Selamat Belajar, Semoga Bermanfaat !!!
PENGGUNAAN
INTERNET SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MAHASISWA KEBIDANAN PADA KESEHATAN
REPRODUKSI
Oleh :
IMA AUFYA HIDAYAH 163112540120061
ISTIANA EKA PUTRI 163112540120020
NOVA NOVIANTY 163112540120059
MONA WULANDARI 163112540120018
SHUFI RAHMATILLAH 163112540120111
SHINTA KARLINA 163112540120120
SYIFA UNAJAH 163112540120037
UNIVERSITAS
NASIONAL
FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
PRODI DIV
KEBIDANAN
TAHUN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang “ Penggunaan Internet Sebagai Media Pembelajaran Mahasiswa Kebidanan
Pada Kesehatan Reproduksi”.
Kami berharap agar setelah membaca dan
mempelajari makalah ini, pembaca dapat memiliki pertambahan pengetahuan yang
lebih baik dan proses implementasi, baik dalam bidang ilmu dunia, maupun ilmu
akhirat.
Kemudian, mengingat proses makalah ini kami
merasa sangat jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami selalu membuka diri
untuk mendapatkan berbagai masukan dan kritikan agar kelak pembuatan
makalah selanjutnya lebih baik lagi.
Jakarta,
10 Desember 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................ i
Daftar Isi ..................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan .................................................................................... 1
Latar Belakang ................................................................................. 1
Tujuan .............................................................................................. 5
Metedologi Penulisan......................................................................... 5
BAB II Tinjauan Pustaka............................................................................. 7
Konsep
Pemanfaatan Internet Untuk Pembelajaran ........................ 7
Keuntungan dan
Kerugian Internet ................................................. 8
Penggunaan
Internet dalam Dunia Pendidikan................................ 13
Teori Pendidikan
Kesehatan Reproduksi.......................................... 14
Penerapan Internet
dalam Konsep Pendidikan Kesehatan Reproduksi 16
Peran Internet
dalam Pembelajaran Kesehatan Reproduksi............. 17
BAB III Kesimpulan Dan Saran.................................................................. 17
Kesimpulan...................................................................................... 20
Saran ............................................................................................... 21
Daftar Pustaka ............................................................................................ 22
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Datangnya
teknologi komunikasi baru, ditandai dengan meningkatnya jumlah dan berbagai
macam teknologi (tahun 1980-an) yang berbasis pada teknologi elektronik. Yang
lebih penting adalah “alam” atau nature bagaimana media baru tersebut
berfungsi, terjadi pertukaran informasi from
many to many. Alam interaktif
dibuat mungkin oleh elemen komputer yang terhubung menjadi jaringan (network)
dan didukung peralatan seperti satelit. Hal tersebut sangat berarti dalam studi
komunikasi dengan datangnya teknologi komunikasi baru, atau setidaknya menjadi
kajian yang baru bagi ahli komunikasi untuk meneliti dan merumuskan kembali
kemungkinan berubah paradigma lama tentang komunikasi dengan cara-cara yang
“tradisional” menjadi pola komunikasi “bermedia” yang interaktif. Klasifikasi
yang mungkin terjadi perubahan adalah arus pesan mengalir dari besarnya
audience, segmentasi, tingkat interaktifitas, tingkat asynchronicity (kemampuan untuk menyimpan),
isyarat nonverbal, privasi dan kontrol arus komunikasi. (Rogers, 1986)
Karakteristik
sistem komunikasi manusia sebagai akibat teknologi komunikasi baru adalah : Interactivity, kemampuan untuk
‘talk back’ kepada
penggunanya artinya komponen teknologi elektronik yang ada memungkinkan adanya
komunikasi dengan medianya secara automatic atau mechanical reaction, dan atau memungkinkan terjadi
komunikasi interpersona melalui media atau ‘machine assited interpersonal
communication’. Makna interaktif yang pertama lebih sebagai reaksi
mekanik yang terprogram di media, dan makna interaktif yang kedua mengandung
artian mutual responsif yang lebih bertendensi pada human response yang didalamnya terdapat berbagai
kemampuan seperti kecakapan untuk mendengar, terus-menerus, dan kecakapan
intelegensi dalam merespon pesan yang disampaikan. Interactivity yang
dimaksud adalah kualitas dari sistem komunikasi seperti perilaku komunikasi
yang diharapkan ; keakuratan, lebih efektif, dan lebih menyenangkan bagi para
komunikan dalam proses komunikasi. Meskipun dengan adanya teknologi komunikasi
baru yang bersifat interaktif, namun faktor individu yang aktif menentukan mau
interaktif atau tidak. (Rogers, 1986).
Pada tahun 2010, pengguna internet di seluruh
dunia mencapai 2,267,233,742. Paling banyak pengguna internet yaitu di China
yaitu sebanyak 456,238,464 atau
34% dari jumlah populasinya. Sedangkan Indonesia menduduki posisi ke-10
dengan 22,110,119 pengguna
internet atau 10% dari jumlah populasi. Pada tahun 2009, terdapat 31 juta
pengguna internet di Indonesia. Per tahun, pertumbuhan pengguna internet di
Indonesia adalah sebesar 49%. Tujuh puluh persen di antaranya berusia kurang
dari 35 tahun. Mereka inilah yang disebut sebagai penghuni dunia digital
(digital natives) yang sebenarnya. (http: //sarahyess.wordpress.com )
China yang nama lengkapnya Republik Rakyat
China punya populasi penduduk sekitar 1,34 miliar di tahun 2012. Pengguna
internet di sana mencapai sekitar 538 juta orang. Sebuah survei yang
diselenggarakan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)
mengungkapkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia tahun 2012 mencapai
63 juta orang atau 24,23 persen dari total populasi negara ini. Diprediksi
jumlah ini akan membengkak menjadi 82 juta pengguna internet pada tahun 2013,
baik melalui desktop maupun perangkat mobile. Dilihat dari klasifikasi umur,
pengguna terbanyak Internet masih berusia 12-34 tahun, yang mencapai 64 persen
dari total pengguna. (http://tekno.kompas.com). Pada
tahun 2008, Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat ke-3 dalam penggunaan
internet, setelah Jakarta dan Jawa timur. Sedangkan pada tahun 2012, Provinsi
Jawa Barat menduduki peringkat 1 dalam penggunaan internet mmenurut
APJII. (http://rinagu.wordpress.com)
Pengguna internet global sendiri, menurut
International Telecommunication Union (ITU) mencapai angka 2, 421 miliar pada
2011 dari 2, 044 miliar pada tahun sebelumnya. Pengguna internet global
sendiri, menurut International Telecommunication Union (ITU)
mencapai angka 2, 421 miliar pada 2011 dari 2, 044 miliar pada tahun
sebelumnya.
Partisipasi berikutnya dari pengguna internet
untuk pendidikan, adalah pengembangan konten pendidikan dan kreatif sebesar-besarnya.
Dengan semakin banyak dan beragamnya konten pendidikan, maka peningkatan
kualitas sumber daya manusia dapat dicapai lebih baik. Karena untuk selalu kita
ingat, kelebihan yang dimiliki oleh Indonesia adalah, negara demokrasi terbesar
ketiga di dunia, dengan kebebasan pers yang relative berimbang dengan televisi
sebagai media paling berpengaruh. Internet telah menjadi kebutuhan penting.
Bahkan bagi sebagian orang, internet telah menjadi kebutuhan primer.
Perkembangan teknologi mobile telah memberi kemudahan-kemudahan untuk dapat
mengakses media informasi global ini.
Perkembangan teknologi komputer (informasi)
yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor termasuk kesehatan.
Meskipun dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang bersifat
information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi komputer relatif
tertinggal. Sebagai contoh, ketika transaksi finansial secara elektronik sudah
menjadi salah satu prosedur standar dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah
sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan pengembangan billing
system. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang padat
modal-padat karya, tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan bagian
kecil.
Di dunia medis, dengan perkembangan pengetahuan
yang begitu cepat (kurang lebih 750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran
dipublikasikan tiap tahun), dokter akan cepat tertinggal jika tidak
memanfaatkan berbagai tool untuk mengupdate perkembangan terbaru.
Konvergensi dengan teknologi komunikasi juga memungkinkan data kesehatan di-share secara
mudah dan cepat. Dengan berbagai potensinya ini, adalah naif apabila manajemen
informasi kesehatan di rumah sakit tidak memberikan perhatian istimewa. Artikel
ini secara khusus akan membahas perkembangan teknologi informasi untuk
mendukung manajemen rekam medis secara lebih efektif dan efisien
Perkembangan teknologi informasi dari waktu ke
waktu semakin terasa di kehidupan kita. Penggunaan internet semakin marak,
hampir di setiap aktivitas kita, penggunaan internet menjadi media yang sangat
membantu, termasuk dalam dunia pendidikan. Pemanfaatan internet dalam proses
pembelajaran akan membantu dunia pendidikan dalam meningkatkan kuantitas dan
kualitas peserta didiknya. Pemanfaatan internet memungkinkan peserta didik
melakukan komunikasi dengan sumber ilmu secara lebih luas bila dibandingkan
dengan hanya menggunakan media konvensional. Saat ini pembelajaran melalui
media internet atau e-learning menjadi trend baru dalam metode pembelajaran.
Keberhasilan pendidikan di perguruan tinggi
tidak lagi tergantung atau mengacu kepada pengajar atau dosen tetapi mengacu
kepada keaktifan pelajar atau mahasiswa. Selain sumber belajar berupa
perpustakaan yang tersedia di kampus, penggunaan internet memberikan kemudahan
dalam menggali ilmu pengetahuan. Melalui internet mahasiswa dapat mengakses
berbagai literatur dan referensi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dengan cepat,
sehingga dapat mempermudah proses studinya.
Dari hasil penelitian Evi Anindya Hapsari
(2011), terdapat korelasi yang signifikan antara pemanfaatan internet sebagai
sumber belajar dengan prestasi akademik mahasiswa pada mata kuliah Geografi.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh Nurul
Dini (2013) di lapangan, didapatkan bahwa penugasan dari mata kuliah kesehatan
reproduksi mengharuskan mahasiswa untuk mencari informasi dari internet dengan
materi tentang isu gender. Wawancara ke objek penelitian terdapat beberapa
mahasiswa yang mengatakan bahwa penggunaan internet pada pengerjaan tugas
kesehatan reproduksi sangat penting karena media lain seperti buku sumber sulit
didapat, tetapi sebagian orang mengatakan sebaliknya karena mereka tidak
mengerjakan sendiri tetapi menyuruh kepada orang lain. Akan berbeda hasilnya
jika dalam pengerjaan tugas mata kuliah kesehatan reproduksi dilakukan sendiri
olehnya dengan hasil pekerjaan yang dibuatkan oleh orang lain. Mahasiswa yang
menggunakan jasa orang lain untuk mengerjakan tugas mempunyai berbagai alasan,
diantaranya malas ke warung internet (warnet) karena tidak mempunyai modem,
malas mengisi pulsa modem bagi yang punya modem dan malas mencari materinya
yang dirasa sulit walaupun modem terisi pulsa. Dari hasil observasi tersebut,
didapatkan bahwa mahasiswa malas menggunakan internet dengan berbagai alasan.
- Tujuan
Mengetahui penggunaan
internet sebagai media pembelajaran mahasiswa kebidanan pada kesehatan
reproduksi
- Metodelogi Penulisan
Metode
penulisan yang penulis gunakan adalah penelitian study literature. Yang di
maksud dengan penulisan study literature adalah penulisan yang di peroleh dari beberapa
buku dan internet. Sesuai dengan pengertian tersebut penulis menghubungkan
data-data yang penulis dapat antara yang satu dengan yang lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
- Konsep Pemanfaatan Internet Untuk Pembelajaran
Internet,
singkatan dari Interconnection And Networking, adalah jaringan
informasi global. Internet diluncurkan pertama kali oleh J.C.R. Licklider dari
MIT (Massachusetts Institute Technology) pada bulan Agustus 1962.
Rusman (2007) menyebutkan bahwa Internet merupakan perpustakaan raksasa
dunia, karena di dalam Internet terdapat milyaran sumber informasi, sehingga
kita dapat menggunakan informasi tersebut sesuaidengankebutuhan.
Pemanfaatan Internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. “Through independent study, students become doers, as well as thinkers” (Cobine, 1997). Para siswa dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik (Gordin et. al., 1995).
Pemanfaatan Internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut : 1. Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas.
2. Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa.
3. Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing.
4. Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing siswa.
5.Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran.
6. Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik siswa; dan memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara online.
Perkembangan/kemajuan teknologi Internet yang sangat pesat dan merambah ke seluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai negara, institusi, dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk di dalamnya untuk pendidikan/pembelajaran. Berbagai percobaan untuk mengembangkan perangkat lunak (program aplikasi) yang dapat menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan/pembelajaran terus dilakukan.
Pemanfaatan Internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. “Through independent study, students become doers, as well as thinkers” (Cobine, 1997). Para siswa dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik (Gordin et. al., 1995).
Pemanfaatan Internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut : 1. Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas.
2. Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa.
3. Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing.
4. Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing siswa.
5.Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran.
6. Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik siswa; dan memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara online.
Perkembangan/kemajuan teknologi Internet yang sangat pesat dan merambah ke seluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai negara, institusi, dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk di dalamnya untuk pendidikan/pembelajaran. Berbagai percobaan untuk mengembangkan perangkat lunak (program aplikasi) yang dapat menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan/pembelajaran terus dilakukan.
- Keuntungan dan Kerugian Internet
Berdasarkan paparan diatas, terlihat bagi kita
bahwa teknologi informasi, khususnya internet memiliki peranan yang sangat
penting dalam setiap dimensi pendidikan. Internet memberikan kontribusi yang sangat
besar didalam membantu setiap dimensi yang ada untuk selalu mendapatkan
informasi yang up to date. Jaringan internet merupakan salah satu jenis
jaringan yang popular dimanfaatkan, karena internet merupakan teknologi
informasi yang mampu menghubungan komputer di seluruh dunia, sehingga
memungkinkan informasi dari berbagai jenis dan bentuk informasi dapat dipakai
secara bersama-sama. Demikian juga dalam dunia pendidikan, berkat adanya
jaringan internet, maka dapat membantu setiap penyedia jasa pendidikan untuk
selalu mendapat informasi-informasi yang terkini dan sesuai dengan
kebutuhan.Pemanfaatan internet pada saat ini masih berada pada level perguruan
tinggi, dan itupun belum merata. Sedangkan pada level SD sampai dengan SMU/SMK,
pemanfaatan internet masih sangat minim dan terbatas pada daerah perkotaan yang
sudah memiliki jaringan atau koneksi internet. Dilain pihak dalam dunia
pendidikan, diperhadapkan pada kendala bahwa metode pembelajaran konvensional
yang diterapkan saat ini sudah tidak memenuhi kebutuhan dunia pendidikan yang
ada.
Asep
Saepudin (2003), menyatakan bahwa pada jenjang dan jalur pendidikan lain di
mana proses belajarnya relatif masih konvensional (tatap muka), yang
sesungguhnya sudah tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan pendidikan untuk masyarakat
yang semakin kompleks, memerlukan inovasi dan media yang mampu
menangulanginya.dengan diselenggarakannya program pendidikan jarak jauh seperti
Program Belajar Paket A dan Paket B, SMP Terbuka yang didirikan pada tahun
1979, Universitas Terbuka sejak tahun 1984, serta pendidikan guru tertulis pada
tahun 1955, dan program pendidikan dan pelatihan jarak jauh di berbagai
departemen (A.P. Hardhono, 1997), termasuk usaha menuntaskan program Wajar 9
tahun dengan memakai sistem pendidikan jarak jauh, adalah fakta bahwa
pendidikan konvensional (tatap muka) tak mampu lagi memenuhi kebutuhan
pendidikan masyarakat hampir di semua jenis dan jenjang. Keterbatasan ini
dikarenakan oleh beberapa kendala, di antaranya.
1. kendala dari pihak
pemerintah yaitu terbatasnya dana untuk menambah lahan, gaji tenaga pengajar,
serta terbatasnya sumber daya manusia yang akan menjadi pengajar pada institusi
yang akan dibangun.
2. kendala dari pihak
peserta belajar (masyarakat) itu sendiri yaitu, selain jauhnya jarak tempat tinggal
dengan pusat sekolah, juga sebagian besar di antara mereka telah bekerja.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka nampaklah bagi kita bahwa metode yang ada
saat ini tidak lagi menjamin untuk menghasilkan kualitas sumberdaya manusia
dalam dunia pendidikan. Hal ini menyebabkan perkembangan pendidikan yang ada
sat ini cenderung tertinggal dibandingkan dengan Negara lainnya.
Guna
menjembatani ketimpangan dan kelemahan diatas, maka kehadiran teknologi
informasi, terkhususnya internet sangat penting dan mutlak dalam memenuhi
kebutuhan dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, Asep Saepudin (2005)
menyatakan beberapa manfaat kehadiran teknologi informasi terkhususnya
internet:
1. Hampir dapat dipastikan
bahwa setiap kantor telah memiliki dan menggunakan komputer. Demikian juga pada
setiap keluarga, terutama diperkotaan komputer sudah menjadi fasilitas biasa
dan dapat dioperasikan oleh hampir semua anggota keluarga. Jumlah keluarga yang
mempunyai komputer menunjukan peningkatan sebagai hasil kemajuan dari perkembangan
ekonomi. Ini berarti bahwa jumlah masyarakat yang mempunyai akses terhadap
komputer meningkat dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, program pendidikan
berbasis komputer dapat dikembangkan untuk kelompok (masyarakat) ini.
2. proses penyampain materi
ajar yang akan ditransformasikan kepada peserta belajar dapat lebih efektif dan
efisien, karena di Indonesia sudah banyaknya dibuat software pendidikan oleh
para pakar komputer, walaupun tergolong pada fase “early stage” dan bersifat
sporadis dan belum terkoordinir dengan baik. Saat ini sudah banyak software
pendidikan yang bermutu tinggi, namun biasanya software tersebut adalah buatan
luar negeri sehingga muncul kendala baru yaitu masalah bahasa inggris.
Beberapa
contoh software pendidikan yang dikenal diantaranya: computer assisted
instruction (CAI), yang umumnya software ini sangat baik untuk keperluan
remedial. intelligent computer assited instructional (ICAL), dapat digunakan
untuk material tau konsep. Computer assisted training (CAT), computer assisted
design (CAD), computer assisted media (CAM), dan lain-lain.
Berdasarkan
pemahaman diatas, nampaklah bagi kita bahwa kehadiran internet dalam dimensi
pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak, dan sudah merupakan kebutuhan.
Sebagai suatu kebutuhan, maka kehadiran internet pada dasarnya sangat membantu
dunia pendidikan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih
kondusif dan interaktif. Dimana para peserta didik tidak lagi diperhadapkan
dengan situasi yang lebih konvensional, namun mereka akan sangat terbantu
dengan adanya metode pembelajaran yang lebih menekankan pada aspek pemakaian
lingkungan sebagai sarana belajar.
Oleh karena
itu, Elangoan, 1999, Soekartawi, 2002; Mulvihil, 1997; Utarini, 1997, dalam
soekartawi (2003), menyatakan bahwa internet pada dasarnya memberikan manfaat
antara lain:
1) Tersedianya fasilitas
e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui
fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu
dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
2) Guru dan siswa dapat
menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadual
melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh
bahan ajar dipelajari;
3) Siswa dapat belajar atau me-review bahan
ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar
tersimpan di komputer.
4) Bila siswa memerlukan tambahan informasi
yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di
internet secara lebih mudah.
5) Baik guru maupun siswa dapat melakukan
diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak,
sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
6) Berubahnya peran siswa
dari yang biasanya pasif menjadi aktif;
7) Relatif lebih efisien.
Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah
konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi mereka yang bertugas di
kapal, di luar negeri, dsb-nya.
Berdasarkan hal tersebut,
maka ada beberapa keuntungan jikalau kita menggunakan internet sebagai media
pembelajaran dalam pendidikan:
1.
Frekuensi
tatap muka bukan lagi menjadi suatu kebutuhan yang mutlak, namun hal ini busa
diakali dengan penyediaan bahan-bahan pengajaran yang dapat langsung diakses
melalui internet
2. Para peserta didik dapat
langsung mendapatkan bahan-bahan yang
selalu up- to date.
3. Para peserta didik dapat
memperkaya bahan-bahan yang ada dengan melakukan pencaharian di internet.
Manfaat
internet pada dasarnya tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan yang ada. Hal
ini sangat tergantung pada institusi pendidikan, apalagi jikalau metode ini
dipergunakan maka akan berimplikasi pada : 1) ketersediaan sarana pendukung
yang harus menunjang; 2) ketersediaan jaringan internet yang memadai; 3) serta
perlu pula didukung oleh tingkat kecepatan yang memadai.
Dilain pihak, Bullen,
(2001), Beam, (1997), dalam Soekartawi (2003), menyatakan bahwa kelemahan
penggunaan internet adalah :
1) Kurangnya interaksi
antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi
ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar;
2) Kecenderungan mengabaikan
aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek
bisnis/komersial;
3) Proses belajar dan
mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan;
4) Berubahnya peran guru
dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang
menggunakan ICT;
5) Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar
yang tinggi cenderung gagal;
6) Tidak semua tempat tersedia fasilitas
internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon
ataupun komputer);
7) Kurangnya tenaga yang mengetahui dan
memiliki ketrampilan soal-soal internet;
8) Kurangnya penguasaan
bahasa komputer.
Berdasarkan
pemahaman diatas, maka nampaklah bagi kita bahwa internet pada dasarnya
memiliki peranan yangcukup besar dan sangat penting dalam pengembangan
pendidikan. Namun hal ini juga perlu ditunjang oleh ketersediaan
sarana-prasarana yang mendukung, serta kesiapan pendidikan dan peserta didik
untuk beradaptasi dengan teknologi internet.
- PENGGUNAAN INTERNET DALAM DUNIA
PENDIDIKAN
Secara detail peranan
internet di dalam dunia pendidikan khususnya bagi guru adalah sebagai berikut :
1. meningkatkan
pengetahuan
2. berbagi sumber dengan
seprofesi
3. kerjasama dengan guru
diluar negeri
4. partisipasi dalam
forum pendidikan
5. sumber bahan ajar
Sedangkan peranan bagi
siswa sebagai berikut :
1. sumber pengetahuan
2. meningkatkan
komunikasi dengan siswa lain
3. media praktek dari
teori yang telah dipelajari.
- Teori Pendidikan Kesehatan
Reproduksi
Kesehatan reproduksi
adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala
hal yang berkaitan dengan sistim, fungsi-fungsi dan proses reproduksi
(cholil,1996).
1. Empat Komponen Prioritas
Kespro
Hak reproduksi merupakan
hak setiap individu atau pasangan untuk mendapatkan :
· Kemampuan reproduksi
· Keberhasilan reproduksi
· Keamanan reproduksi
Berdasarkan penjelasan
diatas diketahui pula bahwa ada empat pilar utama kesehatan reproduksi menurut
ICPD ( 1994 ), yaitu :
a. Women Health
b. Infant and Child Health
c. Prevention and Treatment
of STDs
d. Fertility Regulation
Kesehatan
reproduksi ibu dan bayi baru lahir meliputi perkembangan berbagai orangan
reproduksi mulai dari sejak dalam kandungan, bayi, remaja, wanita usia subur,
klimakterium, menopause, hingga meninggal. Kondisi kesehatan seorang ibu hamil
mempengaruhi kondisi bayi yang dilahirkanny, termasuk didalamnya kondisi
kesehatan organ-organ reproduksi bayinya. Permasalahan kesehatan reproduksi
remaja termasuk pada saat pertama anak perempuan mengalami haid atau menarche
yang bisa berisiko timbulnya anemia, perilaku seksual yang mana bila kurang
pengetahuan dapat tertular penyakit hubungan seksual, termasuk HIV/AIDS. Ramaja
yang menginjak masa dewasa bila kurang pengetahuan dapat mengakibatkan risiko
kehamilan usia muda yang mana mempunyai risiko terhadap kesehatan ibu hamil dan
janinya.
Penerapan pelayanan kesehatan reproduksi oleh
Depkes RI dilaksanakan
secara integratif
memprioritaskan pada empat komponen kesehatan reproduksi yang menjadi masalah
pokok di Indonesia yang disebut Paket Pelayanan Kesehatan Rreproduksi Esensial
( PKRE ) yaitu :
a. Kesehatan ibu dan bayi
baru lahir
b. Keluarga berencana
c. Kesehatan reproduksi
remaja
d. Pencegahan dan
penanganan infeksi saluran reproduksi, termasuk HIV/AIDS Sedangkan Pelayanan Kesehatan
Reproduksi Komprehensif
(PKRK) terdiri dari PKRE
ditambah kesehatan reproduksi pada usia lanjut.
Sasaran
program kesehatan reproduksi, antara lain adalah :
(1) Penurunan angka
prevalensi anemia pada wanita ( usia 15-49 tahun ) (2) Penurunan angka kematian
ibu hingga 59%; semua wanita hamil mendapatkan akses pelayanan prenatal,
persalinan oleh tenaga terlatih dan kasus kehamilan resiko tinggi serta
kegawatdaruratan kebidanan, dirujuk ke fasilitas kesehatan
(3) Peningkatan jumlah
wanita yang bebas dari kecacatan/gangguan sepanjang hidupnya sebesar 15%
diseluruh lapisan masyarakat.
(4) Penurunan proporsi
bayi berat lahir rendah ( <2,5 kg )
(5) Pemberantasan
tetanus neonatarum ( angka insiden diharapkan kurang dari satu kasus per 1000
kelahiran hidup ) disemua kabupaten
(6) Semua individu dan
pasangan mendapatkan akes informasi dan pelayanan pencegahan kehamilan yang
terlalu dini, terlalu dekat jaraknya, terlalu tua, dan terlalu banyak
(7) Proporsi yang
memanfaatkan pelayanan kesehatan dan pemeriksaan dan pengobatan PMS minimal
mencapai 70% ( WHO/SEARO,1995 ).
Aplikasi teori kesehatan reproduksi lebih
menunjuk pada peran guru dalam pembelajaran kesehatan reproduksi sebagai
fasilitator bagi para siswa. Guru
memberikan penjelasan mengenai kesehatan reproduksi dari segi pengetahuan dan
segi moral. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada
siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
- Penerapan
Internet di dalam Konsep Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Peran seorang guru tidak bisa digantikan oleh
internet. Namun seorang Guru dapat menggunakan media internet untuk
memfasilitasi para siswanya. Melalui internet para siswa dapat mencari
bermacam-macam informasi yang bermakna bagi kehidupannya.
Peranan
internet di bidang kesehatan reproduksi adalah selain mudahnya mengakses
informasi kesehatan reproduksi secara praktis, bisa juga mempengaruhi pola
berfikir masyarakat di bidang kesehatan. Bagi para siswa peranan internet ini
memudahkan mereka mendapatkan laporan secara berkala dan bisa mengetahui sejak dini
tentang gangguan kesehatan reproduksi secara umum. Bagi para guru peranan ini
memudahkan mereka memperoleh gambaran kesehatan reproduksi secara umum pada
setiap murid. Dan bagi yang ingin menjadi dokter, internet ini
sangat bermanfaat karena akan memudahkan mereka mendapatkan informasi tentang
kesehatan reproduksi.
Sebagai media tutorial, internet memiliki
keunggulan dalam hal interaksi, menumbuhkan minat belajar mandiri serta dapat
disesuaikan dengan kebutuhan siswa / anak. Internet memungkinkan siswa
mengambil dan mengolah ilmu pengetahuan ataupun informasi dari situs-situs yang
dikunjunginya tanpa adanya batasan jarak dan waktu. Di samping itu masih ada
manfaat lain yang didapat dari internet, misalnya surat menyurat (E-mail),
berbincang (chatting), mengambil dan menyimpan informasi (download).
Guru diharapkan tetap mengarahkan dan membimbing
siswa disaat siswa mencari dan menemukan sumber informasi, agar mengarah ke
pemahaman yang bersifat positif.
Sebuah
penelitian yang dilakukan oleh Renate Motschnig-Pitrik dari University of
Vienna menyatakan bahwa kegiatan Student-Centred-Internet-Assisted
Teaching (SCIAT) dengan menggunakan internet sangat efektif untuk
pembelajaran. Karena setelah para siswa berkonsultasi dengan guru sebagai
fasilitator, siswa dapat mencari dan mengeksplorasi informasi relevan
sebanyak-banyaknya di internet untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi.
SCIAT juga sangat cocok untuk mengatur pribadi
masing-masing siswa dalam tim yang bekerja sama dalam sebuah projek, untuk
dapat memberikan kontribusinya sesuai dengan kemampuan dan keahlian para siswa.
Melalui internet mereka dapat mendokumentasikan dan mendiskusikannya kembali.
Hal ini sangat berguna untuk perkembangan aktualisasi diri mereka sesuai dengan
minatnya masing-masing.
Di dalam konsep pendidikan kesehatan reproduksi
siswa dituntut untuk aktif dan mandiri didalam belajar dengan mencari informasi
diinternet dan mendiskusikannya dengan tim sesama siswa dan guru sebagai
fasilitator.
- Peran Internet Dalam Pembelajaran Kesehatan
Reproduksi
Pengguna internet di dunia pada tahun 2011 telah mencapai
kurang lebih 2 milyar pengguna. Di Kawasan Asia menyumbang 56% populasi manusia
dari seluruh dunia pengguna internet tersebut. jumlah yang sebanyak itu,
mungkin dapat dengan mudah kita simpulkan bahwa pengguna Internet di kawasan
Asia juga akan lebih banyak dari kawasan lain di dunia. Asia hanya menyumbang
44.2% dari keseluruhan jumlah pengguna di seluruh dunia. Atau dengan kata lain
dari jumlah estimasi penduduk di 2011 yang sebesar 3.879.740.877 penduduk,
hanya sejumlah 932.393.209 penduduk yang sudah menjadi pengguna Internet
(Nugraha, 2011)
Tercatat penetrasi Internet di kawasan Asia hanya mencapai
23.8% hingga bulan Maret 2011. Pada tahun 2012 data pengakses internet di dunia
mencapai 2.27 miliar atau 33% dari penduduk dunia lama mengakses 4 jam per
hari, sedangkan pada tahun 2012 pengakses facebook/media sosial terbesar dengan
900 juta pengguna (Nugraha, 2011)
Indonesia sebagai suatu negara yang menjadi bagian dari
globalisasi teknologi informasi tidak terlepas dari berbagai akibat yang timbul
oleh maraknya arus informasi tanpa kontrol. Era globalisasi secara positif
memberikan muatan ilmu pengetahuan dan kemudahan-kemudahan dalam mencari
informasi, tetapi secara negatif juga bermuatan materi pornografi yang
mempertontonkan dan memperdengarkan perilaku seksual melalui majalah, surat
kabar, tabloid, buku-buku, televisi, radio, internet, film-film dan video.
Indonesia pun masih kalah dari Malaysia yang berhasil
meraih 58.8% untuk urusan penetrasi pengguna Internet. Tetapi hal yang cukup
unik adalah masalah pengguna facebook di Indonesia. Indonesia menjadi negara
nomor 1 di Asia dalam hal pengguna facebook.
Bisa secara kasar disimpulkan bahwa masyarakat kita cukup antusias dengan
konten berbau sosial network di internet (Measure, 2010) Per Mei
2011, pengguna Internet dominan lain di Indonesia adalah dari kalangan usia
21-24, usia 35-40, kemudian usia 31-34. Pengguna berusia 15-20 tahun berada di
posisi berikutnya. Adapun persentase jumlah pengguna internet yang paling
sedikit adalah berasal dari usia 51-54 tahun. Angka pertumbuhan pengguna
Internet di Kota Bengkulu masih didominasi oleh anak muda dari kelompok umur
15-30 tahun. Di masing-masing kota terdapat sekitar 50 persen hingga 80 persen
dari pengguna Internet merupakan kaum muda (Nugraha, 2011).
Hasil proyeksi penduduk Bengkulu berdasarkan SUPAS 2005
menunjukkan bahwa jumlah remaja di Propinsi Bengkulu tahun 2010 ada 686.998
jiwa atau 40,01 % dari jumlah penduduk 1.713.393 jiwa, sedangkan jumlah remaja
155.263. Berdasarkan data terakhir 2010 tercatat kapasitas pengguna internet
5.631 jaringan, pengguna facebook/sosial
media 5.350 dan pengguna media belajar 4.150 (Nugraha, 2011).
Dari hasil penelitian (Ismiati,2014) Variabel penggunaan media internet
yang berhubungan dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dari hasil
penelitian hampir seluruh responden menggunakan penggunaan media internet yang
rendah 67.7%. Setengah
dari responden (51.1%) berpengetahuan kurang baik tentang kesehatan reproduksi
dan seksualitas dan sebanyak (48.9%) berpengetahuan baik tentang kesehatan
reproduksi dan seksualitas. Variabel yang berpengaruh terhadap pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas adalah penggunaan media internet
nilai OR= 2.559.
Menurut Leaner dan Spainer, faktor yang berpengaruh terhadap minat dan
perilaku remaja yaitu media internet ataupun dalam mengakses situs-situs yang
ada di dalam internet. Adanya informasi seks lewat teknologi yang canggih serta
media massa, maka semakin banyak informasi yang memberikan rangsangan seksual
dan mudah di jumpai. Dengan demikian, remaja yang sedang dalam periode ingin
mengetahui akan mencoba meniru apa yang dilihat dan apa yang di dengar dari
media. Kecenderungan pelanggaran makin meningkat oleh karena adanya penyebaran
informasi dan rangsangan seksual melalui media massa yang dengan adanya
teknologi yang canggih.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
- Kesimpulan
Pada
dasarnya internet memberikan kemudahan bagi kita didalam mengembangkan
pendidikan dan pengajaran dalam bidang kesehatan reproduksi. Kehadiran internet
untuk saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi siapa saja, tidak terbatas hanya
pada pelaku bisnis, namun hal ini juga udah merambah dalam berbagai bidang,
terutama dunia pendidikan. Namun untuk menjadikan internet sebagai basis pengajaran,
kelemahan utamanya adalah ketrsediaan sarana prasarana pendukung seperti
jaringan internet, ketersediaan komoputer, dan berbagai sarana lainnya yang
mesti disedia. Selain itu, perlu juga didukung dengan tingkat akses yang
memadai.
Pemanfaatan Internet, dalam dunia pendidikan, dapat digunakan
pihak siswa dan guru untuk dua hal: Pertama, pemakaian internet untuk
kepentingan administrasi dan manajemen pendidikan, di tiap sekolah, dan secara
nasional. Manajemen data pendidikan bisa dilakukan secara berangkai, terhubung
dalam satu sistem komunikasi dua arah, mulai dari kantor Departemen Pendidikan,
dinas propinsi, kabupaten kota, sampai ke masing-masing sekolah, dan
sebaliknya. Dengan begitu, administrasi pendidikan yang mencakup lalulintas
informasi pendidikan bisa dilaksanakan dengan mudah, lancar, cepat, dan lebih
murah. Kedua, penggunaan internet untuk ( alat pembelajaran) dan atau sumber
belajar.
Kata ‘pendidikan’, biasanya, diasosiasikan dengan orang dewasa,
yaitu: tenaga kependidikan dan guru. Sementara, kata ‘belajar‘ dikaitkan dengan
siswa. Mendidik adalah usaha sadar yang semestinya dilakukan oleh orang yang
telah terdidik kepada anak didik.
- Saran
Guna
mencapai tingkat pembelajaran yang efektif, maka sudah semestinya setiap
institusi pendidikan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi. Oleh karena
itu, sudah saatnya kita perlu memikirkan pemanfaatan teknologi informasi
internet dalam setiap pengembangan kurikulum dan bahan ajar di setiap institusi
atau universitas.
DAFTAR PUSTAKA
http://akkes.saptabakti.ac.id/ver3/index.php/jurnal/46-peran-internet-terhadap-pengetahuan-remaja-dalam-pencegahan-kehamilan-yang-tidak-diinginkan-ktd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar