Selasa, 13 Desember 2016

PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KESEHATAN REPRODUKSI

Selamat Belajar, Semoga Bermanfaat !!!



PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MAHASISWA KEBIDANAN PADA KESEHATAN REPRODUKSI





    Oleh :
IMA AUFYA HIDAYAH    163112540120061
ISTIANA EKA PUTRI       163112540120020
NOVA NOVIANTY             163112540120059
MONA WULANDARI        163112540120018
SHUFI  RAHMATILLAH 163112540120111
SHINTA KARLINA            163112540120120
SYIFA UNAJAH                  163112540120037

UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI DIV KEBIDANAN
                                            TAHUN 2016/2017




KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “ Penggunaan Internet Sebagai Media Pembelajaran Mahasiswa Kebidanan Pada Kesehatan Reproduksi”.
Kami berharap agar setelah membaca dan mempelajari makalah ini, pembaca dapat memiliki pertambahan pengetahuan yang lebih baik dan proses implementasi, baik dalam bidang ilmu dunia, maupun ilmu akhirat.
Kemudian, mengingat proses makalah ini kami merasa sangat jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami selalu membuka diri untuk  mendapatkan berbagai masukan dan kritikan agar kelak pembuatan makalah selanjutnya lebih baik lagi.






Jakarta, 10 Desember 2016


Penulis


DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................          i
Daftar Isi .....................................................................................................          ii
BAB I Pendahuluan ....................................................................................          1
           Latar Belakang .................................................................................          1
           Tujuan ..............................................................................................          5
          Metedologi Penulisan.........................................................................          5
BAB II Tinjauan Pustaka.............................................................................          7
           Konsep Pemanfaatan Internet Untuk Pembelajaran ........................          7
           Keuntungan dan Kerugian Internet .................................................          8
           Penggunaan Internet dalam Dunia Pendidikan................................          13
           Teori Pendidikan Kesehatan Reproduksi..........................................          14
          Penerapan Internet dalam Konsep Pendidikan Kesehatan Reproduksi       16
           Peran Internet dalam Pembelajaran Kesehatan Reproduksi.............          17
BAB III Kesimpulan Dan Saran..................................................................          17
            Kesimpulan......................................................................................          20
            Saran ...............................................................................................          21
Daftar Pustaka ............................................................................................          22



BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Datangnya teknologi komunikasi baru, ditandai dengan meningkatnya jumlah dan berbagai macam teknologi (tahun 1980-an) yang berbasis pada teknologi elektronik. Yang lebih penting adalah “alam” atau nature  bagaimana media baru tersebut berfungsi, terjadi pertukaran informasi from many to many. Alam interaktif dibuat mungkin oleh elemen komputer yang terhubung menjadi jaringan (network) dan didukung peralatan seperti satelit. Hal tersebut sangat berarti dalam studi komunikasi dengan datangnya teknologi komunikasi baru, atau setidaknya menjadi kajian yang baru bagi ahli komunikasi untuk meneliti dan merumuskan kembali kemungkinan berubah paradigma lama tentang komunikasi dengan cara-cara yang “tradisional” menjadi pola komunikasi “bermedia” yang interaktif. Klasifikasi yang mungkin terjadi perubahan adalah arus pesan mengalir dari besarnya audience, segmentasi, tingkat interaktifitas, tingkat asynchronicity  (kemampuan untuk menyimpan), isyarat nonverbal, privasi dan kontrol arus komunikasi. (Rogers, 1986)
Karakteristik sistem komunikasi manusia sebagai akibat teknologi komunikasi baru adalah : Interactivity, kemampuan untuk ‘talk back’ kepada penggunanya artinya komponen teknologi elektronik yang ada memungkinkan adanya komunikasi dengan medianya secara automatic atau mechanical reaction, dan atau memungkinkan terjadi komunikasi interpersona melalui media atau ‘machine assited interpersonal communication’.  Makna interaktif yang pertama lebih sebagai reaksi mekanik yang terprogram di media, dan makna interaktif yang kedua mengandung artian mutual responsif yang lebih bertendensi pada human response yang didalamnya terdapat berbagai kemampuan seperti kecakapan untuk mendengar, terus-menerus, dan kecakapan intelegensi dalam merespon pesan yang disampaikan. Interactivity  yang dimaksud adalah kualitas dari sistem komunikasi seperti perilaku komunikasi yang diharapkan ; keakuratan, lebih efektif, dan lebih menyenangkan bagi para komunikan dalam proses komunikasi. Meskipun dengan adanya teknologi komunikasi baru yang bersifat interaktif, namun faktor individu yang aktif menentukan mau interaktif atau tidak. (Rogers, 1986).
Pada tahun 2010, pengguna internet di seluruh dunia mencapai 2,267,233,742. Paling banyak pengguna internet yaitu di China yaitu sebanyak 456,238,464 atau 34% dari jumlah populasinya. Sedangkan Indonesia menduduki posisi ke-10 dengan 22,110,119 pengguna internet atau 10% dari jumlah populasi. Pada tahun 2009, terdapat 31 juta pengguna internet di Indonesia. Per tahun, pertumbuhan pengguna internet di Indonesia adalah sebesar 49%. Tujuh puluh persen di antaranya berusia kurang dari 35 tahun. Mereka inilah yang disebut sebagai penghuni dunia digital (digital natives) yang sebenarnya. (http: //sarahyess.wordpress.com )
China yang nama lengkapnya Republik Rakyat China punya populasi penduduk sekitar 1,34 miliar di tahun 2012. Pengguna internet di sana mencapai sekitar 538 juta orang. Sebuah survei yang diselenggarakan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia tahun 2012 mencapai 63 juta orang atau 24,23 persen dari total populasi negara ini. Diprediksi jumlah ini akan membengkak menjadi 82 juta pengguna internet pada tahun 2013, baik melalui desktop maupun perangkat mobile. Dilihat dari klasifikasi umur, pengguna terbanyak Internet masih berusia 12-34 tahun, yang mencapai 64 persen dari total pengguna. (http://tekno.kompas.com). Pada tahun 2008, Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat ke-3 dalam penggunaan internet, setelah Jakarta dan Jawa timur. Sedangkan pada tahun 2012, Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat 1 dalam penggunaan internet mmenurut APJII. (http://rinagu.wordpress.com)
Pengguna internet global sendiri, menurut International Telecommunication Union (ITU) mencapai angka 2, 421 miliar pada 2011 dari 2, 044 miliar pada tahun sebelumnya. Pengguna internet global sendiri, menurut International Telecommunication Union (ITU) mencapai angka 2, 421 miliar pada 2011 dari 2, 044 miliar pada tahun sebelumnya.
Partisipasi berikutnya dari pengguna internet untuk pendidikan, adalah pengembangan konten pendidikan dan kreatif sebesar-besarnya. Dengan semakin banyak dan beragamnya konten pendidikan, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dicapai lebih baik. Karena untuk selalu kita ingat, kelebihan yang dimiliki oleh Indonesia adalah, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, dengan kebebasan pers yang relative berimbang dengan televisi sebagai media paling berpengaruh. Internet telah menjadi kebutuhan penting. Bahkan bagi sebagian orang, internet telah menjadi kebutuhan primer. Perkembangan teknologi mobile telah memberi kemudahan-kemudahan untuk dapat mengakses media informasi global ini.
Perkembangan teknologi komputer (informasi) yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi komputer relatif tertinggal. Sebagai contoh, ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan pengembangan billing system. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang padat modal-padat karya, tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan bagian kecil.
Di dunia medis, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat (kurang lebih 750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter akan cepat tertinggal jika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk mengupdate perkembangan terbaru. Konvergensi dengan teknologi komunikasi juga memungkinkan data kesehatan di-share secara mudah dan cepat. Dengan berbagai potensinya ini, adalah naif apabila manajemen informasi kesehatan di rumah sakit tidak memberikan perhatian istimewa. Artikel ini secara khusus akan membahas perkembangan teknologi informasi untuk mendukung manajemen rekam medis secara lebih efektif dan efisien
Perkembangan teknologi informasi dari waktu ke waktu semakin terasa di kehidupan kita. Penggunaan internet semakin marak, hampir di setiap aktivitas kita, penggunaan internet menjadi media yang sangat membantu, termasuk dalam dunia pendidikan. Pemanfaatan internet dalam proses pembelajaran akan membantu dunia pendidikan dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas peserta didiknya. Pemanfaatan internet memungkinkan peserta didik melakukan komunikasi dengan sumber ilmu secara lebih luas bila dibandingkan dengan hanya menggunakan media konvensional. Saat ini pembelajaran melalui media internet atau e-learning menjadi trend baru dalam metode pembelajaran.
Keberhasilan pendidikan di perguruan tinggi tidak lagi tergantung atau mengacu kepada pengajar atau dosen tetapi mengacu kepada keaktifan pelajar atau mahasiswa. Selain sumber belajar berupa perpustakaan yang tersedia di kampus, penggunaan internet memberikan kemudahan dalam menggali ilmu pengetahuan. Melalui internet mahasiswa dapat mengakses berbagai literatur dan referensi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dengan cepat, sehingga dapat mempermudah proses studinya.
Dari hasil penelitian Evi Anindya Hapsari (2011), terdapat korelasi yang signifikan antara pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dengan prestasi akademik mahasiswa pada mata kuliah Geografi.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh Nurul Dini (2013) di lapangan, didapatkan bahwa penugasan dari mata kuliah kesehatan reproduksi mengharuskan mahasiswa untuk mencari informasi dari internet dengan materi tentang isu gender. Wawancara ke objek penelitian terdapat beberapa mahasiswa yang mengatakan bahwa penggunaan internet pada pengerjaan tugas kesehatan reproduksi sangat penting karena media lain seperti buku sumber sulit didapat, tetapi sebagian orang mengatakan sebaliknya karena mereka tidak mengerjakan sendiri tetapi menyuruh kepada orang lain. Akan berbeda hasilnya jika dalam pengerjaan tugas mata kuliah kesehatan reproduksi dilakukan sendiri olehnya dengan hasil pekerjaan yang dibuatkan oleh orang lain. Mahasiswa yang menggunakan jasa orang lain untuk mengerjakan tugas mempunyai berbagai alasan, diantaranya malas ke warung internet (warnet) karena tidak mempunyai modem, malas mengisi pulsa modem bagi yang punya modem dan malas mencari materinya yang dirasa sulit walaupun modem terisi pulsa. Dari hasil observasi tersebut, didapatkan bahwa mahasiswa malas menggunakan internet dengan berbagai alasan.
  1. Tujuan
Mengetahui penggunaan internet sebagai media pembelajaran mahasiswa kebidanan pada kesehatan reproduksi
  1. Metodelogi Penulisan
Metode penulisan yang penulis gunakan adalah penelitian study literature. Yang di maksud dengan penulisan study literature adalah penulisan yang di peroleh dari beberapa buku dan internet. Sesuai dengan pengertian tersebut penulis menghubungkan data-data yang penulis dapat antara yang satu dengan yang lain.

  
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
  1. Konsep Pemanfaatan Internet Untuk Pembelajaran
            Internet, singkatan dari Interconnection And Networking, adalah jaringan informasi global. Internet diluncurkan pertama kali oleh J.C.R. Licklider dari MIT (Massachusetts Institute Technology) pada bulan Agustus 1962.  Rusman (2007) menyebutkan bahwa Internet merupakan perpustakaan raksasa dunia, karena di dalam Internet terdapat milyaran sumber informasi, sehingga kita dapat menggunakan informasi tersebut sesuaidengankebutuhan.

            Pemanfaatan Internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. “Through independent study, students become doers, as well as thinkers” (Cobine, 1997). Para siswa dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik (Gordin et. al., 1995).

Pemanfaatan Internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut : 1. Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas.
2. Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa.
3. Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing.
4. Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing siswa.
5.Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran.
6. Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik siswa; dan memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara online.

Perkembangan/kemajuan teknologi Internet yang sangat pesat dan merambah ke seluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai negara, institusi, dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk di dalamnya untuk pendidikan/pembelajaran. Berbagai percobaan untuk mengembangkan perangkat lunak (program aplikasi) yang dapat menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan/pembelajaran terus dilakukan.
  1. Keuntungan dan Kerugian Internet
             Berdasarkan paparan diatas, terlihat bagi kita bahwa teknologi informasi, khususnya internet memiliki peranan yang sangat penting dalam setiap dimensi pendidikan. Internet memberikan kontribusi yang sangat besar didalam membantu setiap dimensi yang ada untuk selalu mendapatkan informasi yang up to date. Jaringan internet merupakan salah satu jenis jaringan yang popular dimanfaatkan, karena internet merupakan teknologi informasi yang mampu menghubungan komputer di seluruh dunia, sehingga memungkinkan informasi dari berbagai jenis dan bentuk informasi dapat dipakai secara bersama-sama. Demikian juga dalam dunia pendidikan, berkat adanya jaringan internet, maka dapat membantu setiap penyedia jasa pendidikan untuk selalu mendapat informasi-informasi yang terkini dan sesuai dengan kebutuhan.Pemanfaatan internet pada saat ini masih berada pada level perguruan tinggi, dan itupun belum merata. Sedangkan pada level SD sampai dengan SMU/SMK, pemanfaatan internet masih sangat minim dan terbatas pada daerah perkotaan yang sudah memiliki jaringan atau koneksi internet. Dilain pihak dalam dunia pendidikan, diperhadapkan pada kendala bahwa metode pembelajaran konvensional yang diterapkan saat ini sudah tidak memenuhi kebutuhan dunia pendidikan yang ada.
Asep Saepudin (2003), menyatakan bahwa pada jenjang dan jalur pendidikan lain di mana proses belajarnya relatif masih konvensional (tatap muka), yang sesungguhnya sudah tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan pendidikan untuk masyarakat yang semakin kompleks, memerlukan inovasi dan media yang mampu menangulanginya.dengan diselenggarakannya program pendidikan jarak jauh seperti Program Belajar Paket A dan Paket B, SMP Terbuka yang didirikan pada tahun 1979, Universitas Terbuka sejak tahun 1984, serta pendidikan guru tertulis pada tahun 1955, dan program pendidikan dan pelatihan jarak jauh di berbagai departemen (A.P. Hardhono, 1997), termasuk usaha menuntaskan program Wajar 9 tahun dengan memakai sistem pendidikan jarak jauh, adalah fakta bahwa pendidikan konvensional (tatap muka) tak mampu lagi memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat hampir di semua jenis dan jenjang. Keterbatasan ini dikarenakan oleh beberapa kendala, di antaranya.
1. kendala dari pihak pemerintah yaitu terbatasnya dana untuk menambah lahan, gaji tenaga pengajar, serta terbatasnya sumber daya manusia yang akan menjadi pengajar pada institusi yang akan dibangun.
2. kendala dari pihak peserta belajar (masyarakat) itu sendiri yaitu, selain jauhnya jarak tempat tinggal dengan pusat sekolah, juga sebagian besar di antara mereka telah bekerja. Berdasarkan pernyataan diatas, maka nampaklah bagi kita bahwa metode yang ada saat ini tidak lagi menjamin untuk menghasilkan kualitas sumberdaya manusia dalam dunia pendidikan. Hal ini menyebabkan perkembangan pendidikan yang ada sat ini cenderung tertinggal dibandingkan dengan Negara lainnya.
Guna menjembatani ketimpangan dan kelemahan diatas, maka kehadiran teknologi informasi, terkhususnya internet sangat penting dan mutlak dalam memenuhi kebutuhan dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, Asep Saepudin (2005) menyatakan beberapa manfaat kehadiran teknologi informasi terkhususnya internet:
1. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap kantor telah memiliki dan menggunakan komputer. Demikian juga pada setiap keluarga, terutama diperkotaan komputer sudah menjadi fasilitas biasa dan dapat dioperasikan oleh hampir semua anggota keluarga. Jumlah keluarga yang mempunyai komputer menunjukan peningkatan sebagai hasil kemajuan dari perkembangan ekonomi. Ini berarti bahwa jumlah masyarakat yang mempunyai akses terhadap komputer meningkat dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, program pendidikan berbasis komputer dapat dikembangkan untuk kelompok (masyarakat) ini.
2. proses penyampain materi ajar yang akan ditransformasikan kepada peserta belajar dapat lebih efektif dan efisien, karena di Indonesia sudah banyaknya dibuat software pendidikan oleh para pakar komputer, walaupun tergolong pada fase “early stage” dan bersifat sporadis dan belum terkoordinir dengan baik. Saat ini sudah banyak software pendidikan yang bermutu tinggi, namun biasanya software tersebut adalah buatan luar negeri sehingga muncul kendala baru yaitu masalah bahasa inggris.
Beberapa contoh software pendidikan yang dikenal diantaranya: computer assisted instruction (CAI), yang umumnya software ini sangat baik untuk keperluan remedial. intelligent computer assited instructional (ICAL), dapat digunakan untuk material tau konsep. Computer assisted training (CAT), computer assisted design (CAD), computer assisted media (CAM), dan lain-lain.
Berdasarkan pemahaman diatas, nampaklah bagi kita bahwa kehadiran internet dalam dimensi pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak, dan sudah merupakan kebutuhan. Sebagai suatu kebutuhan, maka kehadiran internet pada dasarnya sangat membantu dunia pendidikan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih kondusif dan interaktif. Dimana para peserta didik tidak lagi diperhadapkan dengan situasi yang lebih konvensional, namun mereka akan sangat terbantu dengan adanya metode pembelajaran yang lebih menekankan pada aspek pemakaian lingkungan sebagai sarana belajar.
Oleh karena itu, Elangoan, 1999, Soekartawi, 2002; Mulvihil, 1997; Utarini, 1997, dalam soekartawi (2003), menyatakan bahwa internet pada dasarnya memberikan manfaat antara lain:
1) Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
2) Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadual melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari;
 3) Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
 4) Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.
 5) Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
6) Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif;
7) Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi mereka yang bertugas di kapal, di luar negeri, dsb-nya.
Berdasarkan hal tersebut, maka ada beberapa keuntungan jikalau kita menggunakan internet sebagai media pembelajaran dalam pendidikan:
1.      Frekuensi tatap muka bukan lagi menjadi suatu kebutuhan yang mutlak, namun hal ini busa diakali dengan penyediaan bahan-bahan pengajaran yang dapat langsung diakses melalui internet
2. Para peserta didik dapat langsung mendapatkan bahan-bahan yang  selalu up- to date.
3. Para peserta didik dapat memperkaya bahan-bahan yang ada dengan melakukan pencaharian di internet.
Manfaat internet pada dasarnya tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan yang ada. Hal ini sangat tergantung pada institusi pendidikan, apalagi jikalau metode ini dipergunakan maka akan berimplikasi pada : 1) ketersediaan sarana pendukung yang harus menunjang; 2) ketersediaan jaringan internet yang memadai; 3) serta perlu pula didukung oleh tingkat kecepatan yang memadai.
Dilain pihak, Bullen, (2001), Beam, (1997), dalam Soekartawi (2003), menyatakan bahwa kelemahan penggunaan internet adalah :
1) Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar;
2) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial;
3) Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan;
4) Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran  konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT;
 5) Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal;
 6) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon ataupun komputer);
 7) Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan soal-soal internet;
8) Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
Berdasarkan pemahaman diatas, maka nampaklah bagi kita bahwa internet pada dasarnya memiliki peranan yangcukup besar dan sangat penting dalam pengembangan pendidikan. Namun hal ini juga perlu ditunjang oleh ketersediaan sarana-prasarana yang mendukung, serta kesiapan pendidikan dan peserta didik untuk beradaptasi dengan teknologi internet.
  1. PENGGUNAAN INTERNET DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Secara detail peranan internet di dalam dunia pendidikan khususnya bagi guru adalah sebagai berikut :
1. meningkatkan pengetahuan
2. berbagi sumber dengan seprofesi
3. kerjasama dengan guru diluar negeri
4. partisipasi dalam forum pendidikan
5. sumber bahan ajar
Sedangkan peranan bagi siswa sebagai berikut :
1. sumber pengetahuan
2. meningkatkan komunikasi dengan siswa lain
3. media praktek dari teori yang telah dipelajari.
  1. Teori Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah  keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistim, fungsi-fungsi dan proses reproduksi (cholil,1996).
1.      Empat Komponen Prioritas Kespro
Hak reproduksi merupakan hak setiap individu atau pasangan untuk mendapatkan :
· Kemampuan reproduksi
· Keberhasilan reproduksi
· Keamanan reproduksi
Berdasarkan penjelasan diatas diketahui pula bahwa ada empat pilar utama kesehatan reproduksi menurut ICPD ( 1994 ), yaitu :
a.    Women Health
b.    Infant and Child Health
c.    Prevention and Treatment of STDs
d.    Fertility Regulation
Kesehatan reproduksi ibu dan bayi baru lahir meliputi perkembangan berbagai orangan reproduksi mulai dari sejak dalam kandungan, bayi, remaja, wanita usia subur, klimakterium, menopause, hingga meninggal. Kondisi kesehatan seorang ibu hamil mempengaruhi kondisi bayi yang dilahirkanny, termasuk didalamnya kondisi kesehatan organ-organ reproduksi bayinya. Permasalahan kesehatan reproduksi remaja termasuk pada saat pertama anak perempuan mengalami haid atau menarche yang bisa berisiko timbulnya anemia, perilaku seksual yang mana bila kurang pengetahuan dapat tertular penyakit hubungan seksual, termasuk HIV/AIDS. Ramaja yang menginjak masa dewasa bila kurang pengetahuan dapat mengakibatkan risiko kehamilan usia muda yang mana mempunyai risiko terhadap kesehatan ibu hamil dan janinya.
Penerapan pelayanan kesehatan reproduksi oleh Depkes RI dilaksanakan
secara integratif memprioritaskan pada empat komponen kesehatan reproduksi yang menjadi masalah pokok di Indonesia yang disebut Paket Pelayanan Kesehatan Rreproduksi Esensial ( PKRE ) yaitu :
a.    Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
b.    Keluarga berencana
c.    Kesehatan reproduksi remaja
d.   Pencegahan dan penanganan infeksi saluran reproduksi, termasuk   HIV/AIDS Sedangkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif
(PKRK) terdiri dari PKRE ditambah kesehatan reproduksi pada usia lanjut.
Sasaran program kesehatan reproduksi, antara lain adalah :
(1) Penurunan angka prevalensi anemia pada wanita ( usia 15-49 tahun ) (2) Penurunan angka kematian ibu hingga 59%; semua wanita hamil mendapatkan akses pelayanan prenatal, persalinan oleh tenaga terlatih dan kasus kehamilan resiko tinggi serta kegawatdaruratan kebidanan, dirujuk ke fasilitas kesehatan
(3) Peningkatan jumlah wanita yang bebas dari kecacatan/gangguan sepanjang hidupnya sebesar 15% diseluruh lapisan masyarakat.
(4) Penurunan proporsi bayi berat lahir rendah ( <2,5 kg )
(5) Pemberantasan tetanus neonatarum ( angka insiden diharapkan kurang dari satu kasus per 1000 kelahiran hidup ) disemua kabupaten
(6) Semua individu dan pasangan mendapatkan akes informasi dan pelayanan pencegahan kehamilan yang terlalu dini, terlalu dekat jaraknya, terlalu tua, dan terlalu banyak
(7) Proporsi yang memanfaatkan pelayanan kesehatan dan pemeriksaan dan pengobatan PMS minimal mencapai 70% ( WHO/SEARO,1995 ).
Aplikasi teori kesehatan reproduksi lebih menunjuk pada peran guru dalam pembelajaran kesehatan reproduksi sebagai fasilitator bagi para siswa. Guru memberikan penjelasan mengenai kesehatan reproduksi dari segi pengetahuan dan segi moral. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.

  1. Penerapan Internet di dalam Konsep Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Peran seorang guru tidak bisa digantikan oleh internet. Namun seorang Guru dapat menggunakan media internet untuk memfasilitasi para siswanya. Melalui internet para siswa dapat mencari bermacam-macam informasi yang bermakna bagi kehidupannya.
Peranan internet di bidang kesehatan reproduksi adalah selain mudahnya mengakses informasi kesehatan reproduksi secara praktis, bisa juga mempengaruhi pola berfikir masyarakat di bidang kesehatan. Bagi para siswa peranan internet ini memudahkan mereka mendapatkan laporan secara berkala dan bisa mengetahui sejak dini tentang gangguan kesehatan reproduksi secara umum. Bagi para guru peranan ini memudahkan mereka memperoleh gambaran kesehatan reproduksi secara umum pada setiap murid.  Dan bagi yang ingin menjadi dokter, internet ini sangat bermanfaat karena akan memudahkan mereka mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi.
Sebagai media tutorial, internet memiliki keunggulan dalam hal interaksi, menumbuhkan minat belajar mandiri serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa / anak. Internet memungkinkan siswa mengambil dan mengolah ilmu pengetahuan ataupun informasi dari situs-situs yang dikunjunginya tanpa adanya batasan jarak dan waktu. Di samping itu masih ada manfaat lain yang didapat dari internet, misalnya surat menyurat (E-mail), berbincang (chatting), mengambil dan menyimpan informasi (download).
Guru diharapkan tetap mengarahkan dan membimbing siswa disaat siswa mencari dan menemukan sumber informasi, agar mengarah ke pemahaman yang bersifat positif.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Renate Motschnig-Pitrik dari University of Vienna menyatakan bahwa kegiatan Student-Centred-Internet-Assisted Teaching (SCIAT) dengan menggunakan internet sangat efektif untuk pembelajaran. Karena setelah para siswa berkonsultasi dengan guru sebagai fasilitator, siswa dapat mencari dan mengeksplorasi informasi relevan sebanyak-banyaknya di internet untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi.
SCIAT juga sangat cocok untuk mengatur pribadi masing-masing siswa dalam tim yang bekerja sama dalam sebuah projek, untuk dapat memberikan kontribusinya sesuai dengan kemampuan dan keahlian para siswa. Melalui internet mereka dapat mendokumentasikan dan mendiskusikannya kembali. Hal ini sangat berguna untuk perkembangan aktualisasi diri mereka sesuai dengan minatnya masing-masing.
Di dalam konsep pendidikan kesehatan reproduksi siswa dituntut untuk aktif dan mandiri didalam belajar dengan mencari informasi diinternet dan mendiskusikannya dengan tim sesama siswa dan guru sebagai fasilitator.
  1. Peran Internet Dalam Pembelajaran Kesehatan Reproduksi
Pengguna internet di dunia pada tahun 2011 telah mencapai kurang lebih 2 milyar pengguna. Di Kawasan Asia menyumbang 56% populasi manusia dari seluruh dunia pengguna internet tersebut. jumlah yang sebanyak itu, mungkin dapat dengan mudah kita simpulkan bahwa pengguna Internet di kawasan Asia juga akan lebih banyak dari kawasan lain di dunia. Asia hanya menyumbang 44.2% dari keseluruhan jumlah pengguna di seluruh dunia. Atau dengan kata lain dari jumlah estimasi penduduk di 2011 yang sebesar 3.879.740.877 penduduk, hanya sejumlah 932.393.209 penduduk yang sudah menjadi pengguna Internet (Nugraha, 2011)
Tercatat penetrasi Internet di kawasan Asia hanya mencapai 23.8% hingga bulan Maret 2011. Pada tahun 2012 data pengakses internet di dunia mencapai 2.27 miliar atau 33% dari penduduk dunia lama mengakses 4 jam per hari, sedangkan pada tahun 2012 pengakses facebook/media sosial terbesar dengan 900 juta pengguna (Nugraha, 2011)
Indonesia sebagai suatu negara yang menjadi bagian dari globalisasi teknologi informasi tidak terlepas dari berbagai akibat yang timbul oleh maraknya arus informasi tanpa kontrol. Era globalisasi secara positif memberikan muatan ilmu pengetahuan dan kemudahan-kemudahan dalam mencari informasi, tetapi secara negatif juga bermuatan materi pornografi yang mempertontonkan dan memperdengarkan perilaku seksual melalui majalah, surat kabar, tabloid, buku-buku, televisi, radio, internet, film-film dan video.
Indonesia pun masih kalah dari Malaysia yang berhasil meraih 58.8% untuk urusan penetrasi pengguna Internet. Tetapi hal yang cukup unik adalah masalah pengguna facebook di Indonesia. Indonesia menjadi negara nomor 1 di Asia dalam hal pengguna facebook. Bisa secara kasar disimpulkan bahwa masyarakat kita cukup antusias dengan konten berbau sosial network di internet (Measure, 2010) Per Mei 2011, pengguna Internet dominan lain di Indonesia adalah dari kalangan usia 21-24, usia 35-40, kemudian usia 31-34. Pengguna berusia 15-20 tahun berada di posisi berikutnya. Adapun persentase jumlah pengguna internet yang paling sedikit adalah berasal dari usia 51-54 tahun. Angka pertumbuhan pengguna Internet di Kota Bengkulu masih didominasi oleh anak muda dari kelompok umur 15-30 tahun. Di masing-masing kota terdapat sekitar 50 persen hingga 80 persen dari pengguna Internet merupakan kaum muda (Nugraha, 2011).
Hasil proyeksi penduduk Bengkulu berdasarkan SUPAS 2005 menunjukkan bahwa jumlah remaja di Propinsi Bengkulu tahun 2010 ada 686.998 jiwa atau 40,01 % dari jumlah penduduk 1.713.393 jiwa, sedangkan jumlah remaja 155.263. Berdasarkan data terakhir 2010 tercatat kapasitas pengguna internet 5.631 jaringan, pengguna facebook/sosial media 5.350 dan pengguna media belajar 4.150 (Nugraha, 2011).
Dari hasil penelitian (Ismiati,2014) Variabel penggunaan media internet yang berhubungan dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dari hasil penelitian hampir seluruh responden menggunakan penggunaan media internet yang rendah 67.7%. Setengah dari responden (51.1%) berpengetahuan kurang baik tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas dan sebanyak (48.9%) berpengetahuan baik tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas. Variabel yang berpengaruh terhadap pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas adalah penggunaan media internet nilai OR= 2.559.
Menurut Leaner dan Spainer, faktor yang berpengaruh terhadap minat dan perilaku remaja yaitu media internet ataupun dalam mengakses situs-situs yang ada di dalam internet. Adanya informasi seks lewat teknologi yang canggih serta media massa, maka semakin banyak informasi yang memberikan rangsangan seksual dan mudah di jumpai. Dengan demikian, remaja yang sedang dalam periode ingin mengetahui akan mencoba meniru apa yang dilihat dan apa yang di dengar dari media. Kecenderungan pelanggaran makin meningkat oleh karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa yang dengan adanya teknologi yang canggih.





BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
  1. Kesimpulan
Pada dasarnya internet memberikan kemudahan bagi kita didalam mengembangkan pendidikan dan pengajaran dalam bidang kesehatan reproduksi. Kehadiran internet untuk saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi siapa saja, tidak terbatas hanya pada pelaku bisnis, namun hal ini juga udah merambah dalam berbagai bidang, terutama dunia pendidikan. Namun untuk menjadikan internet sebagai basis pengajaran, kelemahan utamanya adalah ketrsediaan sarana prasarana pendukung seperti jaringan internet, ketersediaan komoputer, dan berbagai sarana lainnya yang mesti disedia. Selain itu, perlu juga didukung dengan tingkat akses yang memadai.
Pemanfaatan Internet, dalam dunia pendidikan, dapat digunakan pihak siswa dan guru untuk dua hal: Pertama, pemakaian internet untuk kepentingan administrasi dan manajemen pendidikan, di tiap sekolah, dan secara nasional. Manajemen data pendidikan bisa dilakukan secara berangkai, terhubung dalam satu sistem komunikasi dua arah, mulai dari kantor Departemen Pendidikan, dinas propinsi, kabupaten kota, sampai ke masing-masing sekolah, dan sebaliknya. Dengan begitu, administrasi pendidikan yang mencakup lalulintas informasi pendidikan bisa dilaksanakan dengan mudah, lancar, cepat, dan lebih murah. Kedua, penggunaan internet untuk ( alat pembelajaran) dan atau sumber belajar.
Kata ‘pendidikan’, biasanya, diasosiasikan dengan orang dewasa, yaitu: tenaga kependidikan dan guru. Sementara, kata ‘belajar‘ dikaitkan dengan siswa. Mendidik adalah usaha sadar yang semestinya dilakukan oleh orang yang telah terdidik kepada anak didik.

  1. Saran
Guna mencapai tingkat pembelajaran yang efektif, maka sudah semestinya setiap institusi pendidikan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi. Oleh karena itu, sudah saatnya kita perlu memikirkan pemanfaatan teknologi informasi internet dalam setiap pengembangan kurikulum dan bahan ajar di setiap institusi atau universitas.











DAFTAR PUSTAKA
http://akkes.saptabakti.ac.id/ver3/index.php/jurnal/46-peran-internet-terhadap-pengetahuan-remaja-dalam-pencegahan-kehamilan-yang-tidak-diinginkan-ktd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar