MATA KULIAH
SISTEM INFORMASI KESSEHATAN

TUGAS INDIVIDU 1
NAMA :
IMA AUFYA HIDAYAH
KELAS : B
NPM :
163112540120061
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI DIV KEBIDANAN
TAHUN 2016/2017
KATA
PENGANTAR
Salam Sejahtera , , ,
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan berkatnya kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini dengan judul “SISTEM
INFORMASI KESEHATAN RUMAH SAKIT “ yang diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Dalam penyusunan makalah ini
kami telah mendapatkan bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu
kami menyampaikan banyak teruma kasih kepada semua pihak yang sudah berkontribusi
dalam penyelesaian makalah ini.
Kami memohon maaf apabila
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan. Harapan kami, makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Jakarta ,
Maret 2016
Penyusun
Ima Aufya Hidaya
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu bagian
penting yang tidak dapat dipisahkan dari Sistem Kesehatan di suatu negara.
Kemajuan atau kemunduran Sistem Informasi Kesehatan selalu berkorelasi dan
mengikuti perkembangan Sistem Kesehatan, kemajuan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK ) bahkan mempengaruhi Sistem Pemerintahan yang berlaku di suatu
negara. Suatu sistem yang terkonsep dan terstruktur dengan baik akan
menghasilkan output yang baik juga. Sistem informasi kesehatan merupakan salah
satu bentuk pokok Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dipergunakan sebagai
dasar dan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan arahan
penyelenggaraan pembangunan kesehatan serta pembangunan berwawasan kesehatan.
Dengan
sistem Informasi kesehatan yang baik maka akan membuat masyarakat tidak buta
dengan semua permasalahan kesehatan. Dan mau membawa keluarga nya berobat
dengan mudah bukan lagi dengan birokrasi yang rumit yang membuat masyarakat
enggan membawa anggota keluarganya berobat di pelayanan kesehatan yang
disediakan oleh pemerintah. Dengan maraknya perkembangan media dan technology
seharusnya membuat masyarakat dan khususnya pada mahasiswa kesehatan masyarakat
melek akan kemajuan berinovasi terhadap sistem informasi kesehatan Indonesia.
Berlandaskan
dengan fakta yang terjadi di masyarakat pada saat ini seharus nya bisa
dijadiakan bahan evaluasi dan pertimbangan untuk dapat membentuk sistem
informasi kesehatan yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat . dengan
banyak nya refrensi yang ada pada saat Ini sehingga bisa dijadikan rumusa yang
tepat dan membuat sistem informasi
kesehatan yang tepat guna.
Perkembangan sistem informasi
Kesehatan di Indonesia diawali dengan sebuah sistem informasi Rumah sakit yang
berbasis komputer (Computer Based Hospital Information System).
Dan yang menginovatori hal ini adalah Rumah Sakit Husada pada akhir dekade 80’
an. Beriringan dengan hal itu rupanya Departemen Kesehatan juga mengembangkan
sistem informasi kesehatan berbasis komputer dengan dibantu oleh proyek luar
negri dengan bantuan beberapa tenaga ahli dari universitas gadjah mada. Namun
perjuanagan diawal ini mengalami kemerosotan, hal ini dilihat darei segi
perencanaan yang tidak tersusun dengan baik dimana identifikasi faktor penentu
keberhasilan masih sangat tidak lengkap juga tidak menyeluruh.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
Sistem informasi rumah sakit (SIRS) ( bahasa
Inggris: Hospital
information systems, HIS)
adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data rumah sakit
se-Indonesia. Sistem Informasi ini mencakup semua Rumah Sakit umum maupun
khusus, baik yang dikelola secara publik maupun privat sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.SIRS
ini merupakan penyempurnaan dari SIRS Revisi V yang disusun berdasarkan masukan
dari tiap Direktorat dan Sekretariat dilingkungan Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan. Hal ini diperlukan agar dapat menunjang pemanfaatan data yang
optimal serta semakin meningkatnya kebutuhan data saat ini dan yang akan datang
B. Pengertian manajemen sistem
informasi kesehatan rumah Sakit.
