TUGAS INDIVIDU 2
ASUHAN KEBIDANAN TERKINI
Nama : Ima Aufya Hidayah
NPM : 163112540120061
Kelas : B
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
DIV KEBIDANAN
2016-2017
Buatlah Penatalaksanaan Kasus Obstetri di bawah ini
:
1.
Infeksi
Nifas
a.
Bendungan
Payudara
b.
Mastitis
c.
Metritis
d.
Sepsis
Puerperalis
2.
Asfiksia
Neonatorum
3.
BBLR
4.
Hipotermi
5.
Hipoglikemi
6.
Kejang
pada BBL
Penatalaksanaan
:
1. a.
Bendungan Payudara
Terapi dan Pengobatan pada bendungan ASI Menurut Prawirohardjo (2007:700) adalah
a. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya, dapat dilakukan pemijatan ringan sebelum menyusui
b.
Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara
c.
Lakukan pengompresan dengan air hangat sebelum menyusui dan kompres dingin sesudah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri masing – masing selama 5
menit
d.
Gunakan BH yang menopang yang
pas menopang payudara
e.
Berikan analgesic dan antipiretik untuk mengurangi rasa nyeri dan menurunkan panas.
f. Terkadang perlu diberikan stilbestol / lynoral 3 kali sehari 1 mg selama 2-3 hari(untuk mengurangi produksi ASI)
Jikaibumenyusui:
·
Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar kemudian perlahan-lahan bergerak kearah putting susu dan lebih berhati-hati pada area yang mengeras
·
Menyusui sesering mungkin dengan jangka waktu selama mungkin, susui bayi dengan payudara yang sakit jika ibu kuat menahannya, karena bayi akan menyusui dengan penuh semangat pada awal sesi menyusui, sehingga bisa mengeringkannya dengan efektif
·
Lanjutkan dengan mengeluarkan ASI dari payudara itu setiap kali selesai menyusui jika bayi belum benar-benar menghabiskan isi payudara yang sakit tersebut
·
Tempelkan handuk halus yang sudah dibasahi dengan air hangat pada payudara yang sakit beberapa kali dalam sehari (atau mandi dengan air hangat beberapa
kali), lakukan pemijatan dengan lembut di sekitar area yang mengalami penyumbatan kelenjar susu dan secara perlahan-lahan turun kearah putting susu
·
Kompres dingin pada payudara di antara waktu menyusui.
·
Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
·
Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya.
Jika ibu tidak menyusui:
·
Gunakan bra yang menopang
·
Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi bengkak dan nyeri
·
Berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam
·
Jangan dipijat atau memakai kompres hangat pada payudara.
·
Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya.
b.
Mastitis
Bila payudara ibu terasa sangat penuh atau terbendung selama minggu
pertama, penting bagi ibu untuk memastikan bahwa ASI dikeluarkan dan diatasi
dengan melakukan:
1)
Ibu harus dibantu
memperbaiki kenyutan pada payudara oleh bayinya, untuk memperbaiki pengeluaran
ASI dan untuk mencegah luka pada puting susu.
2)
Ibu harus didorong untuk
menyusui sesering mungkin dan selama bayi menghendaki, tanpa batas.
3)
Bila isapan bayi tidak
cukup mengurangi rasa penuh dan kencang pada payudara, atau bila puting susunya
tertarik sampai rata sehingga bayi sulit mengeyut, ibu harus memeras ASI nya.
4)
Pemerasan dapat
dilakukan dengan tangan atau dengan pompa. Bila payudara sangat nyeri, jalan
lain untuk memeras ASI adalah dengan menggunakan botol panas.
5)
Setelah satu atau dua
hari, kondisi ini harus sembuh dan kebutuhan bayi cocok satu sama lain (WHO,
2003).
Perawatan puting susu pada waktu laktasi merupakan
usaha penting untuk mencegah mastitis. Perawatan terdiri atas membersihkan
puting susu dengan sabun sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak
dan susu yang sudah mengering. Selain itu yang memberi pertolongan kepada ibu
yang menyusui bayinya harus bebas dari infeksi stapilococus. Bila ada kerak
atau luka pada puting sebaiknya bayi jangan menyusu pada mamae yang
bersangkutan sampai luka itu sembuh. Air susu ibu dikeluarkan dengan pijatan.
a)
Berikan antibiotika :
·
Kloksasilin 500 mg
per oral 4 kali sehari selama 10 hari
·
atau Eritromisim 250 mg per
oral 3 kali sehari selama 10 hari
b)
Bantulah agar Ibu :
·
Tetap meneteki
·
Kompres dingin selama 15-20 menit, 4
kali/hari sebelum meneteki untuk mengurangi bengkak dan nyeri
c)
Berikan paracetamol 500 mg per
oral
d)
Evaluasi 3 hari
c.
Metritis
1)
Segera transfuse, jika ada perdarahan.
2)
Berikan antibiotika kombinasi sampai ibu bebas demam selama 48 jam.
a)
Ampisillin 2 gram IV setiap 6
jam, ditambah gentamisin 5 mg/kgBB IV tiap 24 jam, ditambah metronidazol
500 mg IV tiap 8 jam.
b)
Jika demam masih ada 72 jam setelah terapi, kaji ulang diagnostic.
3)
Jika diduga ada sisa plasenta, lakukan eksplorasi digital dan keluarkan bekuan serta sisa kotiledon.
4)
Jika tidak ada kemajuan dengan terapi konservatif, dan ada peritonitis (demam, nyeri lepas, dan nyeri abdomen), lakukan laparatomi dan drain abdomen.
5)
Jika uterus terinfeksi dan nekrotik, lakukan histerektomi subtotal.
e. Sepsis
Puerperalis
1.
Amati tanda dan gejala infeks
ipuerperalis yan didiagnosa bila 2 atau lebih gejala di bawah ini terjadi sejak
pecahnya selaput ketuban mulai hari ke 2 ( 2 kali 24 jam ) hingga 42 hari pasca
persalinan :
·
Suhu tubuh > 38 C
·
Nyeri peru atau pelvis
·
Pengeluaran cairan vagina yang
abnormal
·
Cairan vagina yang berbau busuk
·
Terhambatnya pengecilan ukuran
uterus
2.
Saat memberikan pelayanan nifas
periksa tanda awal/ gejala infeksi
3.
Beri penyuluhan kepada ibu, suami/
keluarganya agar waspada terhadaptanda/ gejala infeksi, dan agar segera mencari
pertolongan jika menemukannya
4.
Jika diduga sepsis, periksa ibu dari
kepala sampai kaki untuk mencari sumber infeksi (mungkin lebih dari satu sumber
infeksi ermasuk infeksi kronis)
5.
Jika uterus nyeri, pengecilan uterus
lambat, atau terdapat perdarahan pervaginam,mulai berikan infus cairan RL
dengan jarum berlubang besar 16 atau 18 G, rujuklah ibu segera ke RS. (ibu
perlu diperiksa untuk melihat kemungkinan adanya sisa jaringan plasenta)
6.
Jika kondisinya gawat dan terdapat
tanda/ gejala septik syok (suhu 38 C atau lebih, bau busuk dan nyeri perut),
dan terjadi dehidrasi, beri cairan IV dan antibiotika sesuai dengan ketentuan.
Rujuk biu ke RS.
·
Ampisilin 2 gr IV setip 6 jam
·
Gentamisin 5 mg/ kg berat badan IV
setiap 24 jam
·
Metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam
7.
Jika hanya sepsis ringan, ibu tidak
terlalu lemah dan sulit merujuk, berikan antibiotika (misalnya ampisilin 1 gr
PE, diikuti 500 mg per oral setiap 6 jam, ditambah metronidazole 500 mg setiap
8 jam selama 5 hari)
8.
Pastikan bahwa ibu/ bayi dirawat
terpisah/ jauh dari anggota keluarga lainnya sampai infeksi teratasi
9.
Cuci tangan dengan seksama sebelum
dan sesudah memeriksa ibu/ bayi
10. Alat-alat
yang dipakai ibu jangan dipakai untuk keperluan lain, terutama untuk ibu nifas
atau bayi lain
11. Beri nasihat
kepada ibu tentang pentingnya kebersihan diri, penggunaan pembalut steril dan
membuangnya dengan hati-hati (sebaiknya dibakar), jika tidak ada pembalut
steril, maka dapat digunakan kain yang telah dijemur sampai kering)
12. Tekankan
pada anggota keluarga tentang pentingnya istirahat, gizi baik, dan banyak minum
bagi ibu
13. Memotivasi
ibu untuk tetap memberikan ASI (namun demikian, bayi memerlukan pemberian ASI
lebih sering agar kebutuhan gizinya terpenuhi)
14. Lakukan
semua pencatatan dengan seksama
15. Amati ibu
dengan seksama dan jika kondisinya tidak membaik dalam 24 jam segera rujuk ke
RS
16. Jika syok
terjadi, ikuti langkah-langkah penatalaksanaan syok yang didiskusikan di
standar 21
2.
Asfiksia Neonatorum
Penanganan
asfiksia ringan :
1.
Nilai keadaan bayi.
2.
Mencuci tangan pada air mengalir dan
memakai sarung tangan steril.
3.
Mencegah kehilangan panas pada bayi
dengan cara mengeringkan tubuh bayi dan membungkus bayi dengan kain yang bersih
dan kering kecuali muka dan dada.
4.
Mengatur posisi bayi sedikit
ekstensi dengan mengganjal bahu bayi dengan kain.
5.
Membersihkan jalan nafas dengan
mengisap lendir menggunakan Dee-Lee, masukkan Dee-Lee 3-5 cm pada bagian mulut
dan 2-3 cm pada bagian hidung.
6. Berikan
asuhan bayi baru lahir normal.
Penanganan asfiksia sedang :
1. Nilai
keadaan bayi.
2.
Mencuci tangan pada air mengalir dan
memakai sarung tangan steril.
3.
Mencegah kehilangan panas pada bayi
dengan cara mengeringkan tubuh bayi dan membungkus bayi dengan kain yang bersih
dan kering kecuali muka dan dada.
4.
Mengatur posisi bayi sedikit
ekstensi dengan mengganjal bahu bayi dengan kain.
5.
Membersihkan jalan nafas dengan
mengisap lendir menggunakan Dee-Lee, masukkan Dee-Lee 3-5 cm pada bagian mulut
dan 2-3 cm pada bagian hidung.
6.
Nilai keadaan bayi.
7.
Berikan rangsangan taktil dengan
cara menggosok punggung bayi dan menepuk telapak kaki bayi.
8.
Berikan oksigen 1-2 liter/menit.
9.
Nilai kembali keadaan bayi.
10. Berikan
asuhan bayi baru lahir normal.
Penanganan asfiksia berat :
1. Nilai
keadaan bayi.
2.
Mencuci tangan pada air mengalir dan
memakai sarung tangan steril.
3.
Mencegah kehilangan panas pada bayi
dengan cara mengeringkan tubuh bayi dan membungkus bayi dengan kain yang bersih
dan kering kecuali muka dan dada.
4.
Mengatur posisi bayi sedikit
ekstensi dengan mengganjal bahu bayi dengan kain.
5.
Membersihkan jalan nafas dengan
mengisap lendir menggunakan Dee-Lee, masukkan Dee-Lee 3-5 cm pada bagian mulut
dan 2-3 cm pada bagian hidung.
6.
Nilai keadaan bayi.
7.
Berikan rangsangan taktil dengan
cara menggosok punggung bayi dan menepuk telapak kaki bayi.
8.
Berikan oksigen 1-2 liter/menit.
9.
Nilai kembali keadaan bayi.
10. Periksa alat
– alat resusitasi.
11. Atur kembali
posisi bayi.
12. Pasang
sungkup menutupi dagu, hidung dan mulut.
13. Tekan balon
ambubag. Lakukan sebanyak 2x dan periksa gerakan dinding dada.
14. Lanjutkan
ventilasi sebanyak 20x/30 detik.
15. Nilai
frekuensi pernafasan bayi dan warna kulit bayi.
16. Lakukan
ventilasi selama 2-3 menit, jika belum membaik lakukan perujukan.
17. Jika setelah
20 menit dilakukan ventilasi keadaan bayi belum membaik hentikan ventilasi
(Purnamaningrum,2010).
3.
BBLR
Penanganan
dan perawatan pada bayi dengan berat badan.
Lahir rendah dapat dilakukan tindakan sebagai berikut : (10,15,17)
Lahir rendah dapat dilakukan tindakan sebagai berikut : (10,15,17)
1)
Mempertahankan
suhu tubuh bayi
Bayi
prematuritas akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, karena
pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, metabolismenya
rendah, dan permukaan badan relatif luas. Oleh karena itu, bayi prematuritas
harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim.
Bila belum memiliki inkubator, bayi prematuritas dapat dibungkus dengan kain
dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas atau menggunakan metode
kangguru yaitu perawatan bayi baru lahir seperti bayi kanguru dalam kantung
ibunya. Caranya: Bayi diletakkan dalam dekapan ibu dengan kulit menyentuh
kulit, posisi bayi tegak, kepala miring ke kiri atau ke kanan. Cara – cara
diatas dilakukan agar panas badan bayi dapat dipertahankan.
2)
Pengawasan
Nutrisi atau ASI
Alat
pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pecernaan
belum matang. Sedangkan kebutuhan protein 3 sampai 5 gr/ kg BB (Berat Badan)
dan kalori 110 gr/ kg BB, sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian
minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan
lambung. Reflek menghisap masih lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya
sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi yang lebih sering. ASI merupakan
makanan yang paling utama, sehingga ASIlah yang paling dahulu diberikan. Bila
faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok
perlahan-lahan atau dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan yang
diberikan sekitar 200 cc/ kg/ BB/ hari.
3)
Pencegahan
Infeksi
Bayi
prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih
lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan pembentukan antibodi belum
sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif dapat dilakukan sejak pengawasan
antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas / BBLR. Dengan
demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan
terisolasi dengan baik.
4)
Penimbangan
Ketat
Perubahan
berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi dan erat kaitannya
dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan
dengan ketat.
4.
Hipotermi
Mengatasi bayi hipotermi dilakukan
dengan cara :
a.
Bayi yang mengalami hipotermi
biasanya mudah sekali meninggal.Tindakan yang harus dilakukan adalah segera
menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu.
b.
Melaksanakan metode kanguru, yaitu
bayi baru lahir dipakaikan popok dan tutup kepala diletakkan di dada ibu agar
tubuh bayi menjadi hangat karena terjadi kontak kulit langsung.Bila tubuh bayi
masih teraba dingin bisa ditambahkan selimut.
c.
Bayi baru lahir mengenakan pakaian
dan selimut yang disetrika atau dihangatkan diatastungku.
d.
Biasanya bayi hipotermi menderita
hipoglikemia, sehingga bayi harus diberi ASI sedikit–sedikit sesering mungkin .
Bila bayi tidak menghisap, beri infuse glukosa / dektrose 10% sebanyak 60–80 ml
/kg per hari
e.
Meminta pertolongan kepada petugas
kesehatan terdekat.
f.
Dirujuk ke rumah sakit.
Cara
menggunakan inkubator bagi BBLR adalah :
1. Membersihkan
inkubator dengan disinfektan setiap hari dan bersihkan secara keseluruhan
setiap minggu atau setiap akan dipergunakan
2. Tutup matras
dengan kain bersih
3. Kosongkan
air reservior (dapat menjadi tempat tumbuh bakteri berbahaya dan menyerang
bayi)
4. Atur suhu
inkubator sesuai umur dan berat bayi :
a.
BB <1500 gram Umur 1-10 hari : 35⁰C, umur 11 hari-3 minggu : 34⁰C, umur 3 -5minggu :33⁰C, umur >5minggu : 32⁰C
b.
BB 1500-2000 gramUmur 1-10 hari :34⁰C, umur 11-4minggu : 33⁰C, umur >4 minggu : 32⁰C
c.
BB 2100-2500 gramUmur 1-2 hari : 34⁰C, umur 3hari-3minggu : 33⁰C, umur > 3 minggu : 32⁰C
d.
BB >2500 gramUmur 1-2 hari : 33⁰C, umur >2hari : 32⁰C.(*bila jenis inkubator berdinding
tebal, setiap perbedaan suhu antara suhu ruang dan suhuinkubator 7⁰C naikan suhu inkubator 1⁰C)
5.
Hangatkan inkubator sebelum
digunakan
6.
Bila memerlukan pengamatan seluruh
tubuh bayi atau terapi sinar, lepas semua pakaian bayi dan segera kenakan
pakaian kembali setelah pengamatan terapi selesai
7.
Tutup inkubator secepat mungkin,
jaga lubang selalu tertutupagar inkubator tetap hangat
8.
Gunakan satu inkubator untuk satu
bayi
9.
Periksa suhu inkubator dengan
termometer ruangan dan ukur suhu bayi peraksila setiap jamdalam 8 jam pertama
kemudian setip 3 jam.a. Bila suhu < 36⁰C atau >37⁰C, atur suhu
inkubator secepatnya
5.
Hipoglikemi
1)
Pada stadium permulaan (sadar),
diberikan gula murni 30 gram (sekitar 2 sendok makan) atau sirup/permen gula
murni (bukan pemanis pengganti gula atau gula diet/gula diabetes) dan makanan
yang mengandung karbohidrat. Obat hipoglikemik dihentikan sementara. Glukosa
darah sewaktu dipantau setiap 1-2 jam. Bila sebelumnya pasien tidak sadar,
glukosa darah dipertahankan sekitar 200 mg/dl dan dicari penyebab hipoglikemia.
2)
Pada stadium lanjut (koma hipoglikemia
atau tidak sadar dan curiga hipoglikemia), diberikan larutan dekstrosa 40%
sebanyak 2 flakon (=50 ml) bolus intravena dan diberikan cairan dekstrosa 10%
per infus sebanyak 6 jam per kolf. Glukosa darah sewaktu diperiksa. Jika GDS
< 50 mg/dl, ditambahkan bolus dekstrosa 40% 50 ml secara intravena; jika GDS
< 100 mg/dl ditambahkan bolus dekstrosa 40% 25 ml intravena. GDS kemudian
diperiksa setiap 1 jam setelah pemberian dekstrosa 40%, jika GDS < 50 mg/dl
maka ditambahkan bolus dekstrosa 40% 50 ml intravena; jika GDS < 100 mg/dl
maka ditambahkan bolus dekstrosa 40% 25 ml intravena; jika GDS 100-200 mg/dl
maka tidak perlu diberikan bolus dekstrosa 40%; jika GDS > 200 mg/dl maka
dipertimbangkan untuk menurunkan kecepatan drip dekstrosa 10%. Jika GDS >
100 mg/dl sebanyak 3 kali berturut-turut, pemantauan GDS dilakukan setiap 2 jam
dengan protokol sesuai di atas. Jika GDS > 200 mg/dl, pertimbangkan
mengganti infus dengan dekstrosa 5% atau NaCl 0,9%. Jika GDS > 100 mg/dl
sebanyak 3 kali berturut-turut, pemantauan GDS dilakukan setiap 4 jam dengan
protokol sesuai di atas. Jika GDS > 100 mg/dl sebanyak 3 kali
berturut-turut, dilakukan sliding scale setiap 6 jam dengan regular insulin.
3)
Bila hipoglikemi belum teratasi,
dipertimbangkan pemberian antagonis insulin seperti adrenalin, kortison dosis
tinggi, atau glukagon 0,5-1 mg iv/im. Jika pasien belum sadar dengan GDS
sekitar 200 mg/dl, diberikan hidrokortison 100 mg per 4 jam selama 12 jam atau
deksametason 10 mg iv bolus dilanjutkan 2 mg tiap 6 jam dan manitol 1,5-2
g/kgBB iv setiap 6-8 jam dan dicari penyebab lain penurunan kesadaran. Untuk
menghindari timbulnya hipoglikemia pada pasien perlu diajarkan bagaimana
menyesuaikan penyuntikan insulin dengan waktu dan jumlah makanan (karbohidrat),
pengaruh aktivitas jasmani terhadap kadar glukosa darah, tanda dini
hipoglikemia, dan cara penanggulangannya.
Ringan :
15-20 g
karbohidrat yang diserap dengan cepat, contoh : Lucozade 100-150 ml mendekati
setengah cangkir teh Jus buah 150-200 ml mendekati satu cangkir teh penuh
Lemonade 150-200 ml mendekati satu cangkir teh penuh Atau tidak diet cola Ulangi setelah 5 menit jika tidak ada perbaikan Kemudian Salah satu Mengambil makanan dengan 60 min dengan dosis insulin yang digunakan, jika sesuai Atau 10 gr zat tepung karbohidrat (co:sepotong roti) jika makan diberikutnya 1-2 jam Atau 20 gr zat tepung karbohidrat (2 potong roti) jika makanan tidak untuk 2 jam atau malam hari Cek gula darah pada 30 menit untuk memastikan sudah pulih/sembuh sampai 4mmol/L Berat : IM glukagon 1 mg bisa diberikan efektif dengan 10 min Kemudian 20 g karbohidrat yg diserap cepat dan jika pulih 40 g karbohidrat yg diserap cepat (co : 2 potong roti) AtauIV glukosa 75 ml 20% glukosa Ulangi pada 5 min jika tidak pengaruh Kemudian 20 g karbohidrat yang diserap cepat dan jika pulih. 40 gr karbohidrat yang diserap cepat (co: 2 potong roti) Jangan gunakan 50% glukosa kecuali kalau melewati saluran pusat vena ( central venous line)
Lemonade 150-200 ml mendekati satu cangkir teh penuh Atau tidak diet cola Ulangi setelah 5 menit jika tidak ada perbaikan Kemudian Salah satu Mengambil makanan dengan 60 min dengan dosis insulin yang digunakan, jika sesuai Atau 10 gr zat tepung karbohidrat (co:sepotong roti) jika makan diberikutnya 1-2 jam Atau 20 gr zat tepung karbohidrat (2 potong roti) jika makanan tidak untuk 2 jam atau malam hari Cek gula darah pada 30 menit untuk memastikan sudah pulih/sembuh sampai 4mmol/L Berat : IM glukagon 1 mg bisa diberikan efektif dengan 10 min Kemudian 20 g karbohidrat yg diserap cepat dan jika pulih 40 g karbohidrat yg diserap cepat (co : 2 potong roti) AtauIV glukosa 75 ml 20% glukosa Ulangi pada 5 min jika tidak pengaruh Kemudian 20 g karbohidrat yang diserap cepat dan jika pulih. 40 gr karbohidrat yang diserap cepat (co: 2 potong roti) Jangan gunakan 50% glukosa kecuali kalau melewati saluran pusat vena ( central venous line)
6.
Kejang pada BBL
Prinsip tindakan untuk mengatasi
kejang
·
Menjaga jalan nafas tetap bebas
·
Mengatasi kejang dengan memberikan
obat anti kejang
·
Mengobati penyebab kejang
Penanganan
kejang pada BBL
·
Bayi diletakan dalam tempat hangat,
pastikan bayi tidak kedinginan, suhu dipertahankan 36,5-37ᴼC
·
Jalan nafas dibersihkan dengan
tindakan penghisapan lendir diseputar mulut, hisung dan nasofaring
·
Pada bayi apnea, pertolongan agar
bayi bernafas lagi dengan alat Bag to Mouth Face Mask oksigen 2 liter/menit
·
Infus
·
Obat antispasmodik/anti kejang :
diazepam 0,5 mg/kg/supp/im setiap 2 menit sampai kejang teratasi dan luminal 30
mg im/iv
·
Nilai kondisi bayi tiap 15 menit
·
Bila kejang teratasi berikan cairan
infus dextrose 10% dengan tetesan 60ml/kgBB/hr
·
Cari faktor penyebab
o Apakah
mungkin bayi dilahirkan dari ibu DM
o Apakah
mungkin bayi prematur
o Apakah
mungkin bayi mengalami asfiksia
o Apakah
mungkin ibu bayi emnghisap narkotika
o Kejang sudah
teratasi, diambil bahan untuk pemeriksaan laboratorium untuk mencari faktor
penyebab, misalnya : darah tepi, elektrolit darah, gula darah, kimia darah,
kultur darah, pemeriksaan TORCH
o Kecurigaan
kearah sepsis (pemeriksaan pungsi lumbal)
o Kejang
berulang, diazepam dapat diberikan sampai 2 kali
·
Masih kejang : dilantin 1,5 mg/kgBB
sebagai bolus iv diteruskan dalam dosis 20 mg iv setiap 12 jam
·
Belum teratasi : phenytoin 15
mg/kgBB iv dilanjutkan 2 mg/kg tiap 12 jam
·
Hipokalsemia (hasil lab kalsium
darah <8mg%) : diberi kalsium glukonas 10% 2 ml/kg dalam waktu 5-10 menit .
apabila belum juga teratasi diberi pyridoxin 25-50 mg
·
Hipoglikemia (hasil lab
dextrosit/gula darah < 40 mg%) : diberi infus dextrose 10%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar