Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah, antara lain sebagai berikut:

1.      Volume darah
Volume darah semakin meningkat, dimana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi), dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu.
2.      Curah jantung
Akan bertambah sekitar 30%.Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak sekitar umur kehamilan 16 minggu.Oleh karena itu, pengidap penyakit jantung harus berhati-hati untuk hamil beberapa kali.Pada postpartum terjadi hemokonsentrasi.
3.      Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah, sehingga terjadi hemodilusi yang disertai dengan anemia fisiologis.
c.       Perubahan Sistem Respirasi
Selama periode kehamilan, sistem respirasi mengalami perubahan.Hal ini dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan O2 yang semakin meningkat.Disamping itu juga terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim. Ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari biasanya. Sesak nafas dan pernafasan yang cepat akan membuat ibu hamil merasa lelah, hal ini dikarenakan saat kehamilan kerja jantung dan paru-paru.
d.      Perubahan Sistem Percernaan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat rasa enek (nausea).Mungkin ini akibat pada hormon estrogen yang meningkat.Tonus otot-otot digestivus menurun, sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama berada di lambung dan apa yang telah dicerna lebih lama berada di usus. (Wiknjosastro, 2007)
e.       Perubahan Sistem Traktus Urinarius
Pengaruh desakan hamil muda atau pembesaran rahim seiring dengan bertambahnya usia kehamilan yang menekan kandung kemih dan turunnya kepala bayi pada hamil tua akan menyebabkan gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih.
f. Perubahan Integumen
1.Perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruhMelanophore Stimulating Hormone (MSH), pengaruh lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum lividae atau alba, areola mammae, papila mammae, linea nigra, dan pipi (cloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang.
2. Perubahan kondisi kulit yang berubah terbalik dari keadaan semula, yang biasanya (pada saat belum hamil) kulit kering, maka kini akan menjadi berminyak, begitu pula sebaliknya. Hal ini terjadi karena adanya perubahan hormon di dalam tubuh ibu hamil.
3. Rambut menjadi lebih kering atau berminyak karena adanya perubahan hormon.
3.      Tanda dan Gejala Kehamilan
a.       Tanda-tanda pasti
1.   Mendengar B.J anak
2.   Melihat,meraba atau ,mendengar pergerakan anak oleh pemeriksa
3.   Melihat rangka janin dengan sinar Ro atau dengan ultrasound
b.    Tanda-tanda mungkin
Tebagi menjadi 2 tanda-tanda yaitu:
1.      Tanda-tanda objektif yang diperiksa oleh pemeriksa
a.       Pembesaran,perubahan bentuk dan konsistensi rahim
b.      Perubahan pada servik
c.       Kontraksi brakston hicks
d.      Balotemen
e.       Meraba bagian anak
f.       Pemeriksaaan biologis
g.      Pembesaran perut
h.      Keluarnya kolostrum
i.        Hiperpigmentasi
j.        Tanda Chadwick
2.      Tanda-tanda subjektif yang dirasakan oleh penderita
a.       Adanya aminhorea
b.      Mual dan muntah
c.       Ibu merasa pergerakan anak
d.      Sering kencing karena rahim yang membesar menekan pada kandung kemih.
e.       Perasaan dada berisi dan agak nyeri
4.Faktor Resiko pada IbuHamil
Menurut (Jannah,2012) factor resiko pada ibu hamil adalah:
a. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
     Anak lebih dari 4
b.Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang <2tahun
c. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas     kurang
   dari 23,5 cm, atau penambahan berat badan  <9kg    selama masa
   kehamilan
d.                        Anemia dengan haemoglobin <11gr/dl
e. Tinggi badan <145 cm atau dengan kelainan bentuk             panggul dan tulang belakang
f. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau             sebelum kehamilan ini
g.Sedang/pernah menderita penyakit kronis ,antara lain:      TB,kelainanjantung,ginjal,hati,psikosiskelainan         endokrin,tumor dan keganasan.
h.Riwayat kehamilan buruk:keguguran berulang,KET,mola     hidatidosa,KPD, bayi cacat congenital
i.  Riwayat persalinan dengan komplikasi :persalinandengan     SC,ekstraksi Vacum/forcep.
j.  Riwayat keluarga menderita penyakit DM,hipertensi dan riwayat
cacat congenital
k.Kelainan besar janin:pertumbuhan janin terhambat dan janin besar.
l. Kelainan letak dan posisi janin:lintang/oblique, sungsang pada UK>32 minggu
5.    Kebutuhan Ibu Hamil
a)    Kebutuhan nutrisi
Pada masa kehamilan,ibu hamil harus menyediakan nutrisi yang penting bagi pertumbuhan anak dan dirinya sendiri. ini berarti dia perlu makan untuk 2 orang, sesuai dan seimbang. kehamilan meningkatkan kebutuhan tubuh akan protein.(Jannah,2012)
b)   Kebutuhan oksigen
Perubahan pernapasan mayor dalam kehamilan diakibatkan oleh tiga factor yaitu efek mekanik dari pembesarasn Rahim, peningkatan keseluruhan konsumsi oksigen tubuh, dan efek perangsang pernapasan dari progesterone.Sementara kehamilan berkembang, pembesaran Rahim menaikkan posisi diafragma, ini menyebabkan tekanan intratoraks yang tidak begitu negative dan penurunan volume paru yaitu suatu penurunan kapasitas sisa fungsional (FRC).
konsumsi keseluruhan oksigen tubuh meningkat sekitar 15-20% dalam kehamilan. sekitar setengah dari peningkatan ini disebabkan oleh Rahim dan isinya.(Jannah,2012)
c)      Kebutuhan personal hygiene
perawatan kebersihan selama kehamilan sebenarnya tidak jauh berbeda dari saat-saat yang lain. akan tetapi, saat kehamilan ibu hamil sanagt rentan mengalami infeksi akibat penularan bakteri ataupun jamur.
Mengganti pakaian dalam sesering mungkin sangatlah dianjurkan karena selama masa kehamilan keputihan pada vagina meningkat dan jumlahnya bertambah disebabkan kelenjar leher Rahim bertambah jumlahnya.(Jannah,2012)
d)     Kebutuhan istirahat
Adanya aktivitas yang dilakukan setiap hari otomatis ibu hamil akan sering merasa lelah daripada sebelum waktu hamil. ini salah satunya disebabkan oleh factor beban dari berat janin yang semakin terasa oleh sang ibu.Banyak wanita menjadi lebih mudah letih atau tertidur lebih lama dalam separuh masa kehamilannya.setiap wanita hamil menemukan cara yang berbeda mengatasi keletihannya salah satunya adalah dengan cara beristirahat atau tidur sebentar di siang hari.(Jannah,2012)
e)      Kebutuhan seks
Jika kehamilan calon ibu  normal serta tidak mempunyai kecenderungan melahirkan premature dan aborsi ulang maka senggama dapat dilanjutkan dengan frekuensi yang normal untuk pasangan tersebut.
Alasan berkurangnya minat seksual yang dialami banyak wanita hamil khususnya dalam minggu-minggu terakhir kehamilan.diantaranya wanita merasa takut senggama akan merusak bayi atau menyebabkan bayi premature.(Jannah,2012)
B.     Antenatal Care
1.      Pengertian ANC
Pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor atau mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Oleh karena itu, kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan. Menurut Saifuddin (2006)
2.      Tujuan ANC
1.      Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
2.      Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,mental dan social ibu dan bayi
3.      Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan
4.      Mempersiapkan persalinan cukup bulan,melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5.      Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi ekslusif.
6.      Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar Dapat tumbuh kembang secara normal.
3.      Kebijakan Program
1.      Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan:
·         Satu kali pada triwulan pertama
·         Satu kali pada triwulan kedua
·         Dua kali pada triwulan ketiga
2.      Pelayanan Asuhan Standar minimal termasuk “10T”(Jannah,2012)
·         Timbang berat badan
Kenaikan berat badan ibu hamil secara perlahan akan mengalami kenaikan antara 6,5Kg – 16,5 Kg selama kehamilan atau sama dengan 0,5 Kg perminggu atau 2 Kg dalam satu bulan. Penambahan berat badan paling banyak terjadi pada trimester kedua kehamilan
·         Ukur Tekanan darah
Perubahan yang paling signifikan pada tekanan darah biasanya penurunan tekanan sitolik dari 5 sampai 10 poin dan penurunan tekanan diastolic dari 10 sampai 15 poin selama 24 minggu pertama kehamilan.
·         Nilai sTatus gizi
Standar ukuran LILA pada wanita dewasa atau usia reproduksi adalah 23,5cm .jika lila <23,5 maka interpretasinya adalah Kurang Energi Kronis(KEK)
·         Ukur Tinggi fundus uteri
Pertumbuhan janin berjalan normal dan sesuai dengan umur kehamilan yaitu ± 2 cm dari usia kehamilan
·         Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin(DJJ)
Denyut jantung janin normal yaitu 120 – 160 x/menit
·         Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap
Imunisasi TT (tetanus toksoid) interval atau selang waktu minimal dari  imunisasi TT2 adalah 4 minggu setelah TT1,imunisasi TT3 6 bulan setelah TT2, imunisasi TT4 1 tahun setelah TT3. Imunisasi TT5 1 tahun setelah TT. Namun jika mendapat imunisasi lebih dari selang waktu minimal yang ditentukan tidak apa-apa.imunisasi TT diberikan pada ibu hamil guna  memberikan kekebalan pada janin terhadap infeksi tetanus(tetanus neonatorum) pada saat persalinan, maupun post natal. Bila seorang wanita selama hidupnya mendapati imunisasi sebanyak lima kali berarti akan mendapat kekebalan seumur hidup(long life) dengan periode tertentu terhadap penyakit tetanus
·         Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
·         Tes laboratorium rutin
            Ibu hamil yang mengalami anemia jika nilai HB nya di bawah 11 gram %, anemia ringan sebesar 10 gram %, anemia sedang 7-10 gram %, anemia berat yaitu kurang dari 7 gram %. Golongan darah A-B-O di perlukan untuk dibandingkan dengan golongan darah bayi saat lahir apakah ada kemungkinan inkompatibilitas gol darah A-B-O yang memerlukan tindakan pada bayi, golongan darah juga perlu diketahui bila diperlukan transfusi pada ibu.(Erninta,2013)
Serta Pemeriksaan lab Urine yaitu Protein, glukosa dan rapid sebanyak 2x. pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa fungsi ginjal ibu hamil, sekaligus memeriksa kadar gula darah. jika ditemukannya adanya kandungan protein, maka kemungkinan besar ibu hamil akan mengalami preeklamsia yang berbahaya. pemeriksaankadar gula darah atau gukosa juga penting unntuk mencegah diabetes pada ibu.(Jendela,2014)
·         Tatalaksana Khusus
Diagnosa masalah yang terjadi
·         Temu wicara  (bimbingan konseling)
Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan kunjungan berupa anamnesa yang meliputi biodata,riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas,konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan serta persiapan rujukan 
3.      Interval Pemberian Imunisasi
Antigen
Interval
(Selangwaktu minimal)
Lama perlindungan
% perlindungan
TT1
Pada kunjungan antenatal pertama
_
_
TT2
4 minggu setelah TT1
3 Tahun
80
TT3
6 bulan setelah  TT2
5 Tahun
95
TT4
1 Tahun setelah TT3
10 Tahun
99
TT5
1 Tahun setelah TT4
25tahun/seumur hidup
99

C.    Persalinan
1.      Pengertian Persalinan
      Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir(Saifuddin,2009)
Proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo,2007)
2.      Tanda-Tanda Persalinan
Sebelum terjadinya persalinan, didahuli dengan tanda-tanda sebagai berikut : Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek. Dapat terjadi pengeluaran pervaginam yaitu pengeluaran lender atau pengeluaran lender bercampur darah.Dapat juga disertai ketuban pecah.Pada pemeriksaan dalam terdapat perubahan serviks dan terjadinya pembukaan serviks. (Yeyeh,2010)
3.      Jenis-Jenis Persalinan
Jenis-jenis persalinan terbagi menjadi 3 jenis:
1.      Persalinan spontan : persalinan dikatakan spontan jika persalinan berlangsung dengan kekuatan ibunya sendiri dan melalui jalan lahir(Prawirohardjo,2005).
2.      Persalinan buatan : persalinan buatan adalah proses persalinan yang berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forceps atau dilakukan operasi section caesaria(Prawirohardjo,2005).
3.      Persalinan Anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimblkan dari luar dengan jalan rangsangan misalnya pemberian pitocin dan prostaglandin(Prawirohardjo,2005)
4.      Tujuan Asuhan Persalinan
Tujuannya adalah memberikan asuhan yang memadai selama persallinan dalam upaya mencapai pertolongan yang bersih dan aman,dengan memperhatikan aspek saying ibu dan sayanng bayi(saifuddin,2007 dalam yeyeh,2010)
5.      Rupture Perineum
Tingkat perlukaan perineum terbagi dalam 4 derajat (Marmi, 2012)
·         Derajat pertama : laserasi mengenai mukosa dan kulit perineum.
·         Derajat kedua        : laserasi mengenai mukosa vagina, kulit dan laserasi jaringan perineum.
·         Derajat ketiga   : lasaerasi mengenaai mukosa vagina,kulit, jaringan perineum dan spinkter ani.
·         Derajat keempat :laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan spinkter ani yang meluas hingga ke rectum. Rujuk segera.

6.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
Faktor-faktor penting dalam persalinan adalah:
1.      Power/tenaga seperti his,kontraksi otot dinding perut,kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan, ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
2.      Pasanger yaitu
·         Janin
·         air ketuban yaitu waktu persalinan air ketuban membuka servik dengan mendorong selaput janin kedalam ostium uteri, bagian selaput anak yang diatas ostium uteri yang menonjol waktu his disebut ketuban.ketuban inilah yang membuka serviks
·         Plasenta
karena plasenta juga harus melalui jalan lahir,ia juga di anggap sebagi penumpang yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses persalinan pada persalinan normal. Plasenta adalah bagian dari kehamilan yang penting. Dimana plasenta memiliki peranan berupa transport zat dari ibu ke janin, penghasil hormone yang berguna selama kehamilan,serta sebagai barier.
3.      Passage yaitu jalan lahir terdiri dari panggul ibu,yaitu bagian tulang padat, dasar panggul,vagina dan introitus(lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak, khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikandirinya terhadap jalan lahir yang relative kaku. Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus di tentukan sebelum persalinan dimulai.
Jalan lahir terdiri atas 2 ( Marmi, 2012)
1.      Jalan lahir keras(pelvic atau panggul) terbentuk oleh empat buah tulang yaitu : 2 tulang pangkal paha (os coxae) terdri dari os ilium,os ischium dan os pubis. 1 tulang kelangkang (os sacrum). Dan 1 tulang tungging (os cocygis)
2.      Jalan lahir lunak
Bagian ini tersusun atas segmen bawah uterus, servik uteri, vagina, muskulus dan ligamentum yang menyelubungi dinding dalam dan bawah panggul.
7.      Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme persalinan adalah putaran dan penyusaian lain yang terjadi pada proses kelahiran manusia. Tujuh gerakan kondisi presentasi puncak kepala pada mekanisme persalinan(Marmi,2012) yaitu:
1.      Engagement
Kepala dikatakan telah menancap (engager) pada pintu atas panggul apabila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul.Pada nulipara, hal ini terjadi sebelum persalinan aktif dimulai karena otot-otot abdomen masih tegang sehingga bagian presentasi terdorong ke dalam panggul.Pada multipara yang otot-otot abdomennya lebih kendur, kepala sering kali tetap dapat digerakan diatas permukaan panggul sampat persalinan dimulai.
2.      Descent (penurunan)
Pada primigravida, masuknya kepala kedalam pintu atas panggul biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan
3.      Fleksi
Dengan majunya kepala bisanya juga fleksi bertambah hingga ubung-bun kecil jelas rendah dari ubun ubun besar. Keuntungan dari bertambahnya fleksi ialah ukuran kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir, yaitu diameter suboccipito bregmatika(9,5cm). fleksi ini disebabkan karena anak di dorong maju dan sebaiknya mendapat tahanan dari pinggir atas panggul,cerviks, dinding panggul atau dasar panggul.
4.      Putar paksi dalam
Yang dimaksud dengan putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan memutar kedepan kebawah syimphisis. Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena putaran paksi merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul.
Sebab-sebab ptaran paksi dalam:
·         Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari kepala
·         Bagian terendah dari kepal mencari tahanan yang plaing sedikit terdapatr sebelah depan atas dimana terdapat meatus genitalis antara muskulus levator ani kiri dan kanan.
·         Ukuran terbesar dibidang tengah panggul adalah diameter antero posterior
5.      Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah ekstensi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan atas sehingga kepala harus mengadakan ekstensi melaluinya.
6.      Putar  paksi luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali kea rah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.Gerakan ini disebut putaran restitusi.Selanjutnya putaran diteruskan hingga kebelakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadicum sepihak.Geakan yang terkahir ini adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran bahu menempatkan diri dalam diameter anterposterior dari pintu bawah panggul.


7.      Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai bawah syimphisis dan menjadi hypomochlion untuk melahirkan bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.
D.    APN
1.      Pengertian APN
Asuhan persalinan normal adalah asuhan dalam persalinan yang mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya , melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta interval minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dan terjaga pada tingkat yang optimal(Saifuddin,2009)
2.      Tujuan Asuhan Persalinan Normal
Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan Dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan(JNPK-KR,2007)
3.      58 Langkah-Langkah Asuhan Persalinan Normal
Melahirkan janin menurut Asuhan Persalinan Normal (APN) ada 58 langkah sebagai(Marmi,2012) berikut:
1.      Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua
2.      Memastikan kelengkapan alat pertolongam persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin dan memasukan alat suntik sekali pakai 2 ml ke dalam wadah partus set
3.      Memakai celemek plastic
4.      Memastikan lengan tidak memakai perhiasan,mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
5.      Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam
6.      Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan , isi dengan oksitosin dan letakan kembali ke dalam wadah partus set. 
7.      Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva ke perineum.
8.      Melakukan pemeriksaan dalam, pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.
9.      Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% membuka sarung tangan dalam keadaaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
10.  Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai, pastikan DJJ dalam batas normal (120-160x/menit).
11.  Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran data ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
12.  Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran(pada saat his,bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.
13.  Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.
14.  Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
15.  Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16.  Meletetakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.
17.  Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
18.  Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19.  Saat kepala janin terlihat pada vulva denngan diameter 5-6 cm, memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu.
20.  Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
21.  Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi secara spontan.
22.  Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23.  Setelah baru lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
24.  Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas beerlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya)
25.  Lakukan penilaian (selintas)
a.       Apakah bayi menangis kuat/bernafas tanpa kesulitan
b.      Apakah bayi bergerak aktif?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megao-megap, lakukan langkah resusitasi.
26.   Keringkan tubuh bayi
27.  Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus(hamil tunggal)
28.  Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
29.  Dalam waktu I menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral(lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin)
30.  Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2cm distal dari klem pertama.
31.  Pemotongan dan pengikatan tali pusat.
32.  Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan bayi terungkap di dada ibu, luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting payudara ibu.
33.  Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.
34.  Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35.  Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisi, untuk medeteksi. Tangan lain megangkan tali pusat.
36.  Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kea rah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus kea rah belakang-atas (doro-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik. Hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
37.  Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta lepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kea rah atas. Mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranila).
38.  Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan, pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.
39.  Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
40.  Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukan plasenta ke dalam kantong plasatik atau temp[at khusus.
41.  Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
42.  Pastikan uterus berkontraksi dengana baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam
43.  Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
44.  Setelah satu jam, lakukan penimbangan/ pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotic profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramuskuler di paha kiri anterolateral.
45.  Setelah satu jam pemberian Vitamin K1 berikan suntikan imunisasi hepatitis B di paha kanan anterolateral.
46.  Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam
47.  Ajatrkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
48.  Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49.  Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
50.  Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas normal (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal (36,5-37,5)
51.  Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi  ke tempat sampah yang sesuai.
52.  Buah bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
53.  Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lender dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
54.  Pastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk member ibu minuman dan makanan yang di inginkannya.
55.  Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
56.  Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
57.  Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
58.  Lengkapi partograf, periksa tanda vital dan asuhan kala IV.
E.     Bayi Baru Lahir
1.      Definisi
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedangn bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus Dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterine.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2.500-4.000 gram (Ibrahim kristiana,1984 dalam vivian, 2010)
2.      Karakteristik Bayi Baru Lahir Normal
Seorang bayi baru lahir dikatakan normal apabila memiliki ciri-ciri berikut.
·      Lahir Aterm antara 37-42 minggu
·      Berat badan 2500-4.000 gram
·      Panjang badan 48-52 cm
·      Lingkar dada 30-38 cm
·      Lingkar kepala 33-35 cm
·      Lingkar lengan 11-12 cm
·      Frekuenci denyut jantung 120-140x/menit
·      Pernapasan ±40-60 x/menit
·      Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.
·      Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna
·      Kuku agak panjang dan lemas
·      Nilai APGAR>7.
·      Gerak Aktif
·      Bayi lahir langsung menangis kuat
·      Refleks rooting
·      Refleks sucking
·      Refleks morro
·      Refleks grasping
·      Genetalia : pada laki-laki di tandai dengan testis yanag berada pada skrotum dan penis yang berlubang.
     Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang, serta adanya labia minora dan mayora.
·      Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekoni9um dalam 24 jam pertama dan bewarna hitam kecoklatan.
3.      Penatalaksanaan awal bayi segera setelah lahir
Tujuan utama perawatan bayi segera setelah lahir adalah:
·      Membersihkan jalan napas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan napas dengan cara sebagai berikut:
a.       Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat
b.      Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurussedikit tengaadah kebelakang
c.       Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kasa steril
d.      Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya bayi segera menangis.(Saifuddin,2009)
·      Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau kontaminasi mikroganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir.Sebelum menangani bayi baru lahir penolong harus melakukan upaya pencegahan sebagai berikut :
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi.
b.Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi dan apabila memandikan bayi.
c. Pastikan semua alat yang bersentuhan dengan bayi sterill dan bersih.
d. Memberikan vitamin k
e. Memberi obat tetes/salep mata(Saifuddin,2009)
·      Memotong dan merawat tali pusat
Klem dan potong tali pusat dengan cara:
a.    Klem tali pusat dengan kedua klem, pada titik kira-kira 2 cm dan  3cm dari pangkal pusat bayi (tinggalkan kira-kira 1 cm diantara klem-klem tersebut.
b.    Potonglah tali pusat diantara klem sambil melindungi bayi dan gunting dengan tangan kiri anda.
c.    Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat. Ganti sarung tangan anda bila ternyata sudah kotor. Potonglah tali pusatnya dengan gunting yang steril atau DTT.
d.   Periksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih terjadi perdarahan lakukan pengikatan ulang yang lebih ketat. (Marmi,2012)


·      Mempertahankan suhu tubuh bayi
a. Gantilah handuk/kain yang basah dan bungkus bayi tersebut dengan selimut dan jangan lupa memastikan bahwa kepala telah terlindungi dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.
b. Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15 menit
c. Apabila telapak bayi terasa dingin, periksalah suhu aksila bayi
d. Apabila suhu tubuh bayi kurang dari 36,5c, segera hangatkan   bayi tersebut (Marmi,2012)
·      Identifikasi Bayi
Apabila bayi dilahirkan ditempat bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari satu persalinan, maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatkannya sampai bayi dipulangkan . (Saifuddin, 2009)
4.      Penilaian Bayi Saat Lahir
Segera setelah lahir, letakkan bayi diatas kain bersih dan kering yang diperut bawah ibu. Segera melakukan penilaian awal untuk menajawab pertanyaan-pertanyaaan berikut (Vivian, 2010)
Begitu bayi lahir segera dilakukan inisiasi pernapasan spontan dengan melakukan penilaian awal, sebagai berikut:
a. Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat dan tepat (0-30 detik).
b. Evaluasi data yang terkumpul, buat diagnosis dan tentukan rencana untuk asuhan bayi baru lahir.
c. Nilai kondisi bayi baru lahir secara cepat.
(JNPK-KR, 2007)
·         Apakah bayi cukup bulan?
·         Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?
·         Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas spontan tanpa kesulitan?
·         Apakah kulit bayi berwrna kemerahan?
·         Apakah tonus tau kekuatan otot cukup, apakah bayi bergerak dengan aktif?
Bila kelima pertanyaan tersebut jawabannya “Ya”, maka bayi dapat diberikan kepada ibunya untuk segera menciptakan hubungan emosional.
5.      Asuhan pada Bayi Baru Lahir
kemudian di lakukan asuhan bayi baru lahir normal sebagai berikut:
1)      Keringkan bayi dengan kain/handuk yang bersih, kering danhangat,kemudianlingkupi tubuh bayi dengan kain/handuk  keringdan hangat yang lain.
2)      Bersihkan mulut dan hidung bayi secukupnya. Tidak perlu dilakukan penghisapan lendir.
3)      Hangatkan tubuh bayi (selimuti dengan kain yang kering dan hangat, beri tutup kepala).
4)      Berikan bayi pada ibunya untuk membangun hubungan emosional dan pemberian ASI secara dini.
6.      Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayu baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi bayu lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
·         2 jam pertama sesudah lahir
Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir meliputi:
1.      Kemampuan menghisap kuat atau lemah
2.      Bayi tampak aktif atau lunglai
3.      Bayi kemerahan atau biru.
·         Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya
Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut, seperti:
1.      Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang bulan
2.      Gangguan pernapasan
3.      Infeksi
4.      Cacatbawaan dan trauma lahir (Saifuddin,2009)


7.      Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
1. Pengertian
Inisiasi menyusu dini adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu). Inisiasi menyusu dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi.(Marmi,2012)
2.  Langkah Inisiasi Menyusui Dini (IMD )
1). Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa  boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara ibu dan bayi.
2).   Tahapannya adalah setelah bayi diletakkan, dia akan menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, maka kemungkinan saat pertama kali di letakkan di dada ibu, bayi belum bereaksi.kemudian berdasarkan bau yang dicium dari tangannya, ini membantu dia menemukan putting susu ibu. Dia akan merangkak naik dengan menekankan kakinya pada perut ibu. Bayi akan menjilati kulit ibunya yang mengandung bakteri baik sehingga kekebalan tubuh bayi dapat bertambah.
3).   Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada BBL hingga IMD selesai dilakukan. Prosedur tersebut misalnya: menimbang, pemberian antibiotic salep mata, vitamin K1, imunisasi dan lain-lain.(Marmi,2012)
3.Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini bagi Ibu dan Bayi
a. Keuntungan IMD bagi ibu:
1). Merangsang produksi oksitosin yang berfungsi untuk menstimulasi kontraksi uterus dan menurunkan resiko perdarahan pasca persalinan, merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan produksi ASI, adanya keuntungan dan hubungan mutualistik ibu dan bayi, ibu menjadi lebih tenang, fasilitasi kelahiran plasenta dan pengalihan rasa nyeri dari berbagai prosedur pasca persalinan lainnya.
2). Merangsang produksi prolaktin yang berfungsi untuk meningkatkan produksi ASI , membantu ibu mengatasi stress terhadap berbagai rasa tidak nyaman, memberi efek relaksasi pada ibu setelah bayi selesai menyusu dan menunda ovulasi.
b. Keuntungan IMD Bagi Bayi:
1). Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal. Mendapat                     kolesterum segera, disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
2). Segera memberikan kekebalanpositif pada bayi.kolosterum                     adalah imunisasi alami pertama bagi bayi
3). Meningkatkan kecerdasan
4). Membantu bayi mengkoordinasi kemampuan hisap,telan dan                  nafas.
5). Meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi
6). Mencegah kehilangan panas.(Marmi, 2012)
8.      Penilaian Reflek
Macam-macam penilaian reflek bayi baru lahir yaitu:
·         Refleks rooting,bayi menoleh kearah benda yang menyentuh pipi.
·         Rekleks isap, terjadi apabila terdapat benda menyentuh bibir yang disertai reflek menelan
·         Reflex moro, timbul nya pergerakan tangan yang simetris apabila kepala tiba-tiba di gerakan.
·         Reflex mengeluarkan lidah, terjadi apabila diletakkan benda di dalam mulut, yang sering di tafsirkan bayi menolak makanan/minuman.(Saifuddin,2009)
F.     Nifas
1.      Pengertian Nifas
Masa nifas(puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. (Yeyeh,2010)
2.      Tujuan Asuhan Masa Nifas
1.    Menjaga kesehatan ibu dan bayinya,baik fisik maupun psikologis
Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
2.    Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,nutrisi,keluarga berencana,menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
3.    Memberikanpelayanankeluargaberencana(Saifuddin,2009).
3.      Perubahan Fisiologis Masa Nifas
a.       Perubahan sistem reproduksi
1.      Perubahan kelenjar mamae
Pada hari kedua postpartum sejumlah kolostrum, cairam yang di sekresi oleh payudara selama 5 hari pertama setelah kelahiram bayi, Dapat di peras dari putting susu. Kolostrum mengandung lebih banayak protein, yang sebagian besar adalah globulin, dan lebih banyak mineral tetapi gula dan lemak lebih sedikit. Meskipun demikian kolostrum mengandung globul lemak agak besar di dalam yang disebut korpuskel kolostrum(Yeyeh,2010)
2.      Uterus
Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat, segera setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri ± 2 jari di bawah pusat.Uterus harus teraba berkontraksi dengan baik. Selama 2 hari berikutnya, uterus masih tetap pada ukuran yang sama dan kemudian mengerut. Pada hari ke-5 postpartum uterus kurang lebih setinggi 7cm atas simpisisatau pertengan simpisis pusat dan sesudah 12 hari uterus sudah tidak diraba lagi diatas simfisis.Normalnya organ ini mencapai ukuran tak hamil seperti semula dalam walktu sekitar 6 minggu.
Uterus yang baru saja melahirkan mempunyai berat 1 kg. karena involusi, 1 minggu kemudian beratnya sekitar 500 gr, pada akhir minggu kedua turun menjadi sekitar 300 gr, dan sesudahnya menjadi 100 gr atau kurang. Jumlah total sel otot tidak berkurang banyak, namun sel-selnya sendiri jelas sekali berkurang ukurannya (Yeyeh,2010)
No
Waktu involusi
Tinggi fundus uteri
Berat Uterus
1
Bayi Lahir
Setinggi Pusat
1000 gram
2
Plasenta Lahir
Dua Jari Bawah Pusat
750 gram
3
1 Minggu
Pertengahan pusat-simfisis
500 gram
4
2 Minggu
Tidak teraba diatas simfisis.
350 gram
5
6 Minggu
Bertambah kecil
50 gram
6
8 Minggu
Sebesar Normal
30    g ram
3.      Perubahan di serviks dan segmen bawah uterus
Segera setelah selesainya kala ketiga persalinan, serviks dan segmen bawah uteri menjadi struktur yang tipis, kolaps dan kendur.Mulut serviks mengecil perlahan-lahan. Selama beberapa hari,segera setelah persalinan mulutnya dengan mudah Dapat dimasuki dua jari, tetapi pada akhir minggu pertama telah menjadi demikian sempit sehingga sulit untuk memasukkan satu jari. Setelah minggu pertama serviks mendapatkan kembali tonusnya pada saat saluran kembali terbentuk dan tulang internal menutup.tulang eksternal dianggap sebagai penampakan yang menyerupai celah.
Disamping itu, dari kavum uteri keluar cairan sekret disebut lochia. Ada beberapa jenis lochia, yaitu:
a. Lochia rubra (cruenta): ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua (decidua, yakni selaput lendir rahim dalam keadaan hamil, verniks caseosa (yakni palit bayi, zat seperti salep terdiri atas palit atau semacam noda dan sel-sel epitel, yang menyelimuti kulit janin), lanugo (yakni bulu halus pada anak yang baru lahir), meconium (yakni isi usus janin cukup bulan yang terdiri atas getah kelenjar usus dan air ketuban, berwarna hijau kehitaman) selama 2 hari pasca persalinan.
b. Lochia sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir. Ini terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan.
c. lochia serosa: berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
d. Lochia alba; cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu.
e. Lochia purulenta; ini karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
f. Lochiotosis: Lochia tidak lancar keluarnya.
4.   Perubahan pada vulva, vagina dan perineum
Vulva dan vagina mengalmi penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut,kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur vagina dan pintu keluar vagina pada bagian pertama masa nifas membentuk lorong berdinding lunak dan luas yang ukurannya secara perlahan-lahan mengecil tetapi jarang kembali ke ukuran nulipara.
5.      Perubahan di peritoneum dan dinding abdomen
Ketika miometrium berkontraksi dan betrksi setelah kelahiran, dan beberapa hari sesudahnya, peritoneum yang membungkus sebagian besar uterus dibentuk menjadi lipatan-lipatan dan kerutan-kerutan. Ligamentum latum dan rotundum jauh lebih kendor dari pada kondisi tidak hamil,dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk kembali dari peregangan dan pengendoran yang telah dialaminya selama kehamilan tersebut.
6.      Perubahan sistem pencernaaan
Kerap kali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usu kembali normal. Meskipun kadar progesterone menurun setelah melahirkan,namun asupan makanan juga mengalami penurunan salama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan dinerikan enema.
Kerja usus besar setelah melahirkan Dapat juga terganggu oleh rasa sakit pada perineum, haemoroid yang menjadi prolaps dan bengkak selama kala dua persalinan atau kurangnya privasi pada ruang perawatan pascanatal.(Yeyeh,2010)
7.      Perubahan sistem perkemihan
Dieresis postpartum normal terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan sebagai respon terhadap penurunan estrogen. Kandung kencing masa nifas mempunyai kapasitas yang bertambah besar dan relative tidak sensitive terhadap tekanan cairan intravesika. Urin dalam jumlahg besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan.

9.      Perubahan sistem musculoskeletal
           Sistem muskuluskeletal pada ibu selama masa pemulihan atau postpartum termasuk penyebab relaksasi dan kemudian hipermobilitas sendi serta perubahan pada pusat gravitasi
Adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi mencakup hal-hal yang Dapat membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran uterus. Stabilisasi sendi lengkap akan terjadi pada minggu ke 6 sampai ke 8 setelah wanita melahirkan.
10. Perubahan tanda-tanda vital
1. Suhu badan
Sekitar hari ke 4 setelah persalinan suhu ibu mungkin naik sedikit, antara 37,2oC – 37,5oC.Kemungkinan disebabkan dari aktivitas payudara.
Bila kenaikan mencapai 38oC pada hari kedua sampai hari-hari berikutnya, harus diwaspadai adanya infeksi atau sepsis nifas.
2. Denyut Nadi
Denyut nadi ibu akan melambat sampai sekitar 60 x/mnt, yakni pada
waktu habis persalinan karena ibu dalam keadaan istirahat penuh. Ini terjadi utamanya pada minggu pertama post partum.Pada ibu yang nervus nadinya bisa cepat, kira-kira 110x/mnt. Bisa juga terjadi gejala shock karena infeksi khususnya bila disertai peningkatan suhu tubuh.
3. Tekanan darah
a. Tekanan darah < 140/90 mmHg. Tekanan darah tersebut bisa meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari pos partum.
b. Bila tekanan darah menjadi rendah menunjukkan adanya perdarahan post partum. Sebaliknya bila tekanan darah tinggi, merupakan petunjuk kemungkinan adanya pre-eklampsi yang bisa timbul pada masa nifas.Namun hal ini seperti itu jarang terjadi.
4. Respirasi
a. Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal.      Mengapa demikian, tidak lain karena ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat
b. Bila ada respirasi cepat pospartum (> 30 x/mnt) mungkin karena adanya ikutan tanda-tanda syok.
11. Perubahan sistem kardiovaskuler
Setelah terjadi dieresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen,volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin kembali normal pada hari ke5Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi dari normalnya. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya koagulasi meningkat.pembekuan darah harus dicegah dengan penanganan yang cermat dan penekanan pada ambulasi dini.
12.perubahan sistem hematologi
      Pada ibu masa nifas 72 jam pertama biasanya akan
kehilangan volume plasma darah daripada sel darah, penurunan plasma ditambah peningkatan sel darah pada waktu kehamilan diasosikan dengan peningkatan hematoktir, dan haemoglobin pada hari ketiga sampai tujuh hari setelah persalinan.
13. perubahan sistem endokrin
            keadaan hormone plasenta menurun dengan cepat, hormone plasenta laktogen tidak Dapat terdeteksi dalam 24 jam postpartum, hormone HCG menurun dengan cepat, estrogen turun hormone pituary menyebabkan prolaktin meningkat dengan cepat selama kehamilan, wanita yang tidak laktasi prolaktin menurun sampai keadaan sebelum hamil Dapat dipengaruhi seberapa banyak ibu menyusui(Yeyeh,2010)
4.      Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas
kebutuhan dasar ibu masa nifas terdapat 8 kebutuhan (Yeyeh,2010):
a.       Nutrisi dan cairan
b.      Ambulasi
c.       Eliminasi: Bak/Bab
d.      Kebersihan diri/ perineum
e.       Istirahat
f.       Seksual
g.      Keluarga berencana
h.      Latihan/senam nifas
5.      Program dan Kebijakan Teknis
Selama ibu berada pada masa nifas , paling sedikit 4 kali bidan harus melakukan kunjungan, dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
Seorang  bidan pada saat memberikan asuhan kepada ibu dalam masa nifas, ada beberapa hal yang harus dilakukan, akan tetapi pemberian aasuhan kebidanan pada ibu masa nifas tergantung dari kondisi ibu sesuai dengan tahapan perkembangan antara laion dalam literature (Saifuddin,2009 dalam yeyeh,2010)
a.       Kunjungan ke 1 (6-8 jam setelah persalinan): mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegaha perdarahan masa nifas karena atonia uteri. Pemberian ASI awal melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir, menjaga bayi sehat dengan cara mencegah hipotermia, jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahuran atau sampai ibu dan bayi dalam keadan sehat.
b.      Kunjungan ke 2 ( 6 hari setelah persalinan): memastikan involusi uterus berjalan normal. Uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal. Memastikan ibu mendaopat cukup makanan, cairan dan istirahat. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
c.       Kunjungan ke 3 (2 minggu setelah persalinan)
d.      Kunjungan ke 4 (6 minggu setelah persalinan) menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami. Memberikan konseling untuk KB secara dini.
6.      Tanda-Tanda Bahaya Nifas
Komplikasi yang harus diwaspadai (Yeyeh,2010):
a.       Sakit kepala,nyeri epigastrik
b.      Penglihatan kabur
c.       Pembengkakan di wajah atau ekstremitas
d.      Demam,muntah, rasa sakit waktu berkemih
e.       Payudara yang berubah menjadi merah, panas, atau terasa    sakit.
f.       Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.
g.      Rasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan di kaki
h.      Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya   dan diri sendiri
G.    Dokumentasi Kebidanan
Istilah dokumentasi berasal dari bahasa inggris , yaitu document, yang berarti satu lembar atau lebih kertas resmi(official) dengan tulisan di atasnya. Menurut kamus umum bahasa Indonesia, arti dari kata “documen” adalah sesuatu yang tertulis, tercetak atau terekam yang Dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan dalam persoalan hukum.
Adapun definisi dokumentasi adalah kegiatan atau proses pemberian atau pengumpulan bukti-bukti, informasi, keterangan dan peristiwa yang dianaggap berharga dan penting , kemudian di simpan dalam bentuk tulisan atau catatannyang terintegrasi agar mudah ,efisien dan efektif diterima orang lain (Marmi,2012)
Secara terminology menurut Fishbach,1991 dalam Marmi(2012), isi dan kegiatan dokumentasi apabila diterapkan dalam asuhan kebidanan, antara lain sebagi berikut:
1.      Tulisan yang berisi komunikasi tentang fakta penting guna menjaga beberapa kemungkinan yang bias terjadi dalam periode tertentu
2.      Menjaga dan memelihara kejadian-kejadian yang pantas diperhitungkan melalui lembaran, catatan atau dokumen
3.      Membuat catatan pasien yang otentik tentang kebutuhan asuhan kebidanan, mengidentifikasi masalah pasien, merencanakan dan melaksanakan asuhan, maupun mengevaluasi hasil asuhan kebidanan.
4.      Memonitor catatan professional dan data pasien,kegiatan asuhan kebidanan,perkembangan pasien menjadi sehat atau sakit serta dari hasil asuhan kebidanan.
5.      Melaksanakan asuhan kebidanan, termasuk diantaranya kegiatan pencegahan penyakit, peningktan kesehatan, megurangi penderitaaan dan suhan pada psien yang hampir meninggal dunia.
H.    Manajemen Asuhan Kebidanan
Menejemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkian/tahapan yang logis  untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien(Varney,1997 dalam Jannah,2012)
Langkah-Langkah dalam proses Penatalaksanaan  menurut Varney:
                               I.            Langkah 1 (Pengumpulan data dasar)
                            II.            Langkah II(Identifikasi Diagnosa,Masalah, dan kebutuhan)
                         III.            LangkahIII(Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial Yang Membutuhkan Antisipasi Masalah Potensial)
                         IV.            Langkah IV (Penetapan Kebutuhan Tindakan Segera)
                            V.            Langkah V (Penyusunan Rencana)
                         VI.            Langkah VI (Pelaksanaan Asuhan)
                      VII.            Langkah VII (Mengevaluasi)
I.       Metode Pendokumentasian SOAP
Catatan soap dipakai untuk pendokumentasian asuhan kebidanan (Jannah,2012)karena:
1.      Pendokumentasian dengan metode SOAP berupa kemajuan             informasi yang sistematis yang mengorganisir penemuan dan      kesimpulan sehingga terwujud rencana asuhan.
2.      Metode ini merupakan penyaringan dari proses         penatalaksanaan kebidanan untuk tujuan penyediaan dan     pendokumentasian asuhan.
3.      Metode SOAP Dapat membantu mengorganisir pikiran        sehingga Dapat memberikan asuhan secara menyeluruh.
4.      SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis,   dan      tertulis.

Hubungan manajemen kebidanan dan metode pendokumentasian dengan SOAP Dapat dilihat sebagai berikiut.

Langkah Manajemen
Kebidanan Menurut Varney
Langkah Dalam Metode
Pendokumentasian Dengan SOAP
Langkah 1
Pengumpulan data subjektif(S)
Pengumpulan data obyektif (O)
Langkah 2
Perumusan assasement (A)
Atau analisa dari data
Subyektiff dan obyektif
Langkah 3
Langkah 4
Langkah 5
Pembuatan Planning(P)
Yang merupakan perencanaan,
Implementasi dan evaluasi asuhan.
Langkah 6
Langkah 7

















BAB III
PERKEMBANGAN KASUS
A.    ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
1.      Kunjungan pertama: Tanggal 08 September 2014. Jam: 09.20
Nama                    : Ny. N              Nama             : Tn.T
Usia                       : 32 Tahun         Usia               : 38 Tahun
Pendidikan                        : SMA               Pendidikan    : SMA
Agama                   : Islam             Agama            : Islam
Suku bangsa          : Sumatra         Suku bangsa   : Betawi
Pekerjaan               : IRT                Pekerjaan      : Karyawan
Alamat                  : JL. Keadilan dalam 1 Rt 03 Rw 02
Subjektif :
·         Alasan datang : untuk melakukan pemeriksaan kehamilan ulang.
·         RiwayatMenstruasi: HPHT tanggal 10-02-2014,TP 17-11-2014 lamanya 7 hari,banyaknya 3x ganti pembalut, siklus haid 28 hari konsistensi encer sedikit gumpalan.
·         Riwayat perkawinan : Ibu mengatakan menikah satu kali.
·         Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :Ibu mengatakan hamil anak kelima dan belum pernah keguguran. Hamil anak pertama tahun 1999,lahir hidup normal jenis kelamin perempuan BB:3500 gram lamanya menyusui 1,8 tahun di Bidan. Hamil anak kedua tahun 2003 lahir hidup normal jenis kelamin perempuan BB:3500 gram lamanya menyusui 1 tahun. Hamil anak ketiga tahun 2005 lahir hidup normal jenis kelamin perempuan BB:3500 gram lamanya menyusi 1tahun. Hamil anak keempat tahun 2010 lahir hidup normal jenis kelamin perempuan BB:3600 gram lamanya menyusi 1,5 tahun.
·         Riwayat Keluarga Berencana ( KB ) : sebelumnya ibu memakai KB Pil
·         Riwayat penyakit yang dan sedang di derita : Ibu tidak mempunyai penyakit seperti Jantung, ginjal, hipertensi dan DM, serta ibu tidak pernah dioperasi. Riwayat penyakit keluarga : TBC, HIV/AIDS, Hepatitis dan Hipertensi tidak ada.
·         Riwayat dan kebiasaan sehari – hari :
Ø  Nutrisi : makan makanan gizi seimbang ( nasi 3x/hari, sayur 3x/hari, lauk pauk 3x/hari, buah 2x/hari,susu 2x/hari )
Ø  Personal Hygene : gosok gigi, mandi, ganti pakaian 1 kali sehari, cuci rambut 3 kali seminggu.
Ø  Pola Eliminasi : buang air besar 2 kali sehari dan tidak ada konstipasi dan buang air kecil 5 kali sehari dan tidak ada nyeri.
·           Riwayat psikososial : Ibu maupun keluarga menerima kehamilan ini.
·           Riwayat kehamilan ini : Ibu mendapatkan imunisasi TT 1saat SD. TT2 pada Hamil anak pertama.TT3 pada hamil anak kedua.TT4 pada hamil anak ketiga.TT5 saat hamil anak keempat.
Objektif :
a.       Pemeriksaan
·      Pemeriksaan umum  meliputi pemeriksaan fisik
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80x/menit,respirasi20x/menit,suhu36,7ºC,tinggibadan159cm ,Lila26cm, berat badan 68 kg, berat badan sebelum hamil 59kg.
Pada pemeriksaan sistematis di dapat : Rambut bersih, tidak berketombe, muka tidak pucat, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning, kelopak mata tidak bengkak, hidung tidak ada pengeluaran, telinga tidak ada penumpukan serumen, bibir tidak pecah-pecah, gigi tidak ada caries, pada leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, ketiak tidak ada tumor, pada dada, payudara: kanan dan kiri sama besar, tidak ada tumor, areola hyperpigmentasi, puting susu bersih mononjol, pengeluaran tidak ada, pada ekstremitas : tungkai kanan dan kiri tidak ada varices dan tidak ada oedema, refleks patela positif kanan dan kiri serta tidak ada keluhan lain.
·      Pemeriksaan Khusus meliputi pemeriksaan obstetri yaitu dengan hasil :Abdomen membesar sesuai dengan usia kehamilan dengan arah memanjang, ada linea nigra, dan tidak ada striae albican, palpasi : abdomen tidak ada kontraksi, Tinggi fundus uteri 28 cm, puki, presentasi kepala, dan kepala belum masuk PAP, TBJ ( 28 cm – 13 ) x 155 = 2325 gram, pada auskultasi  Denyut Jantung Janin ( DJJ ) 142x/menit frekuensi teratur, punctum maksimum satu tempat sebelah kiri  bawahpusat ibu.
·      Pemeriksaan penunjang :
 Darah: Hb 12%gr. Gol.darah: B Rh:(+)
Urine : Protein(-), glukosa (-), rapid(-)
Analisa :
Diagnosa Ibu        : G5P4A0 hamil 30 minggu
Janin                 : Tunggal, hidup, intra uteri, presentasi Kepala
Penatalaksanaan :
1.    Melakukan informed concent kepada ibu dan keluarga bahwa ibu akan menjadi pasien binaan atau pasien komprehensif, sehingga akan diikuti perkembangannya sejak hamil, bersalin, nifas dan BBL sampai 40 hari. Ibu dan keluarga menyetujui.
2.    Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik, usia kehamilan ibu saat ini 30 minggu dan janin dalam keadaan baik. Ibu mengerti dan merasa senang terhadap kondisi kehamilannya.
3.    Menginformasikan ibu tentang tanda – tanda bahaya kehamilan antara lain yaitu mual muntah yang berlebih, nyeri ulu hati, sakit kepala hebat, penglihatan kabur, bengkak pada wajah dan tangan, perdarahan pervaginam,serta gerakan janin berkurang. Ibu mengerti tentang tanda – tanda bahaya kehamilan.
4.    Mengajari ibu untuk memantau gerak janin perhari yaitu dalam sehari janin bergerak kurang lebih 10 kali. Ibu mengerti akan penjelasan bidan
5.    Memotivasi ibu untuk makan dengan menu seimbang (karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral ), minum air putih minimal 8 gelas perhari dan minum susu. Ibu mengatakan mengerti dengan apa yang dikatakan oleh bidan.
6.    Memberikan penyuluhan kesehatan tentang  mempersiapkan persiapan persalinan seperti tempat bersalin,jarak dari rumah ke tempat bersalin, kendaraan untuk sampai ke tempat bersalin,pendamping saat bersalin. Ibu bingung dan ingin berdiskusi dengan suami.
7.    Memotivasi ibu untuk mempertahankan personal hygient ibu. Ibu mengerti
8.    Memberikan ibu terpi obat B1 xx tablet peroral diminum 1x1dan Hemafort xx tablet peroral diminum 1x1.untuk diminum sebelum tidur malam dengan air putih untuk menghindari rasa mual.Ibu berjanji akan meminum obat yang diberikan sesuai anjuran.
9.    Menganjurkan ibu periksa 2 minggu kemudian tanggal 22 september 2014 atau jika ada keluhan. Ibu mengatakan akan melakukan kunjungan ulang 2 minggu kemudian atau jika ada keluhan.
2.      Kunjungan ke II: Tanggal 22September 2014. Jam:09.00
Subjektif
Ibu datang untuk melakukan kunjungan ulang, ibu mengatakan tidak ada keluhan. Ibu mengatakan obat yang diberikan tersisa 6 tablet Hemafort dan 6 tablet B1 dan pergerakan janin dirasakan aktif.Ibu mengatakan tempat bersalin di puskesmas taman sari,dengan kendaraan motor,dengan jarak kurang lebih 10Km didampingi suami.
Objektif :
·     Pemeriksaan umum 
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 87x/menit,respirasi24x/menit,suhu36,7ºC,tinggibadan159cm ,Lila26cm, berat badan 69kg,
meliputi pemeriksaan obstetri yaitu dengan hasil:Abdomen membesar sesuai dengan usia kehamilan dengan arah memanjang, ada linea nigra, dan tidak ada striae albican, palpasi :abdomen tidak ada kontraksi, Tinggi fundus uteri 30 cm, puki, presentasi kepala, dan kepala belum masuk PAP, (30cm – 13 ) x 155 =  2635 gram, pada auskultasi  Denyut Jantung Janin ( DJJ ) 142x/menit frekuensi teratur, punctum maksimum satu tempat sebelah kiri  bawahpusat ibu.
Analisa :
Diagnosa Ibu   : G5P4A0 hamil 32 minggu
Janin                : Tunggal, hidup, intra uteri, presentasi kepala.
Penatalaksanaan :
1.    Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu  hamil 32 minggu, kepala belum  masuk PAP dan keadaan ibu dan janin saat ini baik. Ibu mengerti dan merasa senang terhadap kondisi kehamilannya.
2.      Memotivasi ibu untuk mempertahankan pola makan yang sudah baik. Ibu mengatakan mengerti dengan apa yang dikatakan oleh bidan.
3.    Menanyakan kembali tanda – tanda bahaya kehamilan.Ibu masih mengingat 7 tanda bahaya kehamilan dan Dapat mengulangi.
4.    Memberikan ibu terapi per oral yaitu memberikan kalk 20 tablet diminum 1 x 1 hari, tablet hemafort 20 tablet diminum 1 x 1 hari dan menyarankan ibu untuk meminum dan menghabiskan sesuai aturan. Untuk tablet hemafort diminum 1 kali sehari sebelum tidur malam untuk mengurangi rasa mual dan menyarankan ibu agar meminum air putih saat mengkonsumsinya. Ibu mengatakan sudah meminum obat yang diberikan sesuai dengan anjuran.
5.    Menganjurkan ibu untuk kembali periksa 2 minggu kemudian tanggal 06 oktober 2014 atau jika ada keluhan. Ibu mengatakan akan melakukan kunjungan ulang 2 minggu kemudian atau jika ada keluhan.
3.      Kunjungan ke III: Tanggal 06 Oktober 2014 jam: 09.32
Subjektif :
Ibu datang untuk melakukan kunjungan ulang.Ibu mengatakan obat yang diberikan tersisa 6 tablet Hemafort dan 6 tablet kalk dan pergerakan janin dirasakan aktif.
Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 86x/menit,respirasi21x/menit,suhu36,7ºC,tinggibadan159cm ,Lila26cm, berat badan 70kg,Tinggi fundus uteri 32 cm, puki, presentasi kepala, dan kepala belum masuk PAP, TBJ ( 32 cm – 13) x 155 =  2945 gram, pada auskultasi  Denyut Jantung Janin ( DJJ ) 142x/menit frekuensi teratur, punctum maksimum satu tempat sebelah kiri  bawahpusat ibu.
Analisa :
Diagnosa Ibu  : G5P4A0 hamil 34 minggu
Janin                : Tunggal, hidup, intra uterin, presentasi kepala
Penatalaksanaan :
1.      Memberitahu ibu tetang hasil pemeriksaan bahwa ibu  hamil 34 minggu, kepala belum  masuk PAP dan keadaan ibu dan janin saat ini baik. Ibu mengerti dan merasa senang terhadap kondisi kehamilannya.
2.      Menanyakan kembali tanda – tanda bahaya kehamilan.Ibu masih mengingat 7 tanda bahaya kehamilan dan Dapat mengulangi.
3.      Memberikan ibu terapi per oral yaitu memberikan kalk 20 tablet diminum 1 x 1 hari, tablet hemafort 20 tablet diminum 1 x 1 hari dan menyarankan ibu untuk meminum dan menghabiskan sesuai aturan. Untuk tablet hemafort diminum 1 kali sehari sebelum tidur malam untuk mengurangi rasa mual dan menyarankan ibu agar meminum air putih saat mengkonsumsinya. Ibu mengatakan sudah meminum obat yang diberikan sesuai dengan anjuran.
4.      Menganjurkan ibu untuk kembali periksa 2 minggu kemudian tanggal 20 oktober 2014 atau jika ada keluhan. Ibu mengatakan akan melakukan kunjungan ulang 2 minggu kemudian atau jika ada keluhan.

4.   Kunjungan ke IV: Tanggal 20 Oktober 2014 jam:08.00
Subjektif :
Ibu datang untuk melakukan kunjungan ulang.Ibu mengatakan obat yang diberikan tersisa 6 tablet hemafort dan 6 tablet kalek dan pergerakan janin dirasakan aktif.
Objektif :
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 86x/menit,respirasi21x/menit, suhu36,7ºC, Lila26cm, berat badan 73kg, Pemeriksaan Khusus meliputi pemeriksaan obstetri yaitu dengan hasil :Abdomen membesar sesuai dengan usia kehamilan dengan arah memanjang, ada linea nigra, dan tidak ada striae albican, palpasi : abdomen tidak ada kontraksi, Tinggi fundus uteri 34 cm, puki, presentasi kepala, dan kepala belum masuk PAP, TBJ TBJ ( 34 cm – 12) x 155 =  3410 gram, pada auskultasi  Denyut Jantung Janin ( DJJ ) 142x/menit frekuensi teratur, punctum maksimum satu tempat sebelah kiri  bawahpusat ibu.
Pemeriksaan penunjang :
Darah: Hb 11%gr.       Gol.darah: B Rh:(+)
Urine : Protein(-), glukosa (-), rapid(-)
Analisa :
G5P4A0 hamil 36 minggu
Janin                : Tunggal, hidup, intra uterin, presentasi kepala
Penatalaksanaan :
1.      Memberitahu ibu tetang hasil pemeriksaan bahwa ibu  hamil 36 minggu, kepala belum  masuk PAP dan keadaan ibu dan janin saat ini baik. Ibu mengerti dan merasa senang terhadap kondisi kehamilannya.
2.      Memotivasi ibu untuk mempertahankan pola makan yang sudah baik. Ibu mengatakan mengerti dengan apa yang dikatakan oleh bidan.
3.      Memberikan motivasi psikologis dalam menjelang persalinan. Ibu merasa termotivasi
4.      Memberitahu ibu untuk mempersiapkan perlengkapan persalinan seperti pakaian bayi,bedongan,kain ibu,pembalut ibu, pakian ibu. Ibu mengatakan sudah di persiapkan.
5.      Mengingatkan ibu tentang tanda – tanda persalinan seperti mulas –mulas, keluar lendir bercampur darah dan keluar air – air. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan
6.      Memberikan ibu terapi per oral yaitu memberikan kalk 10 tablet diminum 1 x 1 hari, tablet hemafort 10 tablet diminum 1 x 1 hari dan menyarankan ibu untuk meminum dan menghabiskan sesuai aturan. Untuk tablet hemafort diminum 1 kali sehari sebelum tidur malam untuk mengurangi rasa mual dan menyarankan ibu agar meminum air putih saat mengkonsumsinya. Ibu mengatakan sudah meminum obat yang diberikan sesuai dengan anjuran.
7.      Menganjurkan ibu untuk kembali periksa 1 minggu kemudian tanggal 27 oktober 2014 atau jika mengalami keluhan. Ibu mengatakan akan melakukan kunjungan ulang 1 minggu kemudian atau jika ada keluhan.
5.      Kunjungan ke V: Tanggal 27 Oktober 2014. jam:11.00 Wib
Subjektif :
Ibu datang untuk melakukan kunjungan ulang, ibu mengatakan tidak ada keluhan. Ibu mengatakan obat yang diberikan tersisa 6 tablet hemafort dan 6 tablet kalk dan pergerakan janin dirasakan aktif.
Objektif :
1.     Pemeriksaan umum 
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 83x/menit,respirasi23x/menit,suhu36,6ºC, Lila26cm, berat badan 76kg. Pemeriksaan Khusus meliputi pemeriksaan obstetri yaitu dengan hasil :Abdomen membesar sesuai dengan usia kehamilan dengan arah memanjang, ada linea nigra, dan tidak ada striae albican, palpasi : abdomen tidak ada kontraksi, Tinggi fundus uteri 35 cm, puki, presentasi kepala, dan kepala belum masuk PAP, TBJ (35 cm – 11) x 155 =  3720 gram, pada auskultasi  Denyut Jantung Janin ( DJJ ) 144x/menit frekuensi teratur, punctum maksimum satu tempat sebelah kiri  bawahpusat ibu.
Analisa :
Diagnosa Ibu   : G5P4A0 hamil 37 minggu
Janin    : Tunggal, hidup, intra uteri, presentasi kepala
Penatalaksanaan :
1.    Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu hamil 37 minggu, sudah cukup bulan untuk bersalin, posisi janin bagus. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan.
2.    Mengingatkan kembali ibu tentang tanda – tanda persalinan seperti mulas –mulas, keluar lendir bercampur darah dan keluar air – air. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan
3.    Memberikan ibu terapi per oral yaitu memberikan kalk 10 tablet diminum 1 x 1 hari, tablet hemafort 10 tablet diminum 1 x 1 hari dan menyarankan ibu untuk meminum dan menghabiskan sesuai aturan. Untuk tablet hemafort diminum 1 kali sehari sebelum tidur malam untuk mengurangi rasa mual dan menyarankan ibu agar meminum air putih saat mengkonsumsinya. Ibu mengatakan sudah meminum obat yang diberikan sesuai dengan anjuran.
4.    Menganjurkan ibu untuk kembali kontrol 1 minggu kemudian atau jika ada keluhan. Ibu mengatakan akan kembali untuk melakukan kunjungan ulang.
B.        ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
1.         Kala II: Tanggal 04 November 2014 jam: 04.07
                  Subjektif:
           Ibu Mengatakan mulas-mulas sejak jam:19.00, sudah keluar lendir darah dan belum keluar air-air serta gerakan janin aktif.
               Objektif:
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 90 x/menit, suhu 36,5˚ C, respirasi 22 x/menit, DJJ 150 x/menit, His 4 kali dalam 10 menit lamanya 45 detik, his kuat, rileksasi baik, pemeriksaan dalam : vulva vagina tidak ada kelainan, portio tidak teraba, pembukaan lengkap ( 10 cm ), ketuban positif ( + ), presentasi kepala, posisi UUK depan, penurunan kepala Hodge III +.
Analisa
Diagnosa ibu   : G5P4A0 hamil 38 minggu inpartu kala II
Janin                : Tunggal, hidup, intra uteri, presentasi kepala.


Penatalaksanaan
1.  Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa ibu sudah waktunya mengedan jika ada his. Ibu mengerti dan bersedia mengedan jika ada his.
2.  Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan.Alat pertolongan persalinan sudah lengkap.
3.  Selaput ketuban pecah ( spontan ).pukul 04.09Wib, cairan
ketuban berwarna jernih.Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi yang nyaman bagi ibu untuk meneran pada saat ada his.Keluarga membantu ibu dalam posisi setengah duduk.
4.   Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran. Ibu meneran dengan      baik.
5.   Memeriksa DJJ saat his melemah. DJJ teratur.
6.   Mempersiapkan pertolongan persalinan yaitu memasang   handuk diperut ibu, memasang underpad dibokong ibu dan mendekatkan partus set. Persiapan pertolongan persalinan dilakukan sesuai APN.
7.   Menolong persalinan pervaginam sesuai langkah APN. Pertolongan persalinan dilakukan sesuai langkah APN.
8.   Bayi lahir spontan Pukul 04.12 letak belakang kepala, bayi menangis kuat, tonus otot aktif, warna kemerahan.

2.         Kala III: Tanggal 04 November 2014 jam: 04.13
        Subjektif
      Ibu mengatakan perut masih mulas dan senang atas       kelahiran bayinya.
        Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil, palpasi tidak ada janin kedua, kontraksi baik, TFU sepusat, kandung kemih kosong.
Analisa
P5A0 Partus Kala III
Penatalaksanaan
1.      Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suamibahwa keadaan ibu baik. Ibu dan suami mengerti.
2.      Melakukan menejemen aktif kala III yaitu menyuntikan oksitosin 10 IU di sepertiga paha atas ibu,memeriksa tidak ada janin kedua,melakukan PTT.tanda tanda pelepasan plasenta yaitu uterus globular,semburan darah tiba tiba dan tali pusat memanjang.
3.      Melihat tanda – tanda pelepasan plasenta yaitu uterus globular, tali pusat memanjang dan adanya semburan darah tiba – tiba. Tanda – tanda pelepasan plasenta terlihat.
4.      Melahirkan plasenta searah jalan lahir. Pukul 04.20 plasenta lahir spontan lengkap, diameter ± 20 cm, tebal ± 2 cm, panjang tali pusat ± 50 cm, insersi tali pusat sentralis.
5.      Massase fundus uteri selama 15 detik sampai fundus teraba keras. Kontraksi uterus baik.
3.         Kala IV: Tanggal  04 November 2014 Jam:06.07
        Subjektif
        Ibu mengatakan lelah dan perut terasa mulas.
        Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil, tekanan darah 130/90 mmHg. nadi 88 x/menit, suhu 36,5 ˚C, respirasi 22 x/menit, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong, perdarahan ± 50 cc, rupture perineum grade II.
Analisa
P5A0 partus kala IV dengan rupture perineum grade II
Penatalaksanaan
1.      Memberitahu ibu akan di lakukan penjahitan luka jalan lahir. Ibu mengetahuinya
2.      Menghecting rupture grade II. rupture telah di hecting  secara jelujur dengan menggunakan lidocain 1% 1:1.
3.      Mengajarkan ibu dan keluarga cara massase fundus apabila kontraksi uterus tidak baik. Ibu dan keluarga mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan.
4.      Mengobservasi keadaan ibu setiap 15 menit pada 1 jam pertama, dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua. Observasi dicatat dalam lembar belakang partograf.
5.      Membersihkan ibu, mengganti pakaian ibu, dan memakaikan pembalut.Ibu memakai pembalut, celana dalam, dan pakaian bersih.
6.      Memenuhi nutrisi dan hidrasi ibu. Ibu makan dan minum.
7.      Merendam semua alat bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 % dan dekontaminasi tempat persalinan. Alat bekas pakai telah direndam dalam larutan klorin dan Tempat persalinan telah didekontaminasi.
8.      Memberi ibu therapi peroral yaitu vit A II X 200.000 UI, asam mefenamat 3x1, Hemafort 1x1, dan amoksilin 3x1. Ibu mengatakan akan minum obat secara teratur.
9.      Menganjurkan ibu untuk sering menyusui bayinya. Ibu mengatakan akan sering menyusui bayinya.
10.  Melengkapi partograf. Partograf telah dilengkapi.
C.    ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
1.      Selasa, 04 november  2014, Pukul 07.12 wib
Subjektif
Ibu mengatakan perut masih terasa mulas, ibu sudah bias berdiri dan bisa BAK.
Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaanemosional stabil, tekanan darah 130/90 mmHg. Nadi 84x/menit, respirasi 22 x/menit, suhu 36,5˚C, muka tidak pucat, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning, kelopak mata tidak bengkak, payudara terdapat pengeluaran ASI,kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong, perdarahan ± 50 cc, berbau khas, konsistensi cair agak kental dan terdapat stolsel, luka jahitan baik.
Analisa
P5A0 Nifas 6 jam
Penatalaksanaan
1.      Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu baik. Ibu dan keluarga merasa senang
2.      Menjelaskan pada ibu bahwa mules yang dirasakan adalah hal yang fisiologis yang disebabkan oleh kontraksi uterus untuk menjadikan uterus kembali  seperti sebelum hamil. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan tenaga kesehatan.
3.      Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya dan tetap memberikan ASI selama 6 bulan tanpa memberikan makanan tambahan. Ibu mengerti dan akan menyusui bayinya selama 6 bulan.
4.      Menganjurkan ibu untuk makan dan minum untuk memulihkan tenaga ibu. Ibu mulai makan dan minum.
5.      Menganjurkan ibu untuk BAB agar rektum kosong sehingga ibu dapat merasa lebih nyaman. Ibu mengatakan belum ada BAB dan sudah bisa BAK.
6.      Ibu direncanakan pulang pada tanggal 05 november 2014 pukul: 17.00
2.      Kunjungan rumah I : Senin, 10 November 2014 jam : 09.00
Subjektif
Ibu mengatakan luka jahitan sudah kering.
Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional baik, berat badan 60Kg, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 82 x/menit, suhu 36,5 ˚C, respirasi 24x/menit, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, kelopak mata tidak oedema, payudara membesar kanan dan kiri, laktasi (+), kontraksi uterus baik, TFU tidak teraba, pengeluaran lochea sanguenolenta, luka jahitan sudah kering, ekstremitas bawah tidak oedema.
Analisa
Diagnosa ibu                     : P5A0 Nifas 6 hari
Penatalaksanaan :
1.      Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan  ibu saat ini baik. Ibu mengetahui tentang keadaannya.
2.      Memotivasi ibu untuk mempertahankan personal hygient. Ibu mengerti penjelasan tenaga kesehatan dan ibu mengatakan akan menjaga personal hygene.
3.      Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin. Ibu mengatakan akan sering menyusui bayinya.
4.      Memotivasi ibu untuk mempertahankan pola makan yang sudah baik.Ibu mengatakan akan makan makanan yang bergizi.
5.      Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup untuk memulihkan kondisi ibu. Ibu akan beristirahat.
6.      Menjelaskan tanda – tanda bahaya nifas yaitu lochea berbau busuk, nyeri perut dan payudara bengkak. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan oleh tenaga kesehatan.
3.      Kunjungan rumah ke II: Tanggal:17 November 2014 Jam:09.30
Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan, nafsu makan bertambah,BAB dan BAK lancar, ASI banyak.
Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil,tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 85 x/menit, respirasi 23 x/menit, suhu 36,6˚ C, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning, kelopak mata tidak bengkak, payudara membesar kanan dan kiri, puting susu tidak lecet, ASI yang keluar banyak, kontraksi uterus baik, TFU tidak teraba, lochea serosa, ekstremitas atas dan bawah tidak bengkak.
Analisa
Diagnosa ibu            : P5A0 Nifas 12 hari
Penatalaksanaan
1.         Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu baik.Ibu mengerti tentang keadaanya.
2.        Memotivasi ibu untuk mempertahankan pola makan yang sudah baik.Ibu mengatakan akan makan makanan yang bergizi.
3.        Mengingatkan kembali pada ibu untuk tetap memberikan ASI tanpa makanan tambahan lain kepada bayi sampai bayi berusia 6 bulan. Ibu memberikan ASI pada bayinya sampai saat ini tanpa tambahan makanan.
4.        Menjelaskan ibu tentang kontrasepsi. Ibu mengatakan akan memakai kontrasepsi steril program pemerintah yang diadakan di posyandu secara gratis.
4.      Kunjungan rumah ke III: Tanggal : 13 Desember 2014 Jam:12.10
      Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan, BAB dan BAK lancar, ASI  banyak. ibu mengatakan saat ini belum memakai kontrasepsi karena program steril yang diadakan posyandu belum terlaksana.
Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi 24 x/menit, suhu 36,8˚ C, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning, kelopak mata tidak bengkak, payudara membesar kanan dan kiri, puting susu tidak lecet, ASI yang keluar banyak, ekstremitas atas dan bawah tidak bengkak.
Analisa
Diagnosa ibu            : P5A0 Nifas 40 hari
Penatalaksanaan
1.      Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu     baik.Ibu mengerti tentang keadaanya.
2.      Memotivasi ibu untuk mempertahankan pola makan yang sudah baik.Ibu mengatakan akan makan makanan yang bergizi.
3.      Mengingatkan kembali pada ibu untuk tetap memberikan ASI      tanpa makanan tambahan lain kepada bayi sampai bayi berusia 6 bulan. Ibu memberikan ASI pada bayinya sampai saat ini tanpa tambahan makanan.
4.      Menganjurkan ibu untuk memakai kontrasepsi lain selama menunggu kotrasepsi steril yang diadakan di program posyandu. Ibu mengatakan akan segera memakai kontrasepsi suntik 3 bulan.
D.    ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR.
1.      Selasa, 04 November 2014 Pukul 05.12 wib
Subjektif
Ibu mengatakan kondisi bayinya dalam kondisi baik.
Objektif
Keadaan umum baik, menangis kuat, warna kulit kemerahan, tonus otot aktif.Pemeriksaan antropometri.  Jenis kelamin perempuan, berat badan 3300 gram, panjang badan 49 cm, LK 35 cm, LD 33 cm, tidak ada kelainan kongenital, anus (+).
Analisa
Neonatus cukup bulan – sesuai masa kehamilan umur 1 jam.
Penatalaksanaan
1.      Menjelaskan pada ibu bahwa bayi dalam keadaan baik. Ibu mengetahui
2.      Menghindari dan menjaga bayi dari hipotermi dengan cara memakaikan bedong dan topi. Bayi sudah dihangatkan
3.      Memberikan salep mata dan Vit K 1 Mg per IM dipaha kiri anterolateral 1 jam setelah lahir. Salep mata dan Vit K sudah diberikan.
4.      Memasang peneng atau identitas bayi. Identitas telah dipasang.
5.      Membungkus tali pusat dengan kasa steril. Tali pusat telah dibungkus.
6.      Memfasilitasi bayi untuk rawat gabung dengan ibu. Bayi sudah di rawat gabung.
7.      Merencanakan pemberian Hb0 1jam kemudian ( jam 06 : 12 Wib)

2.      Selasa, 04 November 2014 Pukul 10.12wib
Subjektif
Ibu mengatakan bayinya mau menyusu, menangis kuat, dan gerakan aktif.Dalam 6 jam terakhir bayi sudah BAB dan BAK.
Objektif
Keadaan umum baik, bayi masih tampak kotor, denyut nadi 140 x/menit, suhu 36,7 ˚ C, pernapasan 42 x/menit, reflek morro ada, reflek rooting ada, reflek suching ada, reflek tonic neck ada. Tali pusat tidak ada tanda – tanda infeksi dan tidak ada perdarahan.
Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 6 jam
Penatalaksanaan
1.  Memberitahukan ibu untuk menjemur bayinya setiap pagi selama ±30menit untuk mencegah bayi kuning. Ibu mengatakan akan menjemur bayinya.
2.  Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar. Ibu mengerti teknik menyusui dengan benar.
3.  Memandikan bayi dengan air hangat. Bayi sudah di mandikan
4.  Menjelaskan pada ibu tentang tanda infeksi pada bayi yaitu bayi tidak mau menyusu, badan bayi panas, tali pusat Berbau busuk,bayiselalu terlihat mengantuk. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan tenaga kesehatan.
5.  Mengajarkan ibu caramerawat tali pusat yaitu dengan membungkus tali pusat dengan kasa tanpa memberikan    tambahan apapun.Ibu mengerti.
6.  Menganjurkan ibu menyusui bayinya sesering mungkin.Ibu mengatakan sering menyusui bayinya.
3.   Kunjungan Rumah I : Senin, 10 November 2014 pukul 09.00 wib
Subjektif
Ibu mengatakan kondisi bayinya dalam kondisi baik dan tidak mengalami keluhan,pergerakan bayi aktif, menangis, ASI lancar keluar banyak dan bayi mau menyusu, tali pusat sudah puput.
Objektif
Kondisi bayi terlihat baik, pergerakan aktif, tanda–tanda vital,menangis(+),S:36,7˚C,DJB:145x/menit.Rr:50 x/menit. Berat badan 3400 gram,kulit warna kemerahan tidak kuning.
Analisa
Diagnosa Bayi : Neonatus cukup bulan umur 6 hari
Penatalaksanaan
1.             Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kondisi bayinya dalam keadaan sehat. Ibu mengetahui keadaan bayinya.
2.             Memberikan KIE terhadap ibu tentang hipotermi dengan cara membungkus bayi dengan kain kering dan menyarankan ibu untuk memandikan bayinya dengan air hangat. Ibu mengatakan akan membedong bayinya dan memandikan dengan air hangat.
3.             Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya sesuai dengan kemauan bayi, tidak perlu dibatasi dan dijadwalkan. Ibu mengatakan bayinya sering menyusu.
4.             Menganjurkan ibu untuk menyendawakan bayi setiap selesai disusui. Ibu mengatakan akan menyendawakan bayinya.
5.             Memberikan KIE tentang tanda – tanda bahaya pada bayi yaitu :sulit menyusu, demam, letargi, tidak BAB selama 3 hari, sianosis, ikterik, muntah terus – menerus dan bila menemukan tanda bahayatersebut segera menemui tenaga kesehatan terdekat. Ibu mengertipenjelasan yang diberikan oleh tenaga kesehatan.
4.      Kunjungan Rumah II :Senin,17 November 2014 jam 09.30 wib
Subjektif
Ibu mengatakan bayinya dalam  kondisi  baik, gerakan bayi aktif,BAB 3-4 kali sehari, BAK 7-8 kali sehari.


Objektif
Kondisi umum bayi baik, pergerakan bayi aktif, tanda-tanda vital DJB 140 x/menit, Rr : 48 x/menit, S : 36,5 ˚ C,BB 3500 gram, tali pusat sudah puput pada tanggal 9 november 2014, bayi tidak kuning, tidak ditemukan tanda infeksi.
Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 14 hari.
Penatalaksanaan
1.      Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam keadaan baik dan sehat.Ibu mengerti keadaan bayinya.
2.      Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya pada bayi yaitu tidak mau menyusu, selalu terlihat mengantuk, sianosis, kuning.Ibu mengerti penjelasan yang diberikan oleh tenaga kesehatan.
3.      Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya setiap pagi. Ibu mengatakan telah menjemur bayinya.
4.      Memberikan penkes tentang imunisasi bayi. Ibu mengerti
5.      Mengingatkan ibu untuk tetap menyusui bayinya sesering mungkin. Ibu mengatakan sering menyusui bayinya.
5.      Kunjungan rumah ke III:Sabtu, 13 Desember 2014 Jam:12.10
      Subjektif
      Ibu mengatakan bayinya dalam  kondisi  baik, bayi sering menyusu, gerakan bayi aktif,BAB 3-4 kali sehari, BAK 7-8 kali sehari.ibu mengatakan bayinya  sudah di imunisasi BCG dan Polio1 pada hari rabu tanggal 3 desember 2014.
Objektif
Kondisi umum bayi baik, pergerakan bayi aktif, tanda-tanda vital DJB 140 x/menit, Rr : 50 x/menit, S : 36,5 ˚ C,BB 3800 gram, tali pusat sudah puput, bayi tidak kuning, tidak ditemukan tanda infeksi.
Analisa
Bayi sesuai masa kehamilan umur 40 hari.
Penatalaksanaan
1.             Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam keadaan baik dan sehat.Ibu mengerti keadaan bayinya.
2.             Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya pada bayi yaitu tidak  mau menyusu, selalu terlihat mengantuk, sianosis, kuning.Ibu mengrti penjelasan yang diberikan oleh tenaga kesehatan.
3.             Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya setiap pagi.   Ibu mengatakan telah menjemur bayinya.
4.             Mengingatkan ibu untuk tetap menyusui bayinya seseringmungkin. Ibu mengatakan sering menyusui bayinya.
5.             Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya imunisasi secara teratur sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Ibu mengatakan akan melakukan imunisasi secara rutin.


BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Pada kasus NY.N Umur 32 tahun G5P4A0 yang telah diamati oleh penulis sejak masa kehamilan usia 30 minggu sampai dengan nifas 6 minggu. Hasil pengamatan tersebut akan penulis bahas untuk membandingkannya dengan teori, hal ini ditujukan untuk mengevaluasi kesesuaian dan keberhasilan dari asuhan-asuhan yang penulis lakukan.
A.    Ante Natal Care
1. Pada pembahasan ANC penulis mengacu berdasarkan standar “10 T”(Jannah,2012):
·      Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Hasil ukur tinggi badan yang dilakukan sejak ibu hamil adalah 159cm dan Hasil penimbangan yang dilakukan sejak ibu hamil mengalami peningkatan 15 kg dan ini normal karena menurut teori kenaikan berat badan ibu hamil secara perlahan akan mengalami kenaikan antara 6,5Kg – 16,5 Kg selama kehamilan atau sama dengan 0,5 Kg perminggu atau 2 Kg dalam satu bulan. Penambahan berat badan paling banyak terjadi pada trimester kedua kehamilan.
·      Ukur Tekanan darah
Hasil pengukuran tekanan darah pada Ny. N dalam 5 kali kunjungan antenatal dalam batas normal, yaitu antara 110/70 mmHg sampai 120/80 mmHg dan ini normal karena menurut teoriperubahan yang paling signifikan pada tekanan darah biasanya penurunan tekanan sitolik dari 5 sampai 10 poin dan penurunan tekanan diastolic dari 10 sampai 15 poin selama 24 minggu pertama kehamilan.
·      Nilai sTatus gizi (ukur lingkar lengan atas)
Hasil pengamatan status gizi baik pada Ny.N karena Lila Ny.N 26cm menurut teori (Jannah,2012) standar ukuran LILA pada wanita dewasa atau usia reproduksi adalah 23,5cm .jika lila <23,5 maka interpretasinya adalah Kurang Energi Kronis(KEK).Penulis juga menganjurkan bahwa ibu harus makan makanan yang bergizi semasa hamil untuk kesehatan ibu dan pertumbuhan janinnya.Makanan yang diperlukan adalah gizi yang seimbang meliputi protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Hal ini sesuai dengan teori (Jannah,2012) zat gizi yang paling esensial bagi ibu hamil yaitu zat besi dan asam folat untuk pencegahan anemia dan DHA (Asam Dokosaheksaenoat) yang dapat membantu meningkatkan kecerdasan bagi bayi yang dikandung. Suplemen gizi lainnya yaitu vitamin A, B kompleks, C, D, E, mineral dan yodium.
·      Ukur Tinggi fundus uteri
Pada pengukuran tinggi fundus uteri di dapatkan kenaikan secara bertahap dan konsisten.untuk asuhan ANC pertama yang penulis lakukan usia kehamilan 30 minggu dengan hasil TFU 28cm,untuk kunjungan kedua usia kehamilan 32 minggu dengan hasil TFU 30cm, untuk asuhan ANC ketiga usia kehamilan 34 minggu dengan hasil TFU 32cm, asuhan Anc ke empat usia kehamilan 36 minggu dengan hasil TFU 34cm, dan asuhan ANC kelima usia kehamilan 37 minggu dengan hasil TFU 35cm.  Hal ini berarti pertumbuhan janin berjalan normal dan sesuai dengan umur kehamilan yaitu ± 2 cm dari usia kehamilan (Jannah, 2012)
·      Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin(DJJ)
Pada setiap kunjungan penulis melakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan presentasi janin, hasil keseluruhan pemeriksaan normal yaitu presentasi kepala.sedangkan bunyi jantung janin dalam setiap pemeriksaan berkisar antara 130-140 x/menit hal tersebut memperlihatkan bahwa janin dalam keadaan sehat karena berdasarkan teori dalam buku asuhan persalinan normal dijelaskan bahwa denyut jantung janin normal yaitu 120 – 160 x/menit ( Jannah, 2012 ). 
·      Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap
Ibu mengatakan sudah mendapat imunisasi TT(tetanus tokoid) pada saat SD 1 kali, hamil yang pertama 1 kali, hamil yang kedua 1 kali, hamil yang ketiga 1 kali dan hamil yang keempat 1 kali. Berarti ibu sudah mendapatkan imunisasi TT secara lengkap tetapi tidak sesuai dengan interval atau selang waktu minimal yang telah ditetapkan.karena menurut teori imunisasi TT (tetanus toksoid) interval atau selang waktu minimal dari  imunisasi TT2 adalah 4 minggu setelah TT1,imunisasi TT3 6 bulan setelah TT2, imunisasi TT4 1 tahun setelah TT3. Imunisasi TT5 1 tahun setelah TT. Namun jika mendapat imunisasi lebih dari selang waktu minimal yang ditentukan tidak apa-apa.imunisasi TT diberikan pada ibu hamil guna  memberikan kekebalan pada janin terhadap infeksi tetanus(tetanus neonatorum) pada saat persalinan, maupun post natal. Bila seorang wanita selama hidupnya mendapati imunisasi sebanyak lima kali berarti akan mendapat kekebalan seumur hidup(long life) dengan periode tertentu terhadap penyakit tetanus(Jannah,2012)  
·      Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
Tablet  zat besi untuk mempertahankan kadar hemoglobinnya agar tidak menurun. Dalam kehamilannya ibu rutin berkunjung ke Puskesmas Taman Sari sehingga ibu mendapatkan Tablet zat Besi yang cukup berkisar ±140 tablet.Namun penulis juga memberitahu bahwa efek samping dari tablet zat besi adalah mual dan muntah sehingga lebih baik diminum pada malam hari sebelum tidur.
·      Tes laboratorium rutin
Selama pengasuhan dilakukan pemeriksaan lab darah yaituHemoglobin,Gol.darah dan Rh sebanyak 2x. nilai Hemoglobin ibu sebesar 12 gram %, dan menurut teoribahwa ibu hamil yang mengalami anemia jika nilai HB nya di bawah 11 gram %, anemia ringan sebesar 10 gram %, anemia sedang 7-10 gram %, anemia berat yaitu kurang dari 7 gram %. Ini menunjukan bahwa Ny.N tidak mengalami anemia pada kehamilan.untuk Gol.darah: B. dan Rh (+) dan menurut teori Golongan darah A-B-O di perlukan untuk dibandingkan dengan golongan darah bayi saat lahir apakah ada kemungkinan inkompatibilitas gol darah A-B-O yang memerlukan tindakan pada bayi, golongan darah juga perlu diketahui bila diperlukan transfusi pada ibu.(Erninta,2013)
Serta Pemeriksaan lab Urine yaitu Protein, glukosa dan rapid sebanyak 2x. Hasil pemeriksaan Lab Protein,Glukosa maupun Rapid adalah negative(-) menurut teori pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa fungsi ginjal ibu hamil, sekaligus memeriksa kadar gula darah. jika ditemukannya adanya kandungan protein, maka kemungkinan besar ibu hamil akan mengalami preeklamsia yang berbahaya. pemeriksaan kadar gula darah atau gukosa juga penting unntuk mencegah diabetes pada ibu.(Jendela,2014)
·      Tatalaksana Kasus
Dalam pemeriksaan kehamilan tidak ditemukannya diagnosa masalah yang terjadi pada Ny.N maka tidak di terapkan pada tatalaksana kasus ini.
·      Temu wicara (bimbingan konseling)
Temu wicara sudah dilakukan setiap Ny.N melakukan kunjungan berupa anamnesa,konsultasi serta persiapan rujukan. Sesuai dengan teori (Jannah,2012) temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan kunjungan berupa anamnesayang meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas,konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan serta persiapan rujukan 
2.      Pada pemantauan antenatal, penulis merencanakan pemberian KIE dan memprioritaskan asuhan disetiap kunjungan. Pada kunjungan ANC pertamadengan Usia Kehamilan 30 minggu penulis memprioritaskan asuhanpersiapan persalinan, pada kunjungan kedua penulis memprioritaskan asuhan tanda-tanda bahaya kehamilan. pada kunjungan ketiga penulis memprioritaskan asuhan mengevaluasi tanda-tanda bahaya kehamilan, pada kunjungan keempat penulis memprioritaskan asuhan perlengkapan persalinan dan motivasi psikologis ibu.pada kunjungan kelima penulis memprioritaskan asuhan tanda-tanda persalinan. ibu mampu melakukannya serta mengurangi ketidaktahuan ibu terhadap kehamilannya dan hal tersebut sangat berarti dalam keberhasilan antenatal care dan juga menambah kesiapan ibu dalam menyambut buah hatinya.
B.     Intra Natal Care
1.      Hari pertama dari haid terakhir adalah 10-02-2014 dengan taksiran persalinan 17-11-2014. Berdasarkan HPHT tersebut NY. N memasuki proses persalinannya pada usia kemailan 38 minggu  berarti persalainan yang dialami oleh NY. N termasuk persalinan normal. Karena pengertian persalinan normal itu sendiri adalah proses pengeluaran jalanin pada LBK dengan tenaga ibu sendiri, yang terjadi pada kehamilan cukup bulan 37-42 (Prawirohardjo,2007)
2.      Kala I tidak dilakukan karena pasien menghubungi penulis saat sudah masuk kala II.
3.      Kala II berlangsung 15 menit.ini lebih cepat dari yang dikatakan manuaba (2005)pada primi gravida persalinan kala II berlangsung 50 menit dan pada grande multi 30 menit. Hal ini dikarenakan his yang kuat dan kekuatan ibu meneran dengan baik seperti yang dikatakan oleh manuaba (2005) bahwa faktor power ibu merupakan faktor penting dalam proses persalinan.
4.      Kala III berlangsung selama 5 menit dan perdarahan 150 cc hal ini sesuai dengan teori (Manuaba,2010) biasanya plasenta lepas dalam 5-10 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada uteri, Sedangkan perdarahan yang keluar selama proses kala III tidak melewati batas normal seperti yang dikatakan oleh (Manuaba,2010) Perdarahan kala III normal ±100-200 cc.serta kontraksi selama kala III mengeras yang diartikan kontraksi bagus hal ini dikarenakan selama memberikan asuhan persalinan kala III dan menerapkan menejemen aktif kala III,sehingga tidak ditemukan penyulit selama dilakukan asuhanpersalinan kala III.
5.      Pada kala IV berlangsung sampai observasi 2 jam, dilakukan pemeriksaan jalan lahir, ditemukan rupture pada mukosa vagina sampai otot perineum yang merupakan grade II ini sesuai dengan teori (Marmi, 2012).rupture grade II mengenai mukosa vagina, sampai otot perineum. maka dilakukan penjahitan secara jelujur. Dan dilakukan observasi kala IV selama dua jam yaitu pada jam pertama selama 15 menit sekali dan jam kedua selama 30 menit sekali yang bertujuan untuk memantau keadaan umum ibu, tanda tanda vital, tinggi fundus uteri, kandung kemih dan jumlah perdarahan. Keadaan ibu baik, tanda-tanda vital normal, TFU ibu yaitu 2 jari dibawah pusat dan kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong dan perdarahan ±150cc. ini Dapat diartikan bahwa keadaan abnormal pada kala IV adalah perdarahan±500cc (Prawirohardjo,2012) pada satu jam kedua tidak ditemukan masalah. Ibu sudah dibersihkan dari kotoran dan lendir darah.
C.    Bayi Baru Lahir
1.      Menurut (Saifuddin,2009), tiga hal utama yang harus dinilai pada bayi baru lahir yaitu warna kulit, tonus otot(bergerak aktif) dan pernapasan (menangis kuat). Ini sesuai dengan hasil pemeriksaan warna kulit pada menit pertama tubuh kemerahan, bayi bergerak dengan aktif dan menangis spontan kuat, APGAR score 9/10.
2.      Lahir spontan dengan letak belakang kepala, menagis kuat dan kulit kemerahan dan jenis kelamin perempuan, ini sesuai dengan (JPNKR,2007).yaitu bayi lahir harus dilakukan penilaian awal dengan melihat apakah bayi menangis kuat dan bernafas tanpa kesulitan, apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas, lihat warna kulit bayi apakah pucat, biru atau seluruh tubuh kemerahan. Jika bayi tidak bernafas atau bernafas megap-megap, tidak menangis, bayi lemas dan warna kulit pucat dan biru maka segera dilakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
3.      Melakukan asuhan segera pada bayi baru lahir yaitu membungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat agar tidak terjadi hipotermi, memotong dan mengikat tali pusat 2 menit pertama pasca persalinan kemudian membungkus dengan kasa kering tanpa alcohol ataupun bethadinedan selanjutnya bounding attachment yaitu IMD dengan meletakan bayi tengkurap di dada ibu, menyelimuti bayi dan membiarkan bayi melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) 30-60 menit, IMD dilakukan untuk memberi kesempatan pada bayi untuk melekat pada kulit ibu, serta memotivasi bayi untuk menyusu dengan upaya sendiri, dilakukan selama 1 jam (Marmi,2012). Pada bayi Ny.N dilakukan IMD setelah proses persalinan selesai, IMD dilakukan 1jam ini terdapat kesesuaian antara teori dan kasus yang menyatakan bahwa setelah bayi lahir segera lakukan IMD, untuk memotivasi bayi menyusu sejak dini.
4.      Setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik (antropometri) dengan hasil tidak ada kelainan dan cacat pada tubuh bayi dari ujung kepala hingga kaki dan hasil antropometri berat badan 3300 gram, panjang badan 49 cm, LK 35 cm, LD 33 cm,ini sesuai dengan teori bahwa panjang badan 48-52cm, lingkar dada 30-38cm, lingkar kepala 33-35cm, dan berat badan 2500-4000gram(Ibrahim kristiana,1984 dalam vivian, 2010) sehingga bayi Ny.N dikatakan normal.
5.      Semua bayi baru lahir harus diberikan Vitamin K atau jam pertama, injeksi 1 Mg intramuskuler di paha kiri sesegera mungkin untuk mencegah perdarahan bayi baru lahir akibat defesiensi Vitamin K yang dialami oleh sebagian bayi baru lahir. (JPNKR,2007). Hepatitis B dapat diberikan 2 jam setelah persalinan sampai 7 hari setelah persalinan, untuk mencegah penyakit Hepatitis B, disuntikan pada paha kanan bayi bagian luar dengan dosis 0,2cc. salep mata di oleskan untuk mencegah terjadinya infeksi jalan lahir, diberikan setelah bayi lahir dengan dosis 0,5% (Saifuddin,2009) pada bayi Ny.N diberikan injeksi vit K dengan dosis 1Mg disuntikan pada paha bayi sebelah kiri bagian luar , dan di suntikan Hepatitis B diberikan 2 jam setelah persalinan dipaha sebelah kanan atas dengan dosis 0,2 ccdan di berikan salep mata 0,5 % pada kedua mata bayi. Hal ini terdapat kesesuain antara teori dan kasus.
6.      Pada pertumbuhan dan perkembangan bayi Ny.N berjalan dengan lancar dan tidak ditemukan adanya kelainan congenital ataupun tanda bahaya. Evaluasi dilakukan untuk menilai keefektifan rencana asuhan yang diberikan dimana bayi dalam keadaan baik dan tidak kelainan atupun komplikasi.
7.      Pada pemantauan Bayi Baru Lahir, penulis merencanakan pemberian KIE dan  memprioritaskanasuhan disetiap kunjungan. Pada asuhan Bayi Baru Lahir usia 1 jam penulis memprioritaskan asuhan menjaga bayi dari hipotermi, Pada asuhan Bayi Baru Lahir usia 6jam penulis memprioritaskan asuhan tehnik menyusui yang benar dan perawatan tali pusat, Pada asuhan Bayi Baru Lahir usia 6 hari penulis memprioritaskan asuhan tanda-tanda bahaya pada bayi, Pada asuhan Bayi Baru Lahir usia 14hari penulis memprioritaskan asuhan Asi Ekslusif. Pada asuhan Bayi Baru Lahir usia 40 hari penulis memprioritaskan asuhan imunisasi bayi. Ibu mampu melakukannya serta mengurangi ketidaktahuan ibu terhadap bayinyadan hal tersebut sangat berarti dalam keberhasilan asuhan Bayi Baru Lahir.
D.    Nifas
1.      Asuhan pada Ny.N dilakukan 4 kali pada Ny.N yaitu pada 6 jam postpartum,hari ke-6, hari ke-14, dan minggu ke-6 postpartum hal ini sesuai dengan kebijakan program(saifuddin,2009 dalam yeyeh,2010) pemeriksaan pada masa nifas paling sedikit 4 kali kunjungan pemeriksaan yaitu 2-6 jam setelah persalinan, 6 hari setelah persalinan, 12 hari setelah persalinan dan 6 minggu setelah persalinan. Tujuannya yaitu untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
2.      Mengobservasi keadaan umum ibu untuk menegakan diagnosa ibu dan keadaan nifas normal, dilakukan pengawasan pada 2 jam postpartum secaraa ketat. Hal ini sesuai teori bahwa 2 jam pertama merupakan masa yang sangat berbahaya dan mempunyai peluang yang besar untuk komplikasi, dilakukan pemeriksaan fisik dan anamnesa dengan hasil ibu dalam keadaan baik, lochea yang keluar adalah lochea rubra berwarna merah dan berbau khas. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada hari ke 1 sampai hari ke-3setelah persalinan pengeluaran pervaginam Dapat berupa darah segar bercampur dengan sisa-sisa selaput ketuban ,sel-sel desidua, vernik kaseosa, lanugo dan mekonium (Prawirohardjo,2012)
3.      Ny.N melakukan kontrol minggu pertama tidak ditemukan adanya keluhan, kontraksi uterus baik, tinggi fundus utri setengah pusat simfisis, lochea sanguilenta, ASI lancar, keadaaan bayi tidak ditemukan adanya kelainan. Bayi mau menyusui dan tali pusat sudah puput serta tidak ditemukan adanya infeksi. Dilakukan kunjungan nifas hari ke-14 postpartum dan ibu mengatakan pengeluaran pervaginam kuning dan tidak berdarah serta tidak ditemukan adanya keluhan, bayi mau menyusui. Selanjutnya dilakukan kunjungan nifas hari ke 40 dan tidak ditemukan adanya keluhan ibu mengatakan sudah tidak ada pengeluaran pervaginam.  Dan hal ini sesuai dengan teori (Yeyeh,2010) dalam masa nifas ada beberapa jenis lochea yaitu lochea rubra (yang berisi darah segar bewarna kemerahan terjadi selama 2 hari pasca persalinan), loche sanguinolenta (warna merah kuning berisi darah dan lender terjadi selama3-7 hari pasca persalinan), lochea serosa (berwarna kuning dan tidak berdarah, terjadi 7-14 hari pada persalinan). lochea alba cairan putih setelah 2 minggu.
4.      Memberikan KIE Pada pemantauan asuhan ibu nifas, penulis merencanakan pemberian KIE dan memprioritaskan asuhan disetiap kunjungan. Pada asuhannifas6 jam penulis memprioritaskan asuhan mobilisasi dini, Pada asuhan nifas 6 hari penulis memprioritaskan asuhan tanda bahaya nifas, Pada asuhan nifas 12 hari  penulis memprioritaskan asuhan Asi Ekslusif, Pada asuhan nifas 40 hari  penulis memprioritaskan asuhan KB.ibu mampu melakukannya serta mengurangi ketidaktahuan ibu terhadap nifas  dan hal tersebut sangat berarti dalam keberhasilan asuhan pada ibu nifas.






BAB V
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
            Dari uraian dan pembahasan kasus tersebut Dapat disimpulkan bahwa begitu pentingnya asuhan yang di berikan oleh bidan secara professional baik pada masa kehamilan,persalinan, nifas maupun bayi baru lahir, sehingga deteksi dini resiko yang mungkin terjadi dapat dihindari.
1.      Selama proses kehamilan Ny.N melakukan pemeriksaan ANC selama 5 kali, selama asuhan tidak ditemukan masalah-masalah ataupun komplikasi yang terjadi pada Ny.N selama kehamilannya. Dengan demikian sehingga penulis mampu memberikan asuhan-asuhan kebidanan selama kehamilan dengan baik.
2.      Selama proses persalinan ny.N ditemukannya masalah yaitu rupture perineum grade II, Menghecting rupture grade II. rupture telah di hecting secara jelujur. Dengan demikian sehingga penulis mampu memberikan asuhan-asuhan kebidanan selama persalinan dengan baik.
3.      Selama proses masa nifas Ny.N tidak ditemukannya masalah-masalah ataupun komplikasi yang terjadi pada Ny.N selama masa nifas. Dengan demikian penulis mampu melakukan asuhan-asuhan kebidanan masa nifas dengan baik.
4.      Selama proses asuhan bayi baru lahir pada bayi Ny.N tidak ditemukannya masalah-masalah ataupun komplikasi pada bayi. Dengan ini penulis mampu melakukan asuhan bayi baru lahir pada bayi Ny.N dengan baik.
5.      Selama proses pengasuhan, penulis mampu melakukan pendokumentasian dengan pendekatan SOAP pada ibu hamil,ibu bersalin,ibu nifas dan bayi baru lahir dengan baik. Dengan demikian penulis mampu melakukan pendokumentasian dengan baik.

B.     SARAN
1.      Bagi mahasiswi
      Agar mahasiswi lebih teliti, terampil dan tanggap dalam melakukan tindakan dan upaya mahasiswi dapat menerapkan ilmu yang telah di dapat kedalam situasi yang nyata dan memberikan asuhan menejemen kebidanan yang sesuai dengan teori.

2.      Bagi lahan praktik
      Tenaga kesehatan dan pasien serta keluarga pasien terbina hubungan yang harmonis, agar dalam pelaksanaan asuhan kebidanan dapat berhasil sesuai yang diharapkan, perlunya peningkatan kualitas dalam pelaksanaan asuhan kebidanan ibu hamil, bersalin, nifas serta bayi baru lahir.Agar dapat mengatasi masalah yang terjadi pada pelayanan kebidanan sesuai dengan kewenangannya.
Juga dengan pelaksanaan Imunisasi TT untuk ibu hamil dengan interval atau minimal jarak yang sesuai dengan yang telah ditetapkan.

3.      Bagi klien
      Menganjurkan agar ibu tetap memberikan ASI ekslusif pada bayinya selama 6 bulan, menganjurkan ibu untuk
mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang, menganjurkan ibu mempertahankan kebersihan diri dan
bayinya untuk mencegah terjadinya penyakit, menganjurkan pada ibu untuk tetap ber KB setelah bayi berusia 6 bulan, untuk tidak lagi hamil. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya imunisasi secara teratur sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

4.      Bagi pendidikan
Memberikan kesempatan berupa sarana dan tempat untuk dapat mempraktekan teori yang di dapat ,meningkatkan atau memperbanyak bimbingan mahasiswa di lapangan dalam rangka klinik kebidanan, memberikan masukan-masukan kepada mahasiswa dan bimbingan untuk lebih baik dalam melakukan pembuatan laporan studi kasus.