Sistem
Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi
kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi
untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Perturan perundang undangan yang menyebutkan
sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang
kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor
932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem
laporan informasi kesehatan kabupaten/kota.Suatu sistem informasi terdiri dari
data, manusia dan proses serta kombinasi perangkat keras, perangkat lunak dan
teknologi komunikasi. Penggunaan informasi terdiri dari 3 tahap yaitu pemasukan
data, pemrosesan, dan pengeluaran informasi.
C. Sistem
Informasi Kesehatan Di Masa Depan
Dalam
upaya mengatasi fragmentasi data, Pemerintah sedang mengembangkan aplikasi yang
disebut Sistem Aplikasi Daerah (Sikda) Generik. Sistem Informasi Kesehatan
berbasis Generik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Input pencatatan
dan pelaporan berbasis elektronik atau computerized.
b. Input
data hanya dilakukan di tempat adanya pelayanan kesehatan (fasilitas
kesehatan).
c. Tidak ada
duplikasi (hanya dilakukan 1 kali).
d. Akurat,
tepat, hemat sember daya (efisien) dan transfaran. Tejadi pengurangan beban
kerja sehingga petugas memiliki waktu tambahan untuk melayani pasien atau
masyarakat.
e. Data
yang dikirim (uploaded) ke pusat merupakan data individu yang digital di kirim
ke bank data nasional (data warehouse).
f. Laporan
diambil dari bank data sehingga tidak membebani petugas kesehatan di Unit
pelayanan terdepan.
g. Puskesmas
dan Dinas Kesehatan akan dilengkapi dengan peralatan berbasis komputer.
h. Petugas
akan ditingkatkan kompetensinya melalui pelatihan untuk menerapkan Sikda
Generik.
i. Mudah
dilakukan berbagai jenis analisis dan assesment pada data.
j. Secara
bertahap akan diterapkan 3 aplikasi Sikda Generik yaitu Sistem Informasi
Manajemen Kesehatan, Sistem Informasi Dinas Kesehatan dan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit.
D. Tujuan
Utama Sistem Informasi Manajemen Umumnya Mencakup Bidang Manajemen :
a.
Manajemen Sumber Daya Manusia (HRM = Human Resource
Management)
b.
Manajemen Produksi
c.
Manajemen
Keuangan
E. Manfaat
Sistem Informasi Kesehatan
Begitu
banyak manfaat Sistem Informasi Kesehatan yang dapat membantu para pengelola program kesehatan, pengambil kebijakan dan keputusan
pelaksanaan di semua jenjang administrasi (kabupaten atau kota, propvinsi dan
pusat) dan sistem dalam hal berikut :
1. Mendukung
manajemen kesehatan
2. Mengidentifikasi
masalah dan kebutuhan
3. Mengintervensi
masalah kesehatan berdasarkan prioritas
4. Pembuatan
keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan bukti (evidence-based
decision)
5. Mengalokasikan
sumber daya secara optimal
6. Membantu
peningkatan efektivitas dan efisiensi
7. Membantu
penilaian transparansi
F. Peranan
System Informasi Kesehatan
Menurut
WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6 “building block” atau komponen utama dalam sistem
kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen (building block) sistem kesehatan
tersebut adalah:
1. Service
delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)
2. Medical
product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi
kesehatan)
3. Health
worksforce (tenaga medis)
4. Health
system financing (system pembiayaan kesehatan)
5. Health
information system (sistem informasi kesehatan)
6. Leadership
and governance (kepemimpinan dan pemerintah)
Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan
Nasional, SIK merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem
manajemen, informasi dan regulasi kesehatan. Sub sistem manajemen dan
informasi kesehatan merupakan subsistem yang mengelola
fungsi- fungsi kebijakan kesehatan, administrasi
kesehatan, informasi kesehatan dan
hokum kesehatan yang memadai dan mampu
menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan nasional agar berhasil
guna, berdaya guna, dan
mendukung penyelenggaraan ke-6 subsistem lain di
dalam SKN sebagai satu kesatuan yang
terpadu. Adapun sub sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia, yaitu:
1. Upaya
kesehatan
2. Penelitian
dan pengembangan kesehatan
3. Pembiayaan
kesehatan
4. Sumber
daya manusia (SDM) kesehatan
5. Sediaan
farmasi, alat kesehatan dan makanan
6. Manajemen,
informasi, dan regulasi kesehatan
7. Pemberdayaan
masyarakat
Melalui hasil pengembangan sistem informasi ini maka
diharapkan dapat menghasilkan hal-hal sebagai berikut :
1. Perangkat lunak tersebut
dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh pemerintah daerah.
2. Dengan menggunakan open
system tersebut diharapkan jaringan akan bersifat interoperable dengan jaringan
lain.
3. Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan mendorong pengembangan dan
penggunaan Local Area Network di dalam kluster unit pelayanan kesehatan baik
pemerintah dan swasta sebagai komponen sistem di masa depan.
4. Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan mengembangkan kemampuan dalam teknologi informasi video,
suara, dan data nirkabel universal di dalam Wide Area Network yang efektif,
homogen dan efisien sebagai bagian dari jaringan sistem informasi pemerintah daerah.
5. Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan merencanakan, mengembangkan dan memelihara pusat
penyimpanan data dan informasi yang menyimpan direktori materi teknologi
informasi yang komprehensif.
6. Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan secara proaktif mencari, menganalisis, memahami,
menyebarluaskan dan mempertukarkan secara elektronis data/informasi bagi
seluruh stakeholders.
7. Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan access point lain agar data
kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan secara luas dan bertanggung jawab
dan dalam rangka memperbaiki pelayanan kesehatan sehingga kepuasan pengguna
dapat dicapai sebaik-baiknya.
8. Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan manajemen SDM sistem informasi
mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan dan pelatihan, penilaian
pekerjaan, penggajian dan pengembangan karir.
9. Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan mengembangkan unit organisasi pengembangan dan pencarian
dana bersumber masyarakat yang berkaitan dengan pemanfaatan dan penggunaan
data/informasi kesehatan dan kedokteran.
10. Dapat digunakan untuk mengubah tujuan,
kegiatan, produk, pelayanan organisasi, untuk mendukung agar organisasi dapat
meraih keunggulan kompetitif.
11. Mengarah pada peluang-peluang
strategis yang dapat ditemukan.
F. Ruang
Lingkup Sistem Informasi Kesehatan
Ruang
lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, mencakup pengelolaan informasi
dalam lingkup manajemen pasien (front office management). Lingkup ini
antara lain sebagai berikut:
1. Registrasi
Pasien, yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan pengidentifikasian maupun pembuatan statistik dari
pasien masuk sampai keluar. Modul ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama,
pendaftaran rawat inap/jalan, dan info kamar rawat inap.
2. Rawat
Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti: penyakit dalam, bedah,
anak,obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dan mulut,
kardiologi, radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain
sesuai kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnose dan tindakan terhadap pasien
agar tersimpan di dalam laporan rekam medis pasien.
3. Rawat
Inap. Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi
dokter, hubungan dengan poliklinik/penunjang medis.
4. Penunjang
Medis/Laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaan seperti: ECG, EEG, USG,
ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan lain-lain.
5. Penagihan
dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat inap
dan penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab medik), baik secara
langsung maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM. Modul ini juga
mencatat transaksi harian pasien (laboratorium, obat, honor dokter), daftar
piutang, manajemen deposit dan lain-lain.
6. Apotik/Farmasi,
yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-obatan.
Melalui
lingkup manajemen pasien tersebut dapat diperoleh laporan laporan mengenai:
1. Pendapatan
rawat inap dan jalan secara periodik (harian, bulanan dan tahunan),
2. Penerimaan
kasir secara periodik,
3. Tagihan
dan kwitansi pembayaran pasien
4. Rekam
medis pasien,
5. Data
kegiatan rumah sakit dalam triwulan (RL1),
6. Data
morbiditas pasien rawat inap (RL2a),
7. Data
morbiditas pasien rawat jalan (RL2b),
8. Manajemen
ketersediaan obat pada bagian farmasi/apotik,
9. Penerimaan
kasir pada bagian farmasi/apotik,
10. Data morbiditas
penyakit khusus pasien rawat inap (RL2a1),
11. Grafik yang
menunjang dalam pengambilan keputusan.
12 Data
morbiditas penyakit khusus pasien rawat jalan (RL2b1),
G. Konsep-konsep
Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
Ada
beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh para pengembang atau pembuat
rancang bangun sistem informasi (designer). Konsep-konsep tersebut antara lain:
1. Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi pada dasarnya sistem informasi tidak
bergantung kepada penggunaan teknologi komputer. Sistem informasi yang
memanfaatkan teknologi komputer dalam implementasinya disebut sebagai Sistem
Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information System).
2. Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem yangdinamis.
Dinamika
sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh dinamika
perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu perlu disadari bahwa
pengembangan sistem informasi tidak pernah berhenti.
3. Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikutisiklus hidup system
Panjang
pendeknya umur layak guna sistem informasi tersebut ditentukan diantaranya
oleh:
a. Perkembangan
organisasi semakin cepat
b. Perkembangan teknologi
informasi
4. Daya guna sistem informasi sangat ditentukan olehtingkat integritas sistem informai itu sendiri.
Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya
guna yang tinggi, jika dibandingkan dengan sistem informasi yang
terfragmentasi. Usaha untuk melakukan integrasi sistem yang ada didalam suatu
organisasi menjadi satu sistem yang utuh merupakan usaha yang berat dengan
biaya yang cukup besar dan harus dilakukan secara berkesinambungan.
5. Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangatbergantung pada strategi yang dipilih untukpengembangan sistem tersebut.
Strategi yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem
sangat bergantung kepada besar kecilnya cakupan dan tingkat kompleksitas dari
sistem informasi tersebut. Untuk sistem informasi yang cakupannya luas dan
tingkat kompleksitas yang tinggi diperlukan tahapan pengembangan seperti:
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan, Pembuatan Rancangan Global, Pembuatan
Rancangan Rinci, Implementasi dan Operasionalisasi. Dalam pemilihan strategi
harus dipertimbangkan berbagai factor seperti : keadaan yang sekarang dihadapi,
keadaan pada waktu system informasi siap dioperasionalkan dan keadaan dimasa
mendatang, termasuk antisipasi perkembangan organisasi dan perkembangan
teknologi. Ketidaktepatan dalam melakukan prediksi keadaan dimasa mendatang,
merupakan salah satu penyebab kegagalam implementasi dan operasionalisasi
sistem informasi.
6. Pengembangan Sistem Informasi organisasi harusmenggunakan pendekatan
fungsi dan dilakukan secaramenyeluruh (holistik).
Pengembangan sistem informasi dilakukan dengan menggunakan
pendekatan struktur organisasi dan pada umumnya mengalami kegagalan,
karena struktur organisasi sering kali kurang mencerminkan semua fungsi yang
ada didalam organisasi. Sebagai pengembang sistem informasi hanya bertanggung
jawab dalam mengintegrasikan fungsi-fungsi dan sistem yang ada didalam
organisasi tersebut menjadi satu sistem informasi yang terpadu. Pemetaan
fungsi-fungsi dan sistem ke dalam unit-unit struktural yang ada di dalam
organisasi tersebut adalah wewenang dan tanggungjawab dari pimpinan organisasi
tersebut. Penyusunan rancang bangun/desain system informasi seharusnya
dilakukan secara menyeluruh sedangkan dalam pembuatan aplikasi bisa dilakukan
secara sektoral atau segmental menurut prioritas dan ketersediaan dana.
Pengembangan sistem yang dilakukan segmental atau sektoral tanpa adanya desain
sistem informasi yang menyeluruh akan menyebabkan kesulitan dalam melakukan
intergrasi sistem.
7. Informasi telah menjadi aset organisasi.
Dalam konsep manajemen modern, informasi telah menjadi salah
satu aset dari suatu organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana.
Penguasaan informasi internal dan eksternal organisasi merupakan salah satu
keunggulan kompetitif (competitive advantage), karena keberadaan informasi
tersebut:
a. Menentukan
kelancaran dan kualitas proses kerja
b. Menjadi ukuran kinerja
organisasi/perusahaan
c. Menjadi
acuan yang pada akhirnya menentukan kedudukan/peringkat organisasi tersebut
dalam persaingan lokal maupun global.
8. Penjabaran sistem sampai ke aplikasi menggunakanstruktur hirarkis yang mudah dipahami.
Dalam semua kepustakaan yang membahasa konsep sistem, hanya
dikenal istilah sistem dan subsistem. Hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam
melakukan penjabaran sistem informasi yang cukup luas cakupannya. Oleh karena
itu, dalam penjabaran sering digunakan istilah Sistem, Subsistem, Modul,
Submodul, Aplikasi.
H. Aplikasi
Sistem Informasi Kesehatan pada Sistem Informasi Rumah Sakit
1. Rancang
Bangun (desain) Sistem Informasi Rumah Sakit
Rancang
Bangun Rumah Sakit (SIRS), sangat bergantung kepada jenis dari rumah sakit
tersebut. Rumah sakit di Indonesia, berdasarkan kepemilikannya dibagi menjadi
2, sebagai berikut : Rumah Sakit Pemerintah, yang dikelola oleh:
1). Departemen
Kesehatan, 2). Departemen
Dalam Negeri,
3). TNI, 4) BUMN.
2. Pengembangan
Sistem Informasi Rumah Sakit
Dalam melakukan pengembangan SIRS, pengembang haruslah
bertumpu dalam 2 hal penting yaitu “kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS”
dan “sasaran pengembangan SIRS” tersebut. Adapun kriteria dan kebijakan yang
umumnya dipergunakan dalam penyusunan spesifikasi SIRS adalah sebagai berikut:
A. SIRS
harus dapat berperan sebagai subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional dalam
memberikan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.
B.
SIRS harus mampu mengaitkan dan mengintegrasikan seluruh arus
informasi dalam jajaran Rumah Sakit dalam suatu sistem yang terpadu.
C. SIRS
dapat menunjang proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan maupun
pengambilan keputusan operasional pada berbagai tingkatan.
D. SIRS
yang dikembangkan harus dapat meningkatkan daya-guna dan hasil-guna terhadap
usaha-usaha pengembangan sistem informasi rumah sakit yang telah ada maupun
yang sedang dikembangkan.
E. SIRS
yang dikembangkan harus mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap perubahan dan
perkembangan dimasa datang.
F. Usaha
pengembangan sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu dengan biaya
investasi yang tidak sedikit harus diimbangi pula dengan hasil dan manfaat yang
berarti (rate of return) dalam waktu yang relatif singkat.
G. SIRS yang
dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian sedini mungkin.
H. Pentahapan
pengembangan SIRS harus disesuaikan dengan keadaan masing-masing subsistem
serta sesuai dengan kriteria dan prioritas.
I. SIRS
yang dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh petugas, bahkan bagi petugas
yang awam sekalipun terhadap teknologi komputer (user friendly).
J. SIRS
yang dikembangkan sedapat mungkin menekan seminimal mungkin perubahan, karena
keterbatasan kemampuan pengguna SIRS di Indonesia, untuk melakukan adaptasi
dengan sistem yang baru.
K. Pengembangan
diarahkan pada subsistem yang mempunyai dampak yang kuat terhadap pengembangan
SIRS. Atas dasar dari penetapan kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS
tersebut di atas, selanjutnya ditetapkan sasaran pengembangan sebagai
penjabaran dari Sasaran Jangka Pendek Pengembangan SIRS, sebagai berikut:
a) Memiliki aspek
pengawasan terpadu
b)
Terbentuknya sistem pelaporan yang sederhana dan mudah dilaksanakan, akan
tetapi cukup lengkap dan terpadu.
Suatu sistem informasi yang dapat memberikan dukungan akan
informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu melalui dukungan data yang
bersifat dinamis.
d) Meningkatkan
daya-guna dan hasil-guna seluruh unit organisasi dengan menekan pemborosan.
e) Terjaminnya
konsistensi data.
f) Orientasi
ke masa depan.
g) Pendayagunaan
terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi yang telah ada maupun sedang
dikembangkan, agar dapat terus dikembangkan dengan mempertimbangkan
integrasinya sesuai
Secara garis besar tahapan
pengembangan SIRS adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan
Rencana Induk Pengembangan SIRS,
b. Penyusunan
Rancangan Global SIRS
c. Penyusunan
Rancangan Detail/Rinci SIRS,
d. Pembuatan
Prototipe, terutama untuk aplikasi yang sangat spesifik,
e. Implementasi,
dalam arti pembuatan aplikasi, pemilihan dan pengadaan perangkat keras maupun
perangkat lunak pendukung.
f. Operasionalisasi
dan Pemantapan.
Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer
(Computer Based Hospital Information System) memang sangat diperlukan untuk
sebuah rumah sakit dalam era globalisasi, namun untuk membangun sistem
informasi yang terpadu memerlukan tenaga dan biaya yang cukup besar.
Kebutuhan akan tenaga dan biaya yang besar tidak hanya dalam
pengembangannya, namun juga dalam pemeliharaan SIRS maupun dalam melakukan
migrasi dari system yang lama pada sistem yang baru. Selama manajemen
rumah sakit belum menganggap bahwa informasi adalah merupakan aset dari
rumah sakittersebut, maka kebutuhan biaya dan tenaga tersebut diatas dirasakan
sebagai beban yang berat, bukan sebagai konsekuensi dari adanya kebutuhan
akaninformasi. Kalau informasi telah menjadi aset rumah sakit, maka beban
biaya untuk pengembangan, pemeliharaan maupun migrasi SIRS sudah
selayaknyamasuk dalam kalkulasi biaya layanan kesehatan yang dapat diberikan
oleh rumah sakit itu. Perlu disadari sepenuhnya, bahwa penggunaan
teknologi informasi dapat menyebabkan ketergantungan, dalam arti sekali
mengimplementasikan dan mengoperasionalkan SIRS, maka rumah sakit tersebut
selamanya terpaksa harus menggunakan teknologi informasi. Hal ini
disebabkan karena perubahan dari sistem yang terotomasi menjadi sistem
manual merupakan kejadian yang sangat tidak menguntungkan bagi rumah sakit
tersebut.
I. Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit
Menurut Ery Rustiyanto (2010), Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIM RS) adalah suatu rangkaian kegiatan yang mencakup semua
pelayanan kesehatan (rumah sakit) disemua tingkatan administrasi yang dapat
memberikan informasi kepada pengelola untuk proses manajemen pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Pelayanan yang termasuk didalamnya adalah Pelayanan
Utama (Front Office) dan Pelayanan Administasi (Back Office). Pelayanan
Utama (Front Office)
Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu
dengan lainnya), tetapi secara umum/generik memiliki prosedur pelayanan
terintegrasi yang sama yaitu proses pendaftaran, proses rawat (jalan atau inap)
dan proses pulang. Pelayanan Administratif (Back Office)
Rumah Sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya fisik
(manusia, uang, mesin/alat kesehatan/aset, material seperti obat, alat tulis
kantor, barang habis pakai dan sejenisnya). Walaupun proses bisnis setiap Rumah
Sakit unik tapi tetap terdapat proses umum, diantaranya perencanaan,
pembelian/pengadaan, pemeliharaan stok/inventory, pengelolaan Aset, pengelolaan
SDM, pengelolaan uang (hutang, piutang, kas, buku besar dan lainnya). Peran
sistem informasi didalam kegiatan manajemen rumah sakit sangatlah membantu dan
mempunyai peran yang sangat efektif dalam proses pelayanan kesehatan di rumah
sakit, dengan sistem informasi seorang pemimpin rumah sakit dapat mengambil
suatu kebijakan secara cepat, tepat dan akurat berdasarkan informasi yang didap

BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Informasi dapat menggambarkan kejadian nyata yang
digunakan untuk pengambilan keputusan. Sumber dari informasi adalah data yang
dapat berbentuk huruf, simbol, alfabet dan lain sebagainya. Pada intinya sistem
informasi itu tidak lepas dari input-proses-output, data yang diproses oleh
sistem sehingga menghasilkan suatu output (informasi) yang berguna.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar