Kamis, 11 Mei 2017

KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA

MATA KULIAH
KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA
LOGO UNAS.jpg

TUGAS KELOMPOK 1

NAMA   :        IMA AUFYA HIDAYAH    163112540120061
                        NOVA NOVIANTY             163112540120059
                        FITRAH NUR INSANI       163112540120019
                       
                       
              
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI DIV KEBIDANAN
TAHUN 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “ Perubahan fisik dan psikis pada Lansia ”.
Kami berharap agar setelah membaca dan mempelajari makalah ini, pembaca dapat memiliki pertambahan pengetahuan yang lebih baik dan proses implementasi, baik dalam bidang ilmu dunia, maupun ilmu akhirat.
Kemudian, mengingat proses makalah ini kami merasa sangat jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami selalu membuka diri untuk  mendapatkan berbagai masukan dan kritikan agar kelak pembuatan makalah selanjutnya lebih baik lagi.












Jakarta, 14 Maret 2017


Penulis





BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai menjadi tua. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode dahulu yang lebih menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh manfaat.  Usia enam puluhan biasanya dipandang sebagai garis pemisah antara usia madya dan usia lanjut (Hurlock, 1999). Menjadi tua merupakan suatu proses alamiah yang berkesinambungan terus menerus sejak lahir ke dunia karena tidak terjadi secara tiba – tiba. Masa tua tidak dapat direncanakan dan ditata sesuai keinginan. Pada usia lanjut usia terjadi penurunan aspek fisik maupun aspek psikis, ulasan lebih lanjut tentang masa tua akan dibahas dalam makalah ini.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Masa Tua?
2.      Apa Saja Ciri-ciri Masa Tua?
3.      Bagaimana Perubahan Fisik, kognitif, motorik, psikososial, spiritual pada Masa Tua?

C.      Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari rumusan masalah tersebut, yaitu :
1.      Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Masa Tua
2.      Untuk Mengetahui Apa Saja Ciri-Ciri Masa Tua
3.      Untuk Mengetahui Perubahan Fisik, kognitif, motorik & psikososial, emosional, dan spiritual Pada Masa Tua








BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Masa Tua
Terlepas dari perbedaan dalam penentuan waktu dimulainya status kedewasaan tersebut, pada umumnya psikolog menetapkan sekitar usia 20 tahun sebagai awal masa dewasa dan berlangsung sampai sekitar usia 40 – 45, dan pertengahan masa dewasa berlangsung dari sekitar usia 40 -45 sampai sekitar usia 65 tahun, serta masa dewasa lanjut atau masa tua berlangsung dari sekitar usia 65 tahun sampai meninggal (Feldman, 1996).
Freud (Bischof:1976), seseorang dikatakan tua/dewasa apabila orang itu bertanggung jawab terhadap pekerjaan sehari-hari dan cinta yang telah diikrarkan khususnya kepada pasangan pernikahan. Freud juga menjelaskan bahwa seseorang dikatakan dewasa apabila mau dan mampu bertanggung jawab terhadap segala tingkah laku, pekerjaan dan karir yang dilakukan sehari-hari.
Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.
Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa masa tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dariumur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.Proses menua (lansia) ini merupakan  proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik.
B.       Ciri – Ciri Masa Tua
Menurut Hurlock (1980) terdapat ciri – ciri lanjut usia yaitu :
1.         Usia lanjut merupakan periode kemunduran, penurunan fisik pada anggota tubuh tersebut meliputi :
Kulitnya semakin keriput dan mengkerut sehingga tampak kering. Sudah tidak mempunyai gigi sehingga merubah bentuk mulut, sehingga banyak orang yang lanjut usia yang memakai gigi palsu, bahkan karena ekonomi yang tidak mendukung menyebabkan mereka para lansia tidak memakai gigi palsu. Pipi mengkerut dan terlihat longgar dan kempot. Tumbuh uban pada seluruh rambut dan rambut semakin menipis. Bahu membungkuk. Panggul tampak mengendor dan lebih lebar dibandingkan dengan waktu sebelumnya. Tangan menjadi kurus kering dan tampak hanya tulang saja. Kuku pada kaki dan tangan mengeras dan kelihatan kabur
·         Penglihatan
Terjadi penurunan penglihatan pada orang lanjut usia. Pada umumnya mereka sudah tidak mampu lagi membedakan warna dan  tidak dapat melihat pada jarak jauh, pandangan terlihat kabur.Adanya kecamata cukup membantu penglihatan.
·         Pendengaran
Orang lanjut usia kehilangan kemampuan untuk mendengar.Sehingga perlu adanya alat bantu untuk dapat memudahkan komunikasi.Terkadang kita harus mendekat dengan mereka untuk berkomunikasi dengan jelas.
·         Kekuatan
Orang yang sudah lanjut usia lebih cepat lelah ketika melakukan aktivitas. Cepat kehabisan tenaga. Tidak bisa melakukan pekerjaan yang membutuhkan tenaga yang banyak.
·         Kecepatan
Tidak bisa mengerjakan sesuatu dengan cepat.Sealalu membutuhkan waktu yang lama dalam menyelesaikan suatu hal.Misalnya didalam berjalan cukup lambat dan kadang membutuhkan bantuan untuk menuntunya.
·         Kekakuan
Pada orang yang lanjut usia cenderung menjadi kagok dan canggung.Sehingga biasanya mereka tidak mampu memegang sesuatu dengan erat. Kadang apa yang dipegangnya justru jatuh karen tidak mampu memegang dengan erat.
2.         Penurunan mental yang terjadi pada usia lanjut :
Memandang hidup mereka secara keseluruhan dengan ragu-ragu , suram , putus asa karena adanya anggapan bahwa jika masa lanjut usia adalah masa dimana terjadi kemunduran, berpenyakitan, tidak menyenangkan. Ingatan orang berusia lanjut pada umunya lemah dalam mengingat suatu hal. Terutama hal-hal yang telah lama dipelajari. Orang yang lanjut usia biasanya bersifat kekanak- kanakan, manja, cerewet dan bawel, dan ingin selalu diperhatikan. Keinginan seks pada orang yang telah lanjut usia pada umumnya telah menurun.
3.         Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat - pendapat klise yang jelek terhadap lansia seperti seorang wanita yang telah lanjut usia digambarkan sebagai orang yang rewel dan jahat. Adanya strereoitipe bahwa usia lanjut adalah pria adalah pria dan wanita yang keadaan fisik dan mentalnya loyo, usang, sering pikun, jalannya membungkuk dan sulit hidup bersama orang lain.
4.         Menua membutuhkan perubahan peran, karena tidak dapat bersaing dengan kelompok yang lebih muda\
5.         Penyesuaian yang buruk pada lansia, ada keinginan untuk menjadi muda kembali, mencari segala cara untuk memperlambat penuaan.

C.      Perubahan Fisik, Kognitif, Motorik, Psikososial dan Spiritual Lansia
1.         Perubahan Fisik
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen
a.    Sistem Pernafasan Pada Lansia
·       Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi berkurang, sehinga pernafasan cepat dan dangkal
·       Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensial terjadi penumpukan sekret
·       Penurunan aktivitas paru (mengembang dan mengempisnya) sehingga jumlah udara pernafasan yang masuk ke paru mengalami penurunan, kalau pada pernafasan yang tenang kira 500 ml
·       Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang (luas permukaan normal 50m2), menyebabkan terganggunya proses difusi
·       Penurunan oksigen (O2) arteri menjadi 75 mmHg mengganggu prose oksigenasi dari hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua kejaringan
·       CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga menurun yang lama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri
·       Kemampuan batuk berkurang sehingga pengeluaran sekret dan corpus alium dari saluran nafas berkurang sehingga potensial terjadinya obstruksi
b.    Sistem Persyarafan
·      Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan
·      Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir
·      Mengecilnya syaraf panca indera
·      Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf pencium dan perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin
c.    Perubahan Panca Indera yang Terjadi Pada Lansia
·      Penglihatan
1)        Kornea lebih berbentuk skeris
2)        Sfringter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap matahari
3)        Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa)
4)        Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap
5)        Hilangnya daya akomodasi
6)        Menurunnya lapang pandang dan berkurangnya luas pandang
7)        Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau pada skala
·      Pendengaran
1)        Presbiakusis (gangguan pada pendengaran)
Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas umur 65 tahun
2)        Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis
3)        Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya kreatin
·      Pengecap dan Penghidu
1)        Menurunnya kemampuan pengecap
2)        Menurunnya kemampuan penghidu sehingga mengakibatkan selera makan berkurang
·      Peraba
1)        Kemunduran dalam merasakan sakit
2)        Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin
d.   Perubahan Kardiovaskuler Pada Usia Lanjut
·      Katub jantung menebal dan menjadi kaku
·      Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% pertahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya
·      Kehilangan elastisitas pembuluh darah
·      Kurangnya efektifitasnya pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur keduduk, duduk ke berdiri, bisa menyebabkan tekanan darah menurun 65 mmHg dan dapat mengakibatkan pusing mendadak
·      Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (normal ± 170/95 mmHg)
e.    Sistem genito Urinaria
·      Ginjal, Mengecil dan nephron menjadi atr opi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, penyaringan diglomerulo menurun sampai 50 %, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria (biasanya + 1) BUN meningkat sampai 21 mg % ; nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
·      Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekwensi BAK meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga meningkatnya retensi urin.
·      Pembesaran prostat ± 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun
·      Atropi vulva
·      Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya lebih alkali terhadap perubahan warna.
·      Daya sexual, Frekwensi sexsual intercouse cendrung menurun tapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus.
f.     Sistem Endokrin / Metabolik Pada Lansia
·      Produksi hampir semua hormon menurun
·      Fungsi paratiroid dan sekesinya tak berubah
·      Pituitary, pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada di pembuluh darah dan berkurangnya prodyksi dari ACTH, TSH, FSH dan Lh
·      Menurunndan aktivitas tidoird, BMR turun dan menurunnya daya pertukatan zat
·      Menurunnya sekresi hormon bonads : progesteron, estrogen, testosteron.
·      Defisiensi hormonall dapat menyebabkan hipotirodism, depresi dari sumsum tulang serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa (stess).
g.    Perubahan Sistem Pencernaan Pada Usia Lanjut
·      Kehilangan gigi, Penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
·      Indera pengecap menurun, Adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera pengecap (± 80 %), hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap dilidah terutama rasa manis, asin, asam & pahit
·      Esofagus melebar
·      Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun ), asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun.
·      Peristaltik lemah & biasanya timbul konstipasi.
·      Fungsi absorbsi melemah (daya absorbsi terganggu).
·      Liver (hati), Makin mengecil & menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah.
h.    Sistem Muskuloskeletal
·      Tulang kehilangan densikusnya dan rapuh
·      Resiko terjadi fraktur
·      Kyphosis
·      Persendian besar dan kaku
·      Pada wanita lansia > resiko fraktur
·      Pinggang, lutut dan jari pergelangan tangan terbatas
·      Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tinggi badan berkurang)
·      Gerakan volunter dan gerakan berlawanan
·      Gerakan reflektonik dan gerakan di luar kemauan, sebagai reaksi terhadap rangsangan pada lobus
·      Gerakan involunter dan gerakan di luar kemauan, tidak sebagai reaksi terhadap suatu perangsangan terhadap lobus
·      Gerakan sekutu untuk gerakan otot lurik yang ikut bangkit untuk menjamin efektifitas dan ketangkasan otot volunter
i.      Perubahan Sistem Kulit dan Jaringan Ikat
·      Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
·      Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan adiposa
·      Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu tahan terhadap panas dengan temperatur yang tinggi.
·      Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan menurunnya sel sel yang meproduksi pigmen.
·      Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan luka luka kurang baik.
·      Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.
·      Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut kelabu.
·      Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang menurun.
·      Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun.
·      Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak rendahnya akitfitas otot.
j.      Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan seksual.
·      selaput lendir vagina menurun / kering
·      menciutnya ovarium dan uterus.
·      atropi payudara.
·      testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan secara berangsur berangsur.
·      dorongan sex menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi kesehatan baik.
·      Kegiatan seksual.
Sexualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi kehidupan yang berhubungan dengan alat reproduksi. Setiap orang mempunyai kebutuhan seksual, disini kita bisa membedakan dalam tiga sisi :
1)        fisik, Secara jasmani sikap sexual akan berfungsi secara biologis melalui organ kelamin yang berhubungan dengan proses reproduksi
2)        Secara rohani dan tertuju pada orang lain sebagai manusia, dengan tujuan utama bukan untuk kebutuhan kepuasan sexualitas melalui pola pola yang baku seperti binatang
3)        Secara sosial dan kedekatan dengan suatu keadaan intim dengan orang lain yang merupakan suatu alat yang apling diharapkan dalammenjalani seksualitas.
2.    Perubahan Kognitif
Ketika lansia memperlihatkan kemunduran intelektualiatas yang mulai menurun, kemunduran tersebut juga cenderung mempengaruhi keterbatasan memori tertentu. Misalnya seseorang yang memasuki masa pensiun, yang tidak menghadapi tantangan-tantangan penyesuaian intelektual sehubungan dengan masalah pekerjaan, dan di mungkinkan lebih sedikit menggunakan memori atau bahkan kurang termotivasi untuk mengingat beberpa hal, jelas akan mengalami kemunduran memorinya. Menurut Ratner et.al dalam desmita (20080 penggunaan bermacam-macam strategi penghafalan bagi orang tua , tidak hanya memungkinkan dapat mencegah kemunduran intelektualitas, melinkan dapat menigkatkan kekuatan memori pada lansia tersebut.
Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatau yang tidak dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau depresi. Tatapi kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah satunya adalah dengan menyediakan lingkungan yang dapat merangsang ataupun melatih ketrampilan intelektual mereka, serta dapat mengantisipasi terjadinya kepikunan.
3.    Perubahan Motorik
Meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan.
4.    Perubahan Psikososial
a.    Tipe Kepribadian Konstruktif (Constructin personality), biasanya tipe ini tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai tua
b.    Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality), pada tipe ini ada kecenderungan mengalami post power sindrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.
c.    Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent personalitiy), pada tipe ini biasanya sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika tidak segera bangkit dari kedukaannya.
d.   Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality), pada tipe ini setelah memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan yang kadang-kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan kondisi ekonominya menjadi morat-marit.
e.    Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate personalitiy), pada lansia tipe ini umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung membuat susah dirinya.
5.    Perubahan Emosional
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan emosional, adalah rasa ingin berkumpul dengan keluarga sangat kuat, sehingga tingkat perhatian beliau menjadi sangat besar. Apabila melihat rekan kerja kurang aktif dalam melakukan pekerjaanya, maka tingkat emosi meningkat, terbukti bahwa beliau segera menegur rekan kerjanya tersebut agar lebih cekatan. Sering marah apabila ada sesuatu yang kurang sesuai dengan kehendak pribadi dan sering stress akibat masalah ekonomi yang kurang terpenuhi
6.    Perubahan Spiritual
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan spiritual, adalah kesulitan untuk menghafal kitab suci karena daya ingat yang mulai menurun, merasa kurang tenang ketika mengetahui anggota keluarganya belum mengerjakan ibadah, dan merasa gelisah ketika menemui permasalahan yang cukup serius.
7.    Perubahan Mental
Pada usia diatas 60 tahun, sebagian besar usia lanjut (usila) setidaknya sudah mengalami satu penyakit medis menahun. dibanding kelompok usia lebih muda, usila lebih sering menderita radang sendi dan masalah tulang lainnya, darah tinggi dan masalah jantun, kencing manis, masalah pendengaran dan penglihatan. akibatnya mereka juga lebih sering pergi ke dokter dan dirawat di rumah sakit, membutuhkan perawatan jangka panjang, menjadi terbatas mobilitasnya dan kehilangan kemandiriannya. Usia juga dapat mengalami berbagai jenis gangguan jiwa seperti anak muda. Berikut gambaran secara singkat mengenai dua gangguan yang paling sering terjadi pada usia :
a.    Demensia (Pikun)
Suatu penyakit yang mengakibatkan kerusakan daya ingat, fungsi berpikir, gangguan perilaku dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berpakaian, makan, menjaga kebersihan diri dan buang air. keadaan ini merupakan penyakit dan bukan bagian dari penuaan normal.
b.    Depresi
Gangguan pada suasana perasaan yang ditandai kesedihan berkepanjangan, putus asa, kelelahan, serta kehilangan minat dan semangat. tidak jarang gejala depresi pada orang tua tidak terdeteksi karena gejalanya sering disertai gejala somatik (keluhan sakit-sakit pada badan yang tidak bisa dijelaskan), sementara biasanya pasien usila mempunyai masalah medis lainnya yang terjadi bersamaan. akan tetapi, bila dilkukan pemeriksaan psikiatri yang teliti, pada umumnya kondisi depresi dapat diobati. pemberian terapi kombinasi antara psikoterapi dan obat-obatan saat ini terbukti efektif untuk mengatasi depresi.





1 komentar